Skip to main content

Merasa Aman dari Siksa Allah dan Putus Asa dari Rahmat-Nya | Kitab Tauhid

Bab 34

Merasa Aman dari Siksa Allah dan Putus Asa dari Rahmat-Nya

Allah Ta'ala berfirman,

"Maka apakah mereka merasa aman dari makar (148) Allah? Tiadalah yang merasa aman dari siksa Allah kecuali orang-orang yang merugi." (QS. Al A'raf: 99)

"Ibrahim berkata, 'Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabbnya kecuali orang-orang yang sesat.'" (QS. Al Hijr: 56)

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau menjawab,

"Menyekutukan Allah, berputus asa dari rahmat Allah dan merasa aman dari makar Allah." (Hasan, diriwayatkan oleh Bazzar dalam kitab Kasyful Astar 106)

'Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dia menuturkan,

"Dosa besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah, merasa aman dari makar Allah, berputus asa dari rahmat Allah dalam meraih cita-cita dan menyelesaikan permasalahan." (149) (Shahih, diriwayatkan oleh Abdurrazzaq 19701, Ibnu Jarir 5/40, Thabrani dalam kitab Al Kabir 8784)

Kandungan Bab

1. Tafsir surat Al A'raf ayat: 99. (150)

2. Tafsir surat Al Hijr ayat: 56. (151)

3. Ancaman yang sangat keras bagi orang yang merasa aman dari makar Allah.

4. Ancaman yang sangat keras bagi orang yang putus asa.

=====

Catatan Kaki:

(148) Makar Allah artinya adalah Allah membuai orang-orang yang berbuat maksiat dengan limpahan nikmat yang banyak.

(149) Al Qunuth adalah merasa putus asa dari rahmat Allah dan putus asa untuk bisa meraih cita-cita yang diinginkan. Sedangkan Al Ya'su adalah merasa putus asa untuk bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi. (Lihat Al Qaulul Mufid 'ala Kitab At Tauhid: II/50)

150. Ayat ini menjelaskan haramnya merasa aman dari makar Allah karena ini berkonsekuensi merendahkan kesempurnaan Allah yang mutlak dan melenyapkan kesempurnaan tauhid seseorang. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 307)

151. Ayat ini menjelaskan haramnya berputus asa dari rahmat Allah karena ini adalah bentuk penghinaan terhadap kemuliaan Allah yang mutlak dan menghilangkan kesempurnaan tauhid seseorang. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 308)

=====

Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.