Skip to main content

Riya' | Kitab Tauhid

Bab 36

Riya'

Allah Ta'ala berfirman,

"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, akan tetapi aku diberi wahyu. Sesungguhnya sesembahan kaliam adalah sesembahan yang satu. Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah mengerjakan amal yang shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada-Nya." (QS. Al Kahfi: 110)

Imam Muslim meriwayatkan hadits marfu' dari Abu Hurairah (radhiyallahu 'anhu) bahwa Allah Ta'ala berfirman,

"Aku tidaklah butuh dengan sekutu-sekutu yang lain. Barangsiapa yang berbuat sesuatu yang tercampur dengan perbuatan menyekutukan-Ku dengan selain-Ku, maka Aku akan meninggalkannya dan amal perbuatannya yang tercampuri syirik." (HR. Muslim 2985, Ibnu Majah 4202, dan Ahmad 2/301)

Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu' dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu,

"Maukah kalian aku beritahu sesuatu yang lebih aku khawatirkan daripada Al Masih Ad Dajjal?" Para sahabat menjawab, "Tentu." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Syirik khafi, yaitu tatkala seseorang berdiri mengerjakan shalat, ketika ada orang lain menyaksikannya maka dia lantas membagus-baguskan shalatnya." (Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah 4204 dan Ahmad 3/30)

Kandungan Bab

1. Tafsir surat Al Kahfi ayat: 110. (154)

2. Suatu perkara yang sangat penting yaitu amal shalih tidak akan diterima Allah jika amal tersebut tercampuri niatan untuk selain Allah.

3. Dijelaskan bahwa sebab tidak diterimanya amalan yang tercampur dengan syirik adalah karena Allah sangat tidak membutuhkan sekutu-sekutu yang lain.

4. Alasan lain adalah karena Allah adalah sekutu yang paling baik.

5. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam khawatir jika riya' menimpa para sahabatnya.

6. Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) menafsirkan syirik khafi dengan memberikan contoh seseorang yang sedang mengerjakan shalat. Ketika dia mengetahui ada orang lain yang menyaksikannya maka diapun membagus-baguskan shalatnya.

=====

Catatan Kaki:

154. Ayat yang mulia di atas menjelaskan bahwa amal seseorang tidak akan diterima Allah kecuali jika bersih dari kesyirikan dan di antara bentuk kesyirikan adalah riya'. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 324)

=====

Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.