Skip to main content

Istighatsah dan Berdoa Kepada Selain Allah | Kitab Tauhid

Bab 14

Istighatsah dan Berdoa Kepada Selain Allah

Istighatsah (59) dan berdo'a (60) kepada selain Allah adalah perbuatan syirik.

Allah Ta'ala berfirman,

"Janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah. Jika kamu berbuat (demikian itu), maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang lalim. Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Yunus: 106-107)

"Mintalah rizki dari sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan." (QS. Al Ankabut: 17)

"Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sesembahan-sesembahan selain Allah yang tidak dapat mengabulkan (do'a)nya sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) do'a mereka. Apabila manusia dikumpulkan (pada hari Kiamat) niscaya sesembahan-sesembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari perjanjian-perjanjian mereka." (QS. Al Ahqaf: 5-6)

"Siapakah yang mengabulkan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kalian (manusia) saling bergantian di muka bumi? Apakah di samping Allah ada sesembahan yang lain? Amat sedikitlah kalian yang mengingati (Nya)." (QS. An Naml: 62)

Dengan sanadnya, Thabrani meriwayatkan bahwa dulu pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada orang munafik yang sering mengganggu orang-orang mukmin (para sahabat). Maka salah seorang dari mereka (sahabat) berkata, "Mari kita beristighatsah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dari orang munafik ini." Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sesungguhnya tidak diperbolehkan beristighatsah kepadaku. Istighatsah itu hanya ditujukan kepada Allah." (HR. Ahmad 5/317)

Kandungan Bab

1. Doa memiliki pengertian yang lebih luas daripada istighatsah.

2. Tafsir firman Allah Ta'ala, "Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudharat kepadamu selain Allah." (61)

3. Berdo'a kepada selain Allah adalah perbuatan syirik besar.

4. Orang yang paling shalih sekalipun, kalau dia beristighatsah atau berdo'a kepada selain Allah untuk mengambil hati orang lain, maka dia tetap termasuk golongan orang musyrik.

5. Tafsir surat Yunus ayat 107. (62)

6. Berdo'a kepada selain Allah tidak bisa memberikan manfaat duniawi, di samping perbuatan itu sendiri adalah perbuatan kufur.

7. Tafsir surat Al Ankabut ayat 17. (63)

8. Rizki itu tidak sepatutnya diminta kecuali dari Allah seperti halnya Surga juga tidak dapat diminta kecuali dari-Nya.

9. Tafsir surat Al Ahqaf ayat 5 dan 6. (64)

10. Tidak ada orang yang lebih sesat daripada orang yang berdo'a kepada selain Allah.

11. Sesembahan selain Allah itu lalai dan tidak mengetahui kalau ada orang yang memohon kepadanya.

12. Permohonan itu menyebabkan timbulnya kebencian dan permusuhan pada sesembahan selain Allah kepada orang yang memohon kepadanya.

13. Permohonan itu disebut sebagai ibadah kepada selain Allah.

14. (Pada hari Kiamat) sesembahan selain Allah itu akan mengingkari ibadah yang dilakukan orang-orang musyrik.

15. Permohonan inilah yang bisa menyebabkan seseorang menjadi orang yang paling sesat.

16. Tafsir surat An Naml ayat 62. (65)

17. Suatu hal yang sangat mengherankan, ternyata para penyembah berhala itu mengakui bahwa tidak ada yang bisa memperkenankan permohonan orang yang sedang berada dalam kesulitan kecuali Allah. Oleh karena itu, ketika ditimpa kesulitan, mereka memohon kepada Allah dengan ikhlas.

18. Sikap preventif Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membentengi tauhid dan bersikap santun kepada Allah.

=====

Catatan Kaki:

59. Istighatsah adalah memohon keselamatan dari perkara yang menyulitkan dan membinasakan. (Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul karya Syaikh Al 'Utsaimin hlm. 65)

60. Do'a ada dua macam, yaitu: do'a permohonan dan do'a ibadah. Do'a permohonan adalah do'a yang dipanjatkan seorang hamba agar dipenuhi keinginannya. Sedangkan do'a ibadah adalah do'a yang digunakan seorang hamba untuk beribadah kepada Allah untuk mendapatkan pahala dari-Nya dan agar selamat dari siksa-Nya. (Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul buah karya Syaikh Al 'Utsaimin hlm. 56). Do'a memiliki cakupan yang lebih luas daripada istighatsah. Semua istighatsah adalah do'a akan tetapi tidak semua do'a itu adalah istighatsah.

61. Dalam ayat ini Allah melarang Nabi-Nya dan seluruh umatnya untuk beribadah dan meminta kepada segala sesuatu selain Allah. Hal ini dikarenakan segala sesuatu selain Allah itu tidaklah mampu mendatangkan kemanfa'atan maupun kemudharatan kepada orang lain. Jika beliau shallallahu 'alaihi wa sallam maupun orang selain beliau melakukan perbuatan itu maka dia termasuk orang musyrik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 124)

62. Ayat ini merupakan dalil yang paling tegas yang menyatakan bahwa hanya Allah sajalah yang berhak untuk diibadahi. Allah adalah Dzat yang mampu memberikan manfaat dan menolak mara bahaya (dari para hamba-Nya). Dia juga merupakan Dzat yang mampu memberi dan mencegah (nikmat pada para hamba-Nya). Jika Dia menimpakan suatu kemudharatan seperti kemiskinan, sakit dan sebagainya maka tidak ada yang mampu menghilangkan kemudharatan itu kecuali Allah. Begitu pula tidak ada seorang hamba pun yang mampu menghalang-halangi karunia dan kebaikan-Nya. Akan tetapi Allah memberikan rahmat-Nya hanya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. (Diringkas dari Taisir Karimir Rahman hlm. 375)

63. Rizki itu datangnya dari Allah. Oleh karena itu, kita wajib meminta rizki dari Allah saja. (Lihat Al Qaulul Mufid 'ala Kitab At Tauhid: I/220)

64. Ayat ini menerangkan bahwa tidak ada orang yang lebih bodoh dan sesat daripada orang yang memohon (berdoa) kepada selain Allah. Oleh karena itu berdo'a merupakan ibadah dan menyelewengkan ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan syirik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 130)

65. Ayat ini menjelaskan bahwa yang bisa mengabulkan permintaan orang yang sedang mengalami kesulitan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa doa (istighatsah) orang yang berada dalam kesulitan adalah suatu bentuk ibadah. Sedangkan menyelewengkan ibadah kepada selain Allah adalah perbuatan syirik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 132)

=====

Maraji'/ Sumber:

Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.