Bab 28
Hukum Tathayur
Allah Ta'ala berfirman,
"Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al A'raf: 131)
"Utusan-utusan itu berkata, 'Kemalangan kalian itu adalah karena kalian sendiri. Apakah jika kalian diberi peringatan (kalian mengancam kami)? Sebenarnya kalian adalah kaum yang melampaui batas.'" (QS. Yasin: 19)
Abu Hurairah (radhiyallahu 'anhu) menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak ada 'adwa (134), thiyarah (135), hamah (136), dan shafar (137)." (HR. Bukhari 5757, Muslim 2220 dengan lafazh tambahan seperti berikut ini)
"Tidak ada juga nau' dan ghul."
Imam Bukhari 5776 dan Muslim 2224 meriwayatkan hadits dari Anas radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak ada 'adwa dan thiyarah, akan tetapi yang membuatku terkagum-kagum adalah fa'l." Para sahabat bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan fa'l?" Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) menjawab, "Kalimah Thayyibah (Kata-kata yang indah)."
Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari 'Uqbah bin Amir (138) radhiyallahu 'anhu, dia berkata, "Thiyarah disebut-sebut di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bersabda,
"Yang paling baik adalah fa'l. Janganlah thiyarah itu menggagalkan seorang Muslim dari niatnya. Jika salah seorang di antara kalian melihat sesuatu yang dibencinya, hendaknya mengucapkan,
اَللّٰهُمَّ لَا يَأْتِيْ بِالْحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ, وَلَا يَدْفَعُ السَّيِّأٰتِ إِلَّا أَنْتَ, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّۃَ إِلَّا بِكَ
Allaahumma laa ya`tii bil hasanaati illaa anta, wa laa yad fa'us sayyi-aati illaa anta, wa laa haulaa wa laa quwwata illaa bika.
'Ya Allah, tidak ada yang bisa mendatangkan kebaikan kecuali Engkau dan tidak ada yang bisa menolak kejelekan kecuali Engkau pula. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.'" (HR. Abu Dawud 3919, Baihaqi 8/139)
Abu Dawud meriwayatkan hadits marfu' dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Thiyarah adalah perbuatan syirik, thiyarah adalah perbuatan syirik."
Ibnu Mas'ud menambahkan, "Tiada seorang pun di antara kita melainkan di dalam hatinya telah terkena pengaruh thiyarah. Akan tetapi Allah telah menghilangkan pengaruh itu dengan menumbuhkan rasa tawakal kepada-Nya." (Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud 3910, Tirmidzi 1614, Ibnu Majah 3538, Ahmad 1/389)
Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu 'Amr radhiyallahu 'anhu,
"Barangsiapa yang mengurungkan niatnya karena thiyarah, maka dia telah berbuat syirik." Para sahabat bertanya, "Lantas apa penebus hal itu?" Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) menjawab, "Berdo'alah,
اَللّٰهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ, وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ, وَلَا إِلٰهَ غَيْرُكَ
Allaahumma laa khaira illaa khairuka, wa laa thaira illaa thairuka, wa laa ilaaha ghairuka.
'Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari-Mu. Tidak ada kesialan kecuali kesialan yang datang dari-Mu. Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Engkau.'" (Hasan, diriwayatkan oleh Ahmad 2/220, Ibnu As Sunni dalam kitab 'Amalul Yaum wal Lailah 293)
Ahmad meriwayatkan hadits dari Al Fadhl bin Abbas,
"Thiyarah adalah sesuatu yang bisa membuatmu menunaikan atau mengurungkan niatmu."
Kandungan Bab
1. Perlu diperhatikan firman Allah, "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah." Dan firman Allah, "Kemalangan kalian itu karena kalian sendiri."
2. Pernyataan bahwa tidak ada 'adwa.
3. Pernyataan bahwa tidak ada thiyarah.
4. Pernyataan bahwa tidak ada hamah.
5. Pernyataan bahwa tidak ada Shafar.
6. Fa'l tidak termasuk yang dilarang, akan tetapi termasuk yang diperbolehkan.
7. Pengertian fa'l.
8. Jika dalam hati seseorang timbul thiyarah akan tetapi sebenarnya dia tidak menginginkannya, maka hukumnya tidaklah mengapa. Bahkan Allah akan menghilangkan hal itu dengan tawakal kepada-Nya.
9. Dijelaskan do'a yang hendaknya diucapkan ketika mendapatkan sesuatu yang tidak disukai.
10. Penjelasan yang gamblang bahwa thiyarah itu adalah perbuatan syirik.
11. Pengertian thiyarah yang tercela.
=====
Catatan Kaki:
134. 'Adwa adalah penularan penyakit dari penderitanya kepada orang yang sehat dengan sendirinya tanpa takdir dari Allah, -pent.
135. Thiyarah adalah merasa bernasib sial karena melihat atau mendengar sesuatu, -pent.
136. Hamah adalah burung hantu yang membawa nasib sial, -pent.
137. Shafar adalah bulan yang dianggap mendatangkan kesialan, -pent.
138. Yang benar adalah 'Urwah bin 'Amir sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnu Hibban dalam kitab Tsiqat At Tabi'in.
=====
Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.