Kewajiban Ittiba' (Mengikuti Jejak) Salafush Shalih dan Menetapkan Manhajnya | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Bab V
Kewajiban Ittiba' (Mengikuti Jejak) Salafush Shalih dan Menetapkan Manhajnya
Mengikuti manhaj/jalan Salafush Shalih (yaitu para Shahabat) adalah kewajiban bagi setiap individu Muslim. Adapun dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut:
A. Dalil-dalil dari al-Qur-an.
Allah berfirman:
"Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui." (QS. Al-Baqarah: 137)
Al-Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah rahimahullah (wafat tahun 751 H) berkata: "Ayat ini Allah menjadikan Iman para Shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai timbangan/tolok ukur untuk membedakan antara petunjuk dan kesesatan, antara kebenaran dan kebatilan. Apabila ahlul Kitab beriman sebagaimana berimannya para Shahabat, maka sungguh mereka mendapat hidayah (petunjuk) yang mutlak dan sempurna. Jika mereka (ahli Kitab) berpaling (tidak beriman) sebagaimana imannya para Shahabat, maka mereka jatuh ke dalam perpecahan, perselisihan dan kesesatan yang sangat jauh..."
Kemudian beliau rahimahullah melanjutkan: "Memohon hidayah dan iman adalah sebesar-besar kewajiban, menjauhkan perselisihan dan kesesatan adalah wajib; jadi mengikuti (manhaj) Shahabat Rasul radhiyallahu 'anhum adalah kewajiban yang paling wajib." (138)
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-An'aam: 153)
Ayat ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa jalan itu hanya satu, sedangkan jalan selainnya adalah jalan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan jalannya ahlul bid'ah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh Imam Mujahid ketika menafsirkan ayat ini. Jalan yang satu ini adalah jalan yang telah ditempuh oleh Rasulullah 'alaihish shalaatu was salaam dan para Shahabatnya radhiyallahu 'anhum. Jalan ini adalah ash-Shirath al-Mustaqiim yang wajib atas setiap Muslim menempuhnya dan jalan inilah yang akan mengantarkan kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa jalan yang mengantarkan seseorang kepada Allah hanya SATU... Tidak ada seorang pun yang dapat sampai kepada Allah kecuali melalui jalan yang satu ini. (139)
=====
138. Bashaa-iru Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyati Manhajas Salaf (hal. 53) karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly.
139. Tafsiirul Qayyim lil Ibnil Qayyim hal. 14-15.
====
Maraji'/ sumber:
Buku: Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Penulis: Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas hafizhahullaah, Penerbit: Pustaka at-Taqwa, Bogor - Indonesia, Cetakan Pertama, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.