Bab 7
Hukum Memakai Gelang dan Benang Jimat
Memakai gelang, benang dan sejenisnya sebagai pengusir dan penangkal mara bahaya termasuk perbuatan syirik. Allah Ta'ala berfirman,
"Katakanlah, 'Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kalian seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku. Apakah berhala-berhala kalian itu dapat menghilangkan kemudharatan itu? Jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?' Katakanlah, 'Cukuplah Allah bagiku ' Hanya kepada-Nya orang-orang yang berserah diri bertawakal." (QS. Az Zumar: 38)
Imran bin Hushain (33) radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang yang memakai halqah (34) dari kuningan. Beliau lantas bersabda,
"Apa ini?" Orang itu menjawab, "Penangkal sakit." Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Lepaskanlah barang itu. Barang itu hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Kalau engkau meninggal padahal halqah itu masih engkau pakai maka engkau tidak akan beruntung selama-lamanya." (Hasan, diriwayatkan oleh Ahmad 4/445 dan Ibnu Majah 3531)
Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu' dari 'Uqbah bin 'Amir (35),
"Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (36), semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya. Barangsiapa yang menggantungkan wada'ah (37) (Hasan, diriwayatkan oleh Ahmad 4/154, Ibnu Hibban 6086, Hakim 4/216) semoga Allah tidak memberi ketenangan pada dirinya." Dalam riwayat hadits yang lain disebutkan, "Barangsiapa yang menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik." (Hasan, diriwayatkan oleh Ahmad 4/156, Thabrani dalam Al Kabir 17/319)
Ibnu Abi Hatim (38) meriwayatkan dari Hudzaifah (39) radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) melihat seseorang memakai benang untuk mengobati sakit panas. Beliau lantas memutus benang tersebut seraya membaca firman Allah Ta'ala,
"Sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan-sesembahan lain)." (QS. Yusuf: 106) (Ibnu Abi Hatim dalam kitab At Tafsir 12040)
Kandungan Bab
1. Dilarang keras memakai gelang, benang dan sejenisnya untuk tujuan-tujuan seperti di atas.
2. Jika sahabat yang mengenakan gelang tadi meninggal dan belum sempat melepaskannya, maka dia tidak akan pernah beruntung (selamanya, -ed). Ini menunjukkan kebenaran pernyataan para sahabat bahwa "Syirik kecil lebih parah daripada dosa-dosa besar".
3. Syirik tidak dimaafkan dengan alasan tidak mengerti hal tersebut.
4. Gelang, benang dan sejenisnya tidak berguna di dunia. Bahkan benang itu justru akan mendatangkan kemudharatan. Hal ini berpijak pada sabda beliau, "...dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu."
5. Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingkari dengan keras orang yang melakukan perbuatan seperti itu.
6. Dijelaskan bahwa orang yang menggantungkan sesuatu (dengan maksud seperti di atas, -pent) maka Allah akan menjadikan dirinya selalu mengandalkan barang tersebut.
7. Dijelaskan bahwa orang yang menggantungkan tamimah maka dia telah berbuat syirik.
8. Mengikatkan benang untuk mengobati sakit panas juga termasuk ke dalam perbuatan syirik.
9. Pembacaan ayat yang dilakukan Hudzaifah adalah dalil bahwa para sahabat menggunakan ayat-ayat yang berkenaan dengan syirik besar sebagai dalil terhadap syirik kecil. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ibnu 'Abbas dalam sebuah ayat surat Al Baqarah.
10. Menggantungkan wada'ah sebagai penangkal 'ain termasuk perbuatan syirik.
11. Orang yang menggantungkan tamimah dido'akan agar tidak dikabulkan keinginannya. Sedangkan orang yang menggantungkan wada'ah dido'akan agar Allah tidak memberi ketenangan kepadanya.
=====
Catatan Kaki:
33. Beliau adalah Abu Nujaid 'Imran bin Hushain Al Khuza'i. Bapak beliau juga seorang sahabat. Beliau masuk Islam pada waktu perang Khaibar dan wafat di Bashrah pada tahun 52.
34. Gelang atau kalung (benda melingkar yang dikenakan di badan (Al Jadiid Syarh Kitab At Tauhid hlm. 82, -ed).
35. Beliau adalah 'Uqbah bin 'Amir Al Juhani. Beliau adalah seorang sahabat yang terkenal. Beliau adalah seorang pemberani, fakih, pandai melantunkan sya'ir dan qari' Al Qur'an. Beliau wafat pada tahun 58 H.
36. Jimat yang biasa digantungkan pada diri seseorang atau pada anaknya. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 85)
37. Sesuatu yang diambil dari lautan dan bentuknya mirip rumah kerang. Benda ini diyakini bisa mengobati 'ain. (Lihat Al Jadiid fi Syarh Kitab At Tauhid hlm. 85)
38. Beliau adalah Imam Abu Muhammad 'Abdurrahman bin Abi Hatim Muhammad bin Idris Ar Razi. Beliau adalah penulis kitab Al Jarh wat Ta'dil. Beliau wafat pada tahun 327 H.
39. Beliau adalah Hudzaifah ibnul Yaman. Beliau adalah seorang sahabat yang terkemuka dan termasuk ke dalam orang yang awal-awal masuk Islam. Beliau wafat pada tahun 36 H.
=====
Maraji'/ Sumber:
Kitab: At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.