Skip to main content

Beberapa Hukum dan Adab Idul Adha yang Penuh Berkah | Keutamaan 10 Dzulhijah

فضل عشر ذي الحجة.

Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin.

Keutamaan 10 Dzulhijah.

Keutamaan Hari-hari yang Sepuluh pada Bulan Dzulhijah.

Beberapa Hukum dan Adab Idul Adha yang Penuh Berkah.

Wahai saudaraku yang kucintai..., kami sampaikan salam hormat kami dengan penghormatan Islam, kami ucapkan kepadamu ((السّلام عليكم ورحمة اللّه وبركاتة)) "As-Salamu 'alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh", kami menyampaikan salam hormat kepadamu seiring dengan datangnya Idul Adha yang penuh berkah, dan kami katakan kepadamu ((تقبّل اللّه منّا ومنك)) "Taqobbalallohu minna wa minka". Kami berharap agar engkau mau menerima dari kami risalah ini, yang kami mohonkan kepada Alloh 'Azza wa Jalla agar menjadi risalah yang bermanfaat untukmu dan untuk semua kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia.

Saudaraku sesama muslim..., kebaikan dari segala kebaikan adalah dengan mengikuti petunjuk Rosul (shollallohu 'alaihi wa sallam) dalam setiap permasalahan hidup kita. Oleh karena itulah kami ingin mengingatkan engkau akan beberapa hal yang disunnahkan untuk dikerjakan atau untuk diucapkan pada malam Idul Adha yang penuh berkah, di hari Nahr (hari penyembelihan kurban) dan tiga hari Tasyriq, serta kami rangkum dalam beberapa poin berikut ini:

1. Takbir.

Disyariatkan untuk bertakbir di pagi hari 'Arofah sampai 'Ashar terakhir hari-hari Tasyriq, yaitu tanggal 13 dari bulan Dzulhijah. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan hendaklah kamu menyebut nama Alloh di hari-hari yang terbilang."

Dan caranya adalah dengan engkau mengucapkan:

اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ. اللَّهُ أَكْبَرُ وَ لِلَّهِ الْحَمْدُ.

"Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar, La ilaha illalloh wallohu akbar, Allohu Akbar wa lillahil hamdu (Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar, Tiada ilah selain Alloh. Dan Alloh Maha Besar. Alloh Maha Besar. Dan segala puji hanya milik Alloh.)"

Disunnahkan untuk mengucapkannya setiap selesai sholat dengan suara yang keras bagi laki-laki di masjid-masjid, pasar-pasar dan rumah-rumah, untuk mengumumkan keagungan Alloh dan menampakkan ibadah serta bersyukur kepada-Nya.

2. Menyembelih kurban.

Ini dilakukan setelah sholat 'Id berdasarkan sabda Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam:

من ذبح قبل أن يصلّي فليعد مكانها أخرى ومن لم يذبح فليذبح

"Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka hendaknya ia mengulangi penyembelihannya dengan binatang yang lain, dan barangsiapa yang belum menyembelih, maka sembelihlah sekarang." (HR. Bukhori dan Muslim)

Waktu penyembelihan adalah empat hari 'Id, yakni satu hari Nahr (hari penyembelihan), dan tiga hari Tasyriq. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

"Seluruh hari-hari Tasyriq adalah waktu penyembelihan." (Lihat di As-Silsilatush-Shohihah No. 2476)

3. Mandi dan memakai minyak wangi untuk laki-laki.

Memakai pakaian yang paling bagus tanpa adanya pemborosan dan berlebih-lebihan, tidak melakukan isbal (menjulurkan kain menutupi mata kaki) dan tidak memotong jenggot, karena hal ini diharamkan. Adapun kaum perempuan, mereka disyariatkan untuk keluar ke mushola (tempat penyelenggaraan sholat) 'Id tanpa berhias dan tanpa memakai wangi-wangian. Tidak dibenarkan pergi untuk melaksanakan ketaatan kepada Alloh dan mengerjakan sholat, tetapi kemudian bermaksiat kepada Alloh dengan berhias, memperlihatkan auratnya dan memakai wangi-wangian di depan laki-laki.

