Skip to main content

Hukum Nusyrah | Kitab Tauhid

Bab 27

Hukum Nusyrah

Jabir radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya tentang nusyrah. Beliau lantas menjawab,

"Nusyrah adalah perbuatan setan." (HR. Ahmad 3/294 dengan sanad yang jayyid dan Abu Dawud 3868)

Imam Ahmad (rahimahullah) ketika ditanya tentang nusyrah berkata, "Ibnu Mas'ud (radhiyallahu 'anhu) membenci semua bentuk nusyrah."

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dari Qatadah (131), dia berkata kepada Ibnul Musayyab, "Ada orang yang terkena sihir atau mungkin ditenung sehingga tidak bisa menggauli isterinya, apakah dia diperbolehkan untuk melakukan nusyrah? Ibnul Musayyab mengatakan,

"Tidak mengapa, karena mereka melakukannya dalam rangka untuk kebaikan. Nusyrah yang bisa bermanfaat itu tidaklah dilarang." Sekian penukilan dari Shahih Bukhari. (Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari secara mu'allaq dalam kitab Ath Thibb, bab Hal yustakhraju As Sihr. Ibnu Abdil Bar meriwayatkan secara maushul dalam kitab At Tamhid (6/243))

Al Hasan (132) mengatakan, "Tidaklah ada orang yang mampu menghilangkan pengaruh sihir kecuali tukang sihir itu sendiri."

Ibnul Qayyim (133) mengatakan, "Nusyrah adalah menghilangkan pengaruh sihir dari seseorang. Nusyrah ada dua bentuk:

a) Menghilangkan pengaruh sihir dengan sihir pula. Nusyrah inilah yang merupakan amal perbuatan setan. Oleh karena itu perkataan Al Hasan di atas harus didudukkan bahwa orang yang melakukan nusyrah dan orang yang meminta diobati itu sama-sama mendekatkan diri kepada setan dengan sesuatu yang disenangi setan sehingga pengaruh sihir itu pun bisa hilang dari orang yang tersihir tadi.

b) Nusyrah dengan menggunakan ruqyah, bacaan ta'awwudz, obat-obatan dan do'a-do'a yang diperbolehkan syariat. Nusyrah dengan cara demikian itu diperbolehkan.

Kandungan Bab

1. Larangan melakukan nusyrah.
2. Perbedaan antara nusyrah yang dilarang dan nusyrah yang diperbolehkan sehingga sekarang jelaslah permasalahannya.

=====

Catatan Kaki:

131. Beliau adalah Qatadah bin Du'amah As Sadusi. Beliau adalah perawi yang terpercaya, fakih dan termasuk tabi'in yang banyak menghafal hadits. Beliau wafat pada tahun 110-an H.

132. Beliau adalah Al Hasan Al Bashri.

133. Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin Ayub bin Sa'ad bin Huraiz Az Zar'i Ad Dimasyqi. Beliau terkenal dengan panggilan Ibnu Qayyim Al Jauziah.

=====

Maraji'/ Sumber:

Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.

Popular posts from this blog