Skip to main content

Keseimbangan penciptaan manusia

Oleh Dr. Muhammad Musa

"Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu, lalu menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang."
{Qur-an Suroh al-Infithoor: Ayat 7}

Dalam ayat ini ALLOH Sub-haanahu wa ta'aala menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia diciptakan penuh dengan kesempurnaan, tentunya tidak sama dengan makhluq lainnya yang telah diciptakan lebih dulu. Itu artinya kesempurnaan yang dimaksud dalam Qur-an Suroh at-Tiin (95): Ayat 4, adalah keseimbangan. Dengan kesempurnaan dan keseimbangan ini, diharapkan manusia dapat mengemban tugas sebagai kholifah di muka bumi. Jika tugas itu dapat ditunaikan dengan baik, maka manusia akan menempati posisi yang mulia di sisi ROBB-nya (maqoma mahmuda). Namun sebaliknya, ketika manusia tak menjalankan tugasnya dengan pola-pola keseimbangan yang telah ditetapkan oleh ALLOH Sub-haanahu wa ta'aala, maka manusia akan terjerumus pada kebinasaan dan kehinaan, sedangkan kehidupan di muka bumi rusak dan hancur beantakan.


Coba perhatikan kembali ayat ini "Yang telah menciptakan kamu" (pangkal ayat 7). Manusia diciptakan berawal dari air mani yang terpancar keluar dari sulbi seorang laki-laki, kemudian bercampur dengan air yang keluar daripada tarooib seorang perempuan. Setelah itu berproseslah selama 9 bulan 10 hari di dalam rohim seorang ibu hingga menjadi sempurna. Sejak dari segumpal air yang dinamai nuthfah, berangsur menjadi segumpal darah yang dinamai 'alaqoh, lanjut menjadi segumpal daging yang dinamai mudhghoh. "Lalu menjadi (susunan tubuh)mu seimbang." (ujung ayat 7).

Bentuk tubuh manusia benar-benar dijadikan ALLOH Sub-haanahu wa ta'aala seimbang, sehingga dengan mengukur jejak kaki saja, orang dapat menaksir berapa luas muka, berapa panjang tangan, berapa besar kepala, dan berapa pula panjang tungkai kaki. Karena besar badan, tingginya, bidang dadanya, luas bahunya, dan seluruh badan manusia adalah seimbang. Itu jugalah yang dijelaskan oleh ALLOH Sub-haanahu wa ta'aala dalam Qur-an Suroh at-Tiin (95): Ayat 4, bahwa manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan sesempurnanya ciptaan.

"Pada bentuk apapun DIA kehendaki, DIA menyusun tubuhmu." {Ayat 8}

ALLOH Sub-haanahu wa ta'aala membuat bentuk tubuh manusia itu sesuka-NYA sendiri; ada yang tinggi, ada yang rendah, ada yang gemuk, dan ada yang kurus. Warna kulit pun tidak sama. Sehingga 10 orang bersaudara, satu ayah satu ibu, berbeda wajahnya, berbeda suaranya, dan berbeda pula masing-masing sidik jarinya; tidak ada yang sama dan tidak pula sedikit pun masuk kekuasaan manusia buat menentukan bakat atau bawaan dari masing-masing manusia.

Dalam satu riwayat dijelaskan dari Abu 'Abdirrohman 'Abdulloh bin Mas'ud rodhiyaLLOOHU 'anhu, dia berkata, "Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam menceritakan kepada kami dan Beliau adalah orang yang jujur dan harus dipercaya, 'Sesungguhnya (fase) penciptaan kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selam 40 hari (dalam bentuk) nuthfah (sperma), kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal darah kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal daging, kemudian diutuslah Malaikat, ditiupkan ruh dan dicatat 4 hal: rizqinya, ajalnya, 'amalannya, apakah ia beruntung atau celaka. Demi ALLOH Yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali DIA, sungguh di antara kalian ada yang ber'amal dengan 'amalan penduduk Jannah (Surga) hingga antara dia dengan Jannah sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir) sehingga ber'amal dengan 'amalan penduduk Naar (Neraka), sehingga masuk ke dalamnya (Neraka). Seungguhnya ada di antara kalian yang ber'amal dengan 'amalan penduduk Neraka, hingga antara ia dengan Neraka sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (taqdir) sehingga ber'amal dengan 'amalan penduduk Jannah sehingga masuk ke dalamnya (Jannah)."

Benar apa yang dikatakan oleh kaum sufi bahwa barang siapa yang mengenal dirinya dengan baik, maka dia akan mengenal Tuhannya. Namun sangat disayangkan, bahwa sedikit dari manusia yang memahami hakikat dirinya, sehingga kebanyakan dari mereka menyia-nyiakan hidupnya sehingga kehidupannya menjadi tidak seimbang. Sebagai contoh yang sederhana ketika manusia lebih mengedepankan hawa nafsunya, maka tatanan yang penuh keseimbangan itu akan rusak dan menjadi tidak seimbang, seperti pada ersoalan makan dan minum. Ketika manusia makan dan minum secara berlebihan, maka akan menimbulkan berbagai persoalan kesehatan. Padahal ALLOH Sub-haanahu wa ta'aala telah mengingatkan:

"Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah ketika engkau akan memasuki masjid, makan dan minumlah namun jangan berlebihan, sesungguhnya ALLOH tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."
{Qur-an Suroh al-A'rof (7): Ayat 31}

WALLOOHU A'lam bishowwab

Maroji':
Tabloid Bekam Edisi 16/ Tahun 3/ 2013.

===

Catatan:
Tentang kaum sufi yang diagungkan di atas maka perlu pengetahuan yang lebih mendalam tentangnya, silahkan membaca artikelnya klik disini

===

LAYANAN GRATIS
Estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum
085778018878
http://www.bajaringantangerang.com/

===

tabloid bekam, ldl, hdl, makanan sampah, manfaat kolesterol, kolesterol, gejala kolesterol, pengertian kolesterol, menurunkan kolesterol, trigliserida, asam urat, kolesterol tinggi, gula darah, darah tinggi

Popular posts from this blog