Skip to main content

Penjelasan Tentang Kebenaran Naskh dan Bantahan Terhadap Orang-orang yahudi yang Menganggap Hal itu Mustahil | Al-Baqarah, Ayat 106-107 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Al-Baqarah, Ayat 106-107.

Penjelasan Tentang Kebenaran Naskh dan Bantahan Terhadap Orang-orang yahudi yang Menganggap Hal itu Mustahil.

Firman Allah Ta'ala, "Tidakkah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? Dan tidak ada bagimu selain Allah seorang pelindung ataupun seorang penolong."

Melalui ayat ini Allah Ta'ala menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya bahwasanya Dia-lah yang mengatur seluruh makhluk-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Dia-lah yang menciptakan dan memerintah. Dia-lah yang mengatur, sebagaimana Dia menciptakan mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Dia memberikan kebahagiaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan menimpakan kesengsaraan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, Dia-lah yang menjadikan sehat siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Dia pula yang membuat sakit siapa yang dikehendaki-Nya, Dia-lah yang memberikan taufiq siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia pula yang menelantarkan siapa yang dikehendaki-Nya. Demikian pula Dia menetapkan hukum terhadap hamba-hamba-Nya dengan apa yang dikehendaki-Nya. Dia menghalalkan dan mengharamkan apa yang dikehendaki-Nya, membolehkan dan melarang apa yang dikehendaki-Nya. Dia-lah yang menentukan hukum yang dikehendaki-Nya. Tidak ada yang bisa menentang (menahan) hukum-Nya. Dia tidak ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya dan makhluklah yang akan ditanya tentang perbuatan mereka. Dia-lah yang menguji hamba-hamba-Nya dan menguji ketaatan mereka terhadap Rasul-rasul-Nya dengan naskh (penghapusan hukum). Dia memerintahkan sesuatu yang mengandung maslahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-Nya yang hanya Dia-lah yang mengetahuinya, kemudian melarang mereka dari perkara-perkara yang kemudharatannya hanya diketahui oleh-Nya. Maka ketaatan yang mutlak adalah dengan melaksanakan perintah-Nya, mengikuti Rasul-rasul-Nya dalam membenarkan setiap hal yang mereka beritakan dan meninggalkan setiap hal yang mereka larang.

Penjelasan di atas merupakan bantahan telak dan penjelasan tuntas atas kekufuran yahudi serta pemalsuan syubhat mereka -laknat Allah atas mereka- yang menyerukan tentang kemustahilan adanya penghapusan hukum Allah, baik dengan alasan logika (akal) sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian mereka karena kebodohan dan kekufuran mereka, atau dengan alasan penukilan sebagaimana yang diduga (dikira-kira) oleh sebagian lainnya yang dibuat-buat dan (mengandung) kedustaan.

Imam Abu Ja'far bin Jarir rahimahullaah mengatakan, "Penafsiran ayat tersebut adalah, 'Wahai Muhammad, tidakkah engkau tahu bahwa hanya milik-Ku-lah kerajaan dan kekuasaan langit dan bumi, bukan selain-Ku. Di dalamnya Aku menetapkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Ku. Aku memerintahkan kepada apa yang aku kehendaki dan melarang dari apa yang Aku kehendaki. Juga menaskh, mengganti serta merubah hukum-hukum yang Aku berlakukan kepada hamba-hamba-Ku sesuai dengan kehendak-Ku, jika Aku memang menghendaki, dan Aku menempatkan apa yang Aku kehendaki."

Kemudian Abu Ja'far mengatakan, "Meskipun ayat ini Allah Ta'ala tujukan kepada Nabi-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam (yang mengabarkan) tentang keagungan-Nya, namun ayat ini sekaligus mendustakan orang-orang yahudi yang mengingkari naskh (penghapusan) hukum-hukum Taurat dan menolak kenabian 'Isa dan Muhammad 'alaihimash shalaatu was salaam, karena keduanya diutus oleh Allah dengan membawa beberapa perubahan yang memang Allah rubah dari hukum-hukum Taurat.

Maka Allah memberitahukan kepada mereka bahwa kerajaan dan kekuasaan langit dan bumi ini hanyalah milik-Nya, dan seluruh makhluk ini berada di bawah kekuasaan-Nya dan tunduk kepada-Nya. Mereka wajib mendengar dan menaati perintah dan larangan-Nya. Dia memiliki hak untuk memberikan perintah dan larangan kepada mereka, menaskh, menetapkan dan menjadikan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, berupa persetujuan (penetapan), perintah dan larangan." (407)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

407. Ath-Thabari (II/ 488).

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Edit Isi: Abu Ahsan Sirojuddin Hasan Bashri Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat Belas, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT