Skip to main content

Takut Kepada Allah | Kitab Tauhid

Bab 32

Takut Kepada Allah

Allah Ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kalian) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy). Oleh karena itu, janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar orang yang beriman." (QS. Ali Imran: 175)

"Orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan petunjuk." (QS. At Taubah: 18)

"Di antara manusia ada yang berkata, 'Kami beriman kepada Allah,' maka apabila dia disakiti (karena dia beriman) kepada Allah, dia menganggap siksaan manusia itu seperti siksaan Allah. Sungguh, jika datang pertolongan dari Rabbmu, mereka pasti akan berkata, 'Sesungguhnya kami beserta kalian.' Bukankah Allah lebih memgetahui apa yang tersimpan dalam dada semua manusia?" (QS. Al Ankabut: 10)

Dalam hadits yang marfu' dari Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu:

"Sesungguhnya di antara bentuk lemahnya iman adalah mencari keridhaan manusia dengan melakukan perkara yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah, memuji orang lantaran rizki Allah yang diberikan lewat mereka. Sesungguhnya (datangnya) rizki Allah tak dapat dipercepat dengan semangat seseorang yang menggelora untuk mendapatkannya. Begitu pula tidak dapat digagalkan oleh kebencian seseorang." (HR. Abu Nu'aim dalam kitab Al Hilyah 5/106)

Aisyah radhiyallahu 'anhuma menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barangsiapa yang mencari keridhaan Allah walaupun membuat orang marah, maka Allah akan ridha kepadanya dan membuat orang-orang menjadi ridha kepadanya. Barangsiapa yang mencari keridhaan manusia dengan perkara yang bisa mendatangkan kemarahan Allah, maka Allah akan marah kepadanya dan membuat orang-orang jadi marah kepadanya." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 276 dan Tirmidzi 2414)

Kandungan Bab

1. Tafsir surat Ali Imran ayat: 175. (144)

2. Tafsir surat Baraah ayat: 18.

3. Tafsir surat Al Ankabut ayat: 10. (145)

4. Keyakinan hati bisa melemah dan menguat.

5. Di antara tanda lemahnya hati adalah tiga perkara yang telah disebutkan di atas.

6. Kewajiban untuk memurnikan rasa takut hanya kepada Allah.

7. Dijelaskan pahala bagi orang yang mencari keridhaan Allah walaupun membuat orang lain marah kepadanya.

8. Ancaman bagi orang yang mencari keridhaan manusia dengan perkara-perkara yang bisa mendatangkan kemarahan Allah.

=====

144. Ayat ini menunjukkan kewajiban untuk memurnikan rasa takut (khauf) kepada Allah. Oleh karena itu khauf termasuk jenis ibadah dan menyelewengkan ibadah kepada selain Allah adalah syirik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 287)

145. Kedua ayat dalam surat Baraah dan Al Ankabut di atas menunjukkan kewajiban untuk memurnikan khasyah (takut disertai pengetahuan terhadap suatu hal yang ditakutkan) dilandasi rasa pengagungan kepada Allah. Oleh karena itu khasyah adalah termasuk amal ibadah dan menyelewengkan ibadah kepada selain Allah adalah syirik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 289)

=====

Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.