Skip to main content

Menisbatkan Turunnya Hujan Kepada Bintang | Kitab Tauhid

Bab 30

Menisbatkan Turunnya Hujan Kepada Bintang

Allah Ta'ala berfirman,

"Kalian membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepada kalian dengan mendustakan Allah." (QS. Al Waqi'ah: 82)

Abu Malik Al Asy'ari (139) (radhiyallahu 'anhu) menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Empat perkara dalam umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang belum mereka tinggalkan adalah; membangga-banggakan kebesaran leluhur, mencela nasab orang lain, menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-bintang dan meratapi orang yang telah meninggal." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) lantas bersabda, "Wanita yang meratapi orang yang telah meninggal jika dia tidak bertobat sebelum matinya, maka dia akan dibangkitkan pada hari Kiamat dengan mengenakan pakaian yang berlumuran cairan tembaga dan mengenakan mantel yang bercampur dengan penyakit gatal." (HR. Muslim 934)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid (140) radhiyallahu 'anhu, dia menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengimami kami dalam shalat Subuh di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala beliau telah selesai, maka beliau menghadap ke arah para sahabat. Beliau lantas bersabda,

"Apakah kalian mengetahui apa yang telah difirmankan Rabb kalian?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih tahu." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) mengatakan bahwa Allah berfirman, "Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada juga yang kafir. Orang yang mengatakan, 'Hujan turun kepada kami karena karunia dan rahmat Allah', dialah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Sedangkan orang yang mengatakan, 'Hujan turun kepada kami lantaran bintang ini dan itu', dialah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang." (HR. Bukhari 1038, Muslim 71)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas yang maknanya adalah; sebagian orang ada yang mengatakan bahwa bintang ini dan itu telah benar. Allah lantas menurunkan ayat-ayat berikut ini,

"Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kalian mengetahui. Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia di dalam kitab yang terpelihara (Lauh Mahfudz). Tidaklah menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Rabb semesta alam. Apakah kalian menganggap remeh Al Qur'an ini? Kalian (mengganti) rizki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah)." (QS. Al Waqi'ah: 75-82) (HR. Muslim 73 dan hadits ini tidak diriwayatkan oleh Bukhari)

Kandungan Bab

1. Tafsir surat Al Waqi'ah ayat: 82. (141)

2. Dijelaskan empat perkara yang termasuk perbuatan jahiliyah.

3. Disebutkan bahwa di antara empat perkara tersebut ada yang menyebabkan kekufuran (yaitu; menisbatkan turunnya hujan kepada bintang, -pent).

4. Ada bentuk kekufuran yang tidak mengeluarkan seseorang dari agama Islam.

5. Penjelasan tentang hadits qudsi, "Pagi ini, di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan ada yang kafir." Hal ini disebabkan turunnya nikmat (hujan, -pent).

6. Perlu dipahami makna "beriman" dalam hadits di atas (yaitu dengan menisbatkan bahwa hujan adalah karunia Allah, -pent).

7. Perlu dipahami pula makna "kafir" dalam hadits di atas (yaitu dengan menisbatkan bahwa hujan itu disebabkan bintang-bintang di langit, -pent).

8. Ucapan seseorang, "Sungguh telah benar bintang ini dan itu." Mengandung unsur kekufuran (dan sama dengan ucapan, "Hujan itu turun karena bintang ini dan itu.", -pent).

9. Di antara metode pengajaran guru kepada muridnya adalah dengan melontarkan suatu pertanyaan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi, "Apakah kalian mengetahui apa yang telah difirmankan Rabb kalian?"

10. Ancaman terhadap wanita yang meratapi orang yang telah meninggal.

=====

Catatan Kaki:

139. Beliau adalah Al Harits bin Al Harits Asy Syami. Beliau adalah seorang sahabat. Hanya Abu Salam saja yang meriwayatkan hadits dari beliau. Dalam kalangan sahabat ada dua orang yang memiliki nama Abu Malik Al 'Asy`ari.

140. Beliau adalah Zaid bin Khalid Al Juhani. Beliau adalah seorang sahabat yang terkenal. Beliau wafat pada tahun 68 H dalam usia 85 tahun.

141. Ayat ini menjelaskan kafirnya orang yang mengatakan bahwa nikmat itu datang karena selain Allah, contohnya adalah mengatakan bahwa hujan itu turun karena bintang-bintang. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 268)

=====

Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.