Skip to main content

Realita Bahwa Sebagian Umat Islam Ada yang Menyembah Berhala | Kitab Tauhid

Bab 23

Realita Bahwa Sebagian Umat Islam Ada yang Menyembah Berhala

Allah Ta'ala berfirman,

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut (109). Mereka mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa': 51)

"Katakanlah, 'Apakah kalian mau aku beritakan tentang orang-orang yang balasannya lebih buruk daripada (orang-orang fasik) di sisi Allah. Mereka adalah orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah. Di antara mereka ada yang dijadikan kera, babi dan orang-orang yang menyembah thaghut?'" (QS. Al Maidah: 60)

"Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, 'Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.'" (QS. Al Kahfi: 21)

Abu Sa'id radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Sungguh engkau akan mengikuti tradisi umat-umat sebelummu tahap demi tahap. Hingga kalaupun mereka masuk ke lobang dhab (hewan herbivora sejenis biawak, -pent), niscaya kalian akan ikut memasukinya." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah umat-umat terdahulu itu adalah orang-orang yahudi dan nashrani?" Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) menjawab, "Lantas siapa lagi?" (HR. Bukhari 3456, Muslim 2669, Ahmad 4/125, Thabrani dalam kitab Al Kabir 7/40)

Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban (110) radhiyallahu 'anhu, dia menuturkan bahwa Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda,

"Allah membentangkan bumi kepadaku sehingga aku bisa melihat bagian timur dan barat. Sesungguhnya kekuasaan yang diraih umatku akan seluas belahan bumi yang dibentangkan kepadaku. Aku telah diberi dua perbendaharaan harta yaitu merah dan putih (111). Aku memohon kepada Rabb-ku agar umatku tidak dibinasakan dengan paceklik yang berkepanjangan dan jangan sampai mereka dikuasai oleh musuh yang bukan dari golongan mereka sendiri sehingga musuh itu akan merampas negeri mereka. Rabbku kemudian berfirman, 'Wahai Muhammad, sesungguhnya jika Aku menetapkan suatu keputusan maka keputusan itu tidak bisa dirubah lagi. Aku akan memberimu sesuatu untuk umatmu yaitu Aku tidak akan membinasakan mereka dengan paceklik yang berkepanjangan dan Aku juga tidak akan membuat musuh selain dari golongan mereka menguasai mereka sehingga musuh itu akan merampas negeri mereka. Musuh-musuh itu tidak akan bisa melakukan sekalipun mereka berkumpul dari segala penjuru dunia untuk memerangi umatmu sampai umatmu itu saling menghancurkan dan menawan satu sama lainnya.'" (HR. Muslim 2889)

Hadits di atas diriwayatkan oleh Al Barqani dalam kitab Shahih-nya dengan tambahan,

"Sesungguhnya yang aku khawatirkan dari umatku adalah adanya pemimpin yang menyesatkan. Apabila pertumpahan darah telah terjadi dalam umatku maka tidak akan berakhir sampai hari Kiamat. Hari Kiamat itu tidak terjadi sampai suatu kaum dari umatku mengikuti orang-orang musyrik dan sekelompok dari umatku menyembah berhala. Sesungguhnya dalam umatku akan muncul tiga puluh orang pendusta. Masing-masing mereka mengaku bahwa dirinya adalah nabi. Akulah nabi yang terakhir, tidak ada nabi lagi (yang diutus, -pent) setelahku. Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela kebenaran dan mendapat pertolongan. Mereka tidak tergoyahkan dengan orang-orang yang menghinakan mereka sampai datang keputusan Allah Tabaraka wa Ta'ala." (Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud 4252, Ahmad 5/278, dan Hakim 4/449)

Kandungan Bab

1. Tafsir surat An Nisa' ayat 51. (112)

2. Tafsir surat Al Maidah ayat 60. (113)

3. Tafsir surat Al Kahfi ayat 21. (114)

4. Suatu perkara yang sangat urgen adalah makna beriman kepada jibt dan thaghut dalam ayat diatas. Apakah sekedar percaya dalam hati atau mengikuti orang-orangnya sekalipun membenci mereka dan mengerti kebatilan mereka?

5. Ahli kitab berkata bahwa orang-orang yang kafir yang jelas-jelas kekafirannya itu justru jalannya lebih benar daripada orang-orang beriman.

6. Penyembahan terhadap berhala benar-benar akan terjadi pada umat ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Abu Sa'id di atas. Inilah yang dimaksudkan dari judul bab ini.

7. Keterangan tentang terjadinya penyembahan terhadap berhala yang dilakukan oleh banyak kalangan dalam umat ini.

8. Sungguh sangat mengherankan dengan munculnya orang yang mengaku sebagai nabi di antaranya adalah orang yang bernama Al Mukhtar. Padahal dia mengucapkan dua kalimat syahadat, mengaku bahwa dirinya beragama Islam dan mengakui bahwa Rasulullah dan Al Qur'an adalah benar. Padahal di dalam Al Qur'an disebutkan bahwa Muhammad adalah penutup para nabi. Walaupun demikian, Al Mukhtar tetap dipercaya orang dengan segala pernyataannya, meskipun jelas sekali kontradiktifnya. Al Mukhtar muncul pada akhir masa sahabat. Dia diikuti oleh banyak orang.

