Kolesterol, terutama LDL telah mendapat tuduhan massal sebagai sumber terjadinya penumpukan plak sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Penyempitan yang bisa berujung penyumbatan inilah yang disimpulkan sebagai penyebab jantung koroner maupun stroke dan penyakit lainnya. Karena itu banyak pihak yang terjun dalam pengobatan dengan penuh yakin menuding dan mencela makhluq ALLOH Ta'ala tersebut (kolesterol) sebagai terminal berbagai penyakit...
Perang terhadap kolesterol pun dilancarkan, baik lewat ucapan, seminar, iklan bahaya kolesterol. Maupun dengan ragam terapi termasuk obat-obatan sintetis dan herbal anti kolesterol. Dengan penuh semangat para produsen atau formulator mengoplos obat/ herbal yang mampu menekan angka kolesterol dengan cepat. Apakah benar yang diperangi LDL atau plak yang belum jelas asalnya? Bila yang diperangi LDL, maka yang terjadi obat tersebut hanya menghabisi pengangkut kolesterol ke seluruh jaringan sel atau sebaliknya menguatkan dan menyuburkan LDL/HDL? Pada gilirannya kesenangan menghabisi LDL hanya membuat sel kekurangan gizi dan oksigen? waLLOOHU A'lam
Lain lagi dengan kalangan manula yang diserukan 'selalu siaga', karena mereka dianggap rawan jadi sasaran kolesterol tinggi. Sehingga tak jarang dijumpai obrolan dan tingkat kecemasan mereka terhadap kolesterol begitu riuh. Termasuk semangat kalangan manula yang memadati pusat-pusat pengobatan dalam rangka waspada kolesterol. Fenomena ini menjadi wajar saja lantaran isu kematian akibat kolesterol makin lekat di telinga.
Ternyata 'tingkat bahaya' tingginya kolesterol pada kalangan manula disikapi beragam para ahli. Tidak sedikit para ahli kardiovaskuler dan biokimia yang menegaskan tidak adanya hubungan antara tingginya angka kolesterol dengan masalah jantung. Terbukti banyak yang tervonis mengalami gangguan jantung atau PJK (penyakit jantung koroner) namun kolesterolnya normal.
Direktur eksekutif kardiovaskuler, Institut Baylor, Texas, Amerika Serikat, Dr. William Clifford Roberts mengungkapkan bahwa dewasa ini rata-rata kolesterol total warga AS adalah 196 mili/desi liter (ml/dl), namun 45% penduduk negeri itu meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Hal ini membuktikan bahwa perang terhadap kolesterol tidak selaras dengan tingkat kematian yang ditudingkan.
Sementara Prof. Dr. George V. Mann yang mengabdi di Universitas Vanderbilt Nashville, AS, berujar angka kolesterol yang tinggi pada manula tidaklah membahayakan mereka. Bahkan sebaliknya kolesterol yang rendah malah bisa membahayakan manula dan bisa menyebabkan kematian.
Mengapa? Menurut pakar biokimia tersebut, sesungguhnya meningkatnya kolesterol pada manula sebagai bentuk keseimbangan atas menurunnya kondisi mereka. Untuk itu meningkatnya angka kolesterol pada manula tak perlu dikhawatirkan, lantaran peningkatan tersebut berguna mengawal kebutuhan energinya. Apalagi telah terbukti gangguan saluran pembuluh darah yang banyak dialami manula, terutama terbentuknya plak belum bisa dibuktikan dengan nyata akibat gangguan kolesterol.
Dia juga membantah bahwa kolesterol dianggap sebagai penyebab kerusakan pembuluh darah arteri, walau lebih dari 90% kolesterol ditemukan dalam sel. Dari hasil penelitiannya dia menyimpulkan tidak ada lemak jenuh yang ditemukan dalam plak aorta. Sedangkan penyebab kerusakan arteri antara lain tingginya kadar insulin dalam darah yang merusak dinding arteri dan menyebabkan pembekuan darah, hal ini akibat konsumsi tinggi karbohidrat (gula) yang meningkatkan insulin.
Selanjutnya, rusaknya pembuluh arteri dipicu oleh minimnya asupan asam lemak esensial (EFA - Essensial Fat Acid) yang bermanfaat bagi kesehatan arteri. Kerusakan arteri juga dipengaruhi oleh kurangnya oksigen dalam darah, sehingga darah mengalir lambat. Perusak arteri berikutnya adalah racun dan bahan kimia dalam makanan, kelebihan suplemen kalsium yang memicu terjadinya plak di arteri.
Maroji':
Tabloid Bekam Edisi 16/ Tahun 3/ 2013.
