Beberapa Karakteristik 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (3) | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Bab IV
Beberapa Karakteristik 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah (3)
7. 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah Merupakan Faktor Utama bagi Kemenangan dan Kebahagiaan Abadi di Dunia dan Akhirat.
'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah merupakan faktor utama bagi terealisasinya kesuksesan, kemenangan dan keteguhan bagi siapa saja yang menganutnya dan menyerukannya kepada umat manusia dengan penuh ketulusan, kesungguhan dan kesabaran. Golongan yang berpegang teguh kepada 'aqidah ini yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah golongan yang diberikan kemenangan dan pertolongan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Akan tetap ada satu golongan dari umatku yang berdiri tegak di atas al-haq (kebenaran), tidak akan membahayakan bagi mereka siapa yang tidak menghiraukannya hingga datang perintah Allah (hari Kiamat) tiba dan mereka tetap seperti itu." (134)
8. 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah 'Aqidah yang Dapat Mempersatukan Umat.
'Aqidah Ahlus Sunnah merupakan jalan yang paling baik untuk menyatukan kekuatan kaum Muslimin, kesatuan barisan mereka dan untuk memperbaiki apa-apa yang rusak dari urusan agama dan dunia. Hal ini dikarenakan 'aqidah Ahlus Sunnah mampu mengembalikan mereka kepada al-Qur-an dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan jalannya kaum Mu'minin yaitu jalannya para Shahabat. Keistimewaan ini tidak mungkin terealisasi pada suatu golongan mana pun, atau lembaga da'wah apapun atau organisasi apapun yang tidak menganut 'aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Sejarah adalah saksi dari kenyataan ini! Hanya negara-negara yang berpegang teguh kepada 'aqidah Ahlus Sunnah sajalah yang dapat menyatukan kekuatan kaum Muslimin yang berserakan, hanya dengan 'aqidah Salaf maka jihad serta amar ma'ruf dan nahi munkