Bab 44
Ucapan yang Terlarang
Di antara ucapan yang dilarang adalah mengucapkan, "Atas kehendak Allahbdan kehendak si Fulan."
Qutailah (166) radhiyallahu 'anhu menuturkan,
"Ada seorang yahudi yang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengatakan, 'Sesungguhnya kalian telah berbuat syirik karena kalian mengatakan, 'Atas kehendak Allah dan atas kehendakmu,' dan mengatakan, 'Demi Ka'bah.'' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lantas memerintahkan para sahabat jika ingin bersumpah hendaknya mengucapkan, 'Demi Rabb Ka'bah,' dan mengucapkan, 'Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu.'" (Shahih, diriwayatkan oleh Nasa'i 7/7, Ahmad 6/371-372, Hakim 4/297, Baihaqi 3/216)
Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa ada seseorang yang berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Atas kehendak Allah dan atas kehendakmu." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) berkata kepadanya,
"Apakah engkau menjadikanku sebagai sekutu bagi Allah? Katakanlah, 'Atas kehendak Allah semata.'" (Hasan, diriwayatkan oleh Nasa'i dalam Al Kubra 10825, Ibnu Majah 2117, Ahmad 1/214, Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad 783)
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ath Thufail, saudara seibu Aisyah, dia menuturkan bahwa dirinya bermimpi seolah-olah mendatangi sekelompok orang yahudi. Dia lantas berkata, "Kalian adalah sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengucapkan, 'Uzair adalah anak Allah.'" Mereka mengatakan, "Kalian juga adalah sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengucapkan, 'Atas kehendak Allah dan atas kehendak Muhammad.'"
Setelah itu (masih dalam mimpi, -ed.) Ath Thufail bertemu dengan orang-orang nashrani dan mengatakan, "Kalian adalah sebaik-baik kaum kalau kalian tidak mengucapkan, 'Al Masih adalah anak Allah.'" Mereka mengatakan, "Kalian adalah sebaik-baik kaum, kalau kalian tidak mengucapkan, 'Atas kehendak Allah dan atas kehendak Muhammad.'"
Pada pagi harinya, Ath Thufail mengabarkan hal itu kepada orang-orang. Dia lantas mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memberitahu hal itu. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apakah engkau telah mengabarkan hal ini kepada seseorang?" Dia menjawab, "Ya." Setelah memuji dan menyanjung Allah, Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda,
"Ath Thufail telah bermimpi dan telah diberitahukannya beberapa orang di antara kalian. Sesungguhnya kalian telah mengatakan suatu ucapan yang belum sempat aku larang karena ada beberapa penghalang. Oleh karena itu, sekarang janganlah kalian mengucapkan, 'Atas kehendak Allah dan atas kehendak Muhammad,' akan tetapi katakanlah, 'Atas kehendak Allah semata.'" (Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2118, Ahmad 5/399)
Kandungan Bab
1. Orang yahudi juga mengetahui permasalahan syirik ashghar.
2. Pemahaman seseorang terkadang dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkomentar (terhadap orang yang mengatakan, 'Atas kehendak Allah dan atas kehendakmu.') dengan bersabda, "Apakah engkau menjadikanku sebagai sekutu bagi Allah?" Lantas bagaimanakah komentar beliau kalau ada orang yang mengatakan, "Duhai makhluk yang paling mulia, tidaklah aku memiliki tempat berlindung yang lebih baik selain engkau..." dan dua bait selanjutnya.
4. Mengucapkan, "Atas kehendak Allah dan kehendakmu," tidaklah termasuk syirik akbar. Hal ini berdasarkan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "...karena ada beberapa penghalang..."
5. Mimpi baik termasuk salah satu macam wahyu.
6. Mimpi terkadang menjadi sebab disyariatkannya sebagian hukum.
=====
Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.