31. Dari al-Barro’ bin Azib RodhiyaLLOOHU 'Anhu, bahwa pertama kali Nabi ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam datang ke Madinah, Beliau bertempat tinggal di rumah kakek-kakeknya, atau al Barro’ mengatakan paman-pamannya dan golongan Anshor. Ketika itu Beliau sholat menghadap ke Baitul Maqdis selama lebih kurang enam belas atau tujuh belas bulan. Sebenarya Beliau lebih suka Baitulloh menjadi kiblatnya (dalam riwayat lain: Beliau lebih suka menghadap ke arah Ka’bah). Sholat yang pertama kali Beliau laksanakan {dengan menghadap ke Ka’bah} adalah sholat 'Ashor, dan saat itu beberapa orang ikut sholat bersama Beliau. Kemudian salah seorang yang ikut sholat bersama Beliau keluar dan melewati sebuah masjid [milik golongan Anshor yang sedang melaksanakan sholat 'Ashor dengan menghadap Baitul Maqdis], saat itu mereka sedang ruku’. Lantas orang itu berkata, “Demi ALLOH, baru saja aku sholat bersama Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam menghadap ke arah Makkah.” Maka dengan segera mereka mcrubah arah dengan menghadap ke Baitulloh [sementara mereka masih dalam keadaan ruku’], [sehingga dengan demikian mereka menghadap ke arah Baitulloh]. Orang yahudi mulanya sangat bangga ketika Nabi sholat menghadap Baitul Maqdis, begitu pula Ahli Kitab. Akan tetapi setelah Beliau berubah ke Baitulloh, mereka mencela perubahan itu.” [Lalu ALLOH 'Azza wa Jalla menurunkan ayat, “Sungguh KAMI (sering) melihat mukamu menengadah ke langit.” {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): Ayat 144} (Maksudnya ialah: Nabi ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam sering melihat ke langit dan menunggu turunnya wahyu yang memerintahkan Beliau menghadap ke Baitulloh.) Lalu Beliau pun menghadap ke Ka’bah. Orang-orang yang kurang akal, yakni kaum yahudi, berkata {sebagaimana disebutkan dalam al Qur-an}: “Apakah yang memalingkan mereka (ummat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya? Katakanlah, ‘Kepunyaan ALLOH lah Timur dan Barat; DIA memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-NYA ke jalan yang lurus’.” {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): Ayat 142} [Adapun orang yang] Selanjutnya al-Barro’ menyebutkan dalam hadits ini, “Banyak orang yang telah meninggal di masa kiblat masih ke Baitul Maqdis, dan banyak juga yang terbunuh setelah kiblat menghadap ke Baitulloh. Kami tidak mengerti bagaimana hukum sholat itu.” Lalu turunlah ayat, ‘ALLOH tidak akan menyia-nyiakan imanmu.” {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): Ayat 143) [“Sesungguhnya ALLOH Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia]."
Maroji':
Kitab: Mukhtashor Shohih Bukhori, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani, Judul terjemahan: Ringkasan Shohih Bukhori, Penerbit: Pustaka Azzam - Jakarta.
===
LAYANAN GRATIS
Estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum
085778018878
http://www.bajaringantangerang.com/
===
anshar, kiblat, baitul maqdis, baitullah, ka'bah, shalat ashar, ruku, rubah kiblat, tanda iman, ujian iman
Maroji':
Kitab: Mukhtashor Shohih Bukhori, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani, Judul terjemahan: Ringkasan Shohih Bukhori, Penerbit: Pustaka Azzam - Jakarta.
===
LAYANAN GRATIS
Estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum
085778018878
http://www.bajaringantangerang.com/
===
anshar, kiblat, baitul maqdis, baitullah, ka'bah, shalat ashar, ruku, rubah kiblat, tanda iman, ujian iman