Skip to main content

Sabar Terhadap Takdir Allah | Kitab Tauhid

Bab 35

Sabar Terhadap Takdir Allah

Sabar terhadap takdir Allah termasuk bentuk keimanan kepada-Nya.

Allah Ta'ala berfirman,

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At Taghabun: 11)

'Alqamah (152) menjelaskan bahwa ayat di atas berbicara tentang seseorang yang ditimpa musibah, lantas dia sadar bahwa musibah itu datangnya dari Allah maka dia pun rela dan pasrah.

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Dua perkara yang masih dikerjakan orang padahal kedua-duanya adalah kekafiran, yaitu: mencela nasib orang lain dan meratapi orang yang telah mati." (HR. Muslim 67, Tirmidzi 1001)

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu' dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu,

"Tidaklah termasuk golongan kami orang yang (ketika ditimpa musibah, -pent) memukul-mukul pipi, merobek-robek kerah baju dan menyeru dengan seruan jahiliyah." (HR. Bukhari 2197 dan Muslim 103)

Anas radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Jika Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia akan menyegerakan siksaan-Nya di dunia. Akan tetapi jika Dia menginginkan kejelekan bagi hamba-Nya, maka Dia akan menunda siksaan-Nya sampai Dia membalasnya pada hari Kiamat." (Shahih, diriwayatkan oleh Tirmidzi 2396, Ibnu Majah 4031)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya besarnya balasan itu setimpal dengan besarnya cobaan. Jika Allah Ta'ala mencintai sekelompok orang maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa di antara mereka yang ridha maka dia akan mendapatkan keridhaan dari-Nya. Akan tetapi barangsiapa di antara mereka marah, dia akan mendapatkan kemurkaan Allah." (Hadits ini dihasankan oleh Tirmidzi 2396, diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah 4031)

Kandungan Bab

1. Tafsir surat At Taghabun ayat: 11. (153)

2. Sesungguhnya sabar terhadap takdir Allah adalah termasuk bentuk keimanan.

3. Larangan untuk mencela nasab orang lain.

4. Ancaman yang sangat keras bagi orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek kerah baju dan menyeru dengan seruan jahiliyah.

5. Tanda ketika Allah menginginkan kebaikan bagi hamba-Nya.

6. Tanda ketika Allah menginginkan kejelekan bagi hamba-Nya.

7. Tanda ketika Allah mencintai hamba-Nya.

8. Haramnya marah-marah.

9. Pahala yang disediakan bagi orang yang ridha dengan musibah yang menimpa dirinya.

=====

Catatan Kaki:

153. Ayat yang mulia di atas menjelaskan bahwa bersabar terhadap takdir Allah dan tidak berkeluh kesah adalah tanda keimanan seseorang kepada Allah. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 314)

=====

Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.