===
LAYANAN GRATIS
Estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum
085778018878
http://www.bajaringantangerang.com/
===
kolesterol, gejala kolesterol, pengertian kolesterol, menurunkan kolesterol, trigliserida, asam urat, kolesterol tinggi, gula darah, darah tinggi
Perang terhadap kolesterol pun dilancarkan, baik lewat ucapan, seminar, iklan bahaya kolesterol. Maupun dengan ragam terapi termasuk obat-obatan sintetis dan herbal anti kolesterol. Dengan penuh semangat para produsen atau formulator mengoplos obat/ herbal yang mampu menekan angka kolesterol dengan cepat. Apakah benar yang diperangi LDL atau plak yang belum jelas asalnya? Bila yang diperangi LDL, maka yang terjadi obat tersebut hanya menghabisi pengangkut kolesterol ke seluruh jaringan sel atau sebaliknya menguatkan dan menyuburkan LDL/HDL? Pada gilirannya kesenangan menghabisi LDL hanya membuat sel kekurangan gizi dan oksigen? waLLOOHU A'lam
Lain lagi dengan kalangan manula yang diserukan 'selalu siaga', karena mereka dianggap rawan jadi sasaran kolesterol tinggi. Sehingga tak jarang dijumpai obrolan dan tingkat kecemasan mereka terhadap kolesterol begitu riuh. Termasuk semangat kalangan manula yang memadati pusat-pusat pengobatan dalam rangka waspada kolesterol. Fenomena ini menjadi wajar saja lantaran isu kematian akibat kolesterol makin lekat di telinga.
Ternyata 'tingkat bahaya' tingginya kolesterol pada kalangan manula disikapi beragam para ahli. Tidak sedikit para ahli kardiovaskuler dan biokimia yang menegaskan tidak adanya hubungan antara tingginya angka kolesterol dengan masalah jantung. Terbukti banyak yang tervonis mengalami gangguan jantung atau PJK (penyakit jantung koroner) namun kolesterolnya normal.
Direktur eksekutif kardiovaskuler, Institut Baylor, Texas, Amerika Serikat, Dr. William Clifford Roberts mengungkapkan bahwa dewasa ini rata-rata kolesterol total warga AS adalah 196 mili/desi liter (ml/dl), namun 45% penduduk negeri itu meninggal karena penyakit kardiovaskuler. Hal ini membuktikan bahwa perang terhadap kolesterol tidak selaras dengan tingkat kematian yang ditudingkan.
Sementara Prof. Dr. George V. Mann yang mengabdi di Universitas Vanderbilt Nashville, AS, berujar angka kolesterol yang tinggi pada manula tidaklah membahayakan mereka. Bahkan sebaliknya kolesterol yang rendah malah bisa membahayakan manula dan bisa menyebabkan kematian.
Mengapa? Menurut pakar biokimia tersebut, sesungguhnya meningkatnya kolesterol pada manula sebagai bentuk keseimbangan atas menurunnya kondisi mereka. Untuk itu meningkatnya angka kolesterol pada manula tak perlu dikhawatirkan, lantaran peningkatan tersebut berguna mengawal kebutuhan energinya. Apalagi telah terbukti gangguan saluran pembuluh darah yang banyak dialami manula, terutama terbentuknya plak belum bisa dibuktikan dengan nyata akibat gangguan kolesterol.
Dia juga membantah bahwa kolesterol dianggap sebagai penyebab kerusakan pembuluh darah arteri, walau lebih dari 90% kolesterol ditemukan dalam sel. Dari hasil penelitiannya dia menyimpulkan tidak ada lemak jenuh yang ditemukan dalam plak aorta. Sedangkan penyebab kerusakan arteri antara lain tingginya kadar insulin dalam darah yang merusak dinding arteri dan menyebabkan pembekuan darah, hal ini akibat konsumsi tinggi karbohidrat (gula) yang meningkatkan insulin.
Selanjutnya, rusaknya pembuluh arteri dipicu oleh minimnya asupan asam lemak esensial (EFA - Essensial Fat Acid) yang bermanfaat bagi kesehatan arteri. Kerusakan arteri juga dipengaruhi oleh kurangnya oksigen dalam darah, sehingga darah mengalir lambat. Perusak arteri berikutnya adalah racun dan bahan kimia dalam makanan, kelebihan suplemen kalsium yang memicu terjadinya plak di arteri.
Maroji':
Tabloid Bekam Edisi 16/ Tahun 3/ 2013.
===
LAYANAN GRATIS
Estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum
085778018878
http://www.bajaringantangerang.com/
===
kolesterol, gejala kolesterol, pengertian kolesterol, menurunkan kolesterol, trigliserida, asam urat, kolesterol tinggi, gula darah, darah tinggi