9. Kabar gembira (yang disampaikan oleh Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam), -ed) bahwa kebenaran tidak akan pernah hilang sebagaimana telah terjadi pada masa lalu. Bahkan akan senantiasa ada sekelompok orang (yang membela kebenaran itu, -pent).

10. Tanda yang menonjol dari kelompok pembela kebenaran itu adalah walaupun jumlah mereka sedikit akan tetapi mereka tidak tergoyahkan dengan adanya orang yang menghina dan menentang mereka.

11. Tanda itu akan nampak sampai hari Kiamat.

12. Dalam hadits di atas terdapat tanda-tanda kenabian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu:

a) Kabar dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa Allah membentangkan belahan bumi yang timur dan barat kepadanya. Beliau lantas menjelaskan bahwa makna itu semua, maka terjadilah sebagaimana yang telah beliau kabarkan, berlainan halnya dengan belahan bumi yang selatan dan utara.

b) Kabar dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa beliau akan diberi dua perbendaharaan simpanan.

c) Kabar dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa dua permohonannya untuk umatnya dikabulkan Allah. (115)

d) Kabar dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa permohonannya yang ketiga untuk umatnya tidak dikabulkan Allah. (116)

e) Kabar dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa akan terjadi pertumpahan darah (dalam umatnya, -pent). Jika pertumpahan darah itu sudah terjadi maka tidak akan pernah berakhir.

f) Kabar dari Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa umatnya akan saling membinasakan dan saling menawan satu sama lainnya.

g) Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) mengkhawatirkan umatnya dengan akan munculnya para pemimpin yang menyesatkan.

h) Kabar Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bahwa akan muncul orang yang mengaku-aku sebagai nabi dalam umat ini. (117)

i) Kabar Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) tentang tetap eksisnya kelompok yang mendapatkan pertolongan dari Allah.

Segala yang dikabarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam benar-benar terjadi persis seperti yang beliau beritakan. Walaupun semua yang dikabarkan itu adalah sesuatu yang berada diluar jangkauan akal.

13. Sesuatu yang beliau takutkan menimpa umatnya adalah sebatas munculnya para pemimpin yang menyesatkan.

14. Sesuatu yang perlu diperhatikan di sini adalah tentang makna penyembahan berhala.

=====

Catatan Kaki:

109. Jibt adalah patung atau sihir. Thaghut adalah setan. Ada pula yang mengartikan bahwa thaghut adalah segala yang disembah selain Allah dan dia ridha dengan penyembahan itu. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 207)

110. Tsauban adalah maula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau senantiasa menemani dan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Setelah Nabi wafat, beliau tinggal di Syam dan wafat di Himsh pada tahun 54 H.

111. Maksud merah dan putih ini adalah perbendaharaan harta Qaishar raja Romawi dan perbendaharaan harta Kisra raja Persia. Dikatakan merah karena kebanyakan harta Qaishar adalah berupa emas, walaupun sebenarnya dia juga memiliki perak, akan tetapi jumlahnya sangat terbatas jika dibandingkan dengan jumlah emas yang dimilikinya. Dikatakan putih karena kebanyakan harta Kisra berupa permata dan perak. (Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 215)

112. Ayat di atas menjelaskan bahwa kesyirikan telah menimpa ahli kitab. Dalam hadits disebutkan bahwa umat ini akan mengikuti tradisi ahli kitab. Di antara tradisi mereka adalah perbuatan syirik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 208)

113. Ayat di atas menjelaskan bahwa kesyirikan telah menimpa ahli kitab karena mereka menyembah thaghut. Dalam hadits disebutkan bahwa umat ini akan mengikuti tradisi orang-orang ahli kitab. Di antara tradisi mereka adalah perbuatan syirik. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 210)

114. Ayat di atas menjelaskan bahwa ahli kitab telah membangun tempat ibadah di atas kubur. Lantaran perbuatannya itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat mereka karena perbuatannya itu bisa mengantarkan mereka untuk menyembah penghuni kubur tersebut. Dalam hadits disebutkan bahwa umat ini akan mengikuti tradisi orang-orang ahli kitab. Umat ini akan membangun masjid di atas kubur dan akhirnya mereka akan menyembah penghuni kubur tersebut. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 212)

115. Do'a agar umatnya tidak dibinasakan dengan paceklik berkepanjangan dan do'a agar umatnya tidak dikuasai oleh musuh yang berasal dari selain golongan mereka.

116. Do'a agar Allah tidak menimpakan kejelekan pada umatnya.

117. Ibnu Hajar mengatakan, "Penyebutan jumlah 30 itu bukanlah batasan jumlah orang-orang yang mengaku sebagai nabi karena jumlah mereka sebenarnya lebih dari 30 orang." Ibnu 'Utsaimin mengatakan, "Penyebutan jumlah 30 itu untuk menunjukkan batas bawah, artinya jumlah orang-orang yang mengaku nabi itu tidaklah kurang dari 30. Di sini, kami memalingkan makna tekstual kepada realita yang terjadi." (Lihat Al Qaulul Mufid 'ala Kitab At Tauhid: I/391)

=====

Maraji'/ Sumber:

Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.

Popular posts from this blog