4. Makan hewan kurban.

Ketika itu Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam tidak makan sampai beliau kembali dari mushola lantas beliau makan dari hewan kurbannya. (Zadul Ma'ad 1/441)

5. Pergi ke mushola 'Id dengan berjalan kaki jika mampu.

Merupakan hal yang disunnahkan untuk mengerjakan sholat di mushola 'Id kecuali jika ada udzur, misalnya berupa hujan, maka ia diperbolehkan mengerjakan sholat di masjid seperti yang dilakukan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam.

6. Sholat bersama orang-orang muslim dan disunnahkan juga menghadiri khutbah.

Yang telah diwajibkan oleh para muhaqqiq dari kalangan ulama seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah bahwa sholat 'Id wajib hukumnya, seperti yang difirmankan oleh Alloh Subhanahu wa Ta'ala:

فصلّ لربّك وانحر

"Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."

Tidaklah gugur kewajiban itu kecuali karena adanya udzur. Kaum perempuan pun ikut menyaksikan 'Id bersama kaum muslimin sampai-sampai wanita yang haid dan para gadis perawan juga disunnahkan pergi ke mushola, meski kaum wanita yang sedang haid diperintahkan untuk menyingkir dari tempat sholat.

7. Menempuh jalan yang berbeda.

Disunnahkan bagimu di dalam pergi menuju mushola 'Id melalui suatu jalan dan pulang dengan melewati jalan yang lain, seperti yang dilakukan Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.

8. Saling mengucapkan selamat dengan Hari 'Id.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam.

Waspadalah, wahai saudaraku sesama muslim, akan terjadinya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh kebanyakan orang, di antaranya:

* Takbir bersama-sama dengan suara yang satu atau mengulang-ulang di belakang seseorang yang meneriakkan takbir.

* Perbuatan yang sia-sia di hari-hari 'Id, berupa mengerjakan hal-hal yang diharamkan seperti mendengarkan musik, menyaksikan film, bercampur baur antara laki-laki dan perempuan bukan mahromnya, dan perbuatan munkar yang lainnya.

* Mengambil sedikit dari rambut atau memotong kuku-kuku sebelum penyembelihan kurban bagi yang hendak berkurban, karena itu dilarang oleh Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.

* Boros dan bertindak mubadzir, yakni mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya, tidak ada kepentingannya, serta tidak ada faedahnya, berdasarkan firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala:

ولا تسرفوا إنّه لا يحبّ المسرفين

"Dan janganlah kalian berlebih-lebihan. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-An'am [6]: 141)

Sebagai penutup, janganlah engkau lupa wahai saudaraku sesama muslim, untuk bersungguh-sungguh di dalam beramal kebaikan dengan cara silaturahim, berziarah (mengunjungi) sanak kerabat, menghilangkan permusuhan, kedengkian dan kebencian, dan membersihkan hati darinya, serta berkasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang fakir, anak-anak yatim, membantu mereka dan menghibur mereka. Kita berdoa kepada Alloh agar Dia memberi kita taufiq kepada perkara yang Dia cintai dan Dia ridhoi, agar Dia menjadikan kita paham terhadap agama kita, agar Dia menjadikan kita termasuk orang-orang yang mau mengamalkan berbagai amalan di sepuluh hari bulan Dzulhijah berupa amalan sholih, ikhlas, yang mengharap keridhoan Alloh.

وصلى اللّه على نبينا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: فضل عشر ذي الحجة, Penulis: Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Ibadah Kurban, Keutamaan dan Koreksi Atas Berbagai Kesalahannya, Keutamaan 10 Dzulhijah, Penerjemah: Muhammad Basyirun, Editor: Irwan Raihan, Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Solo - Indonesia, Cetakan I, Desember 2004 M.

===

Pertama kali disalin pada hari Sabtu - Jum'at, 27 September - 3 Oktober 2014 M, dan direvisi pada hari ini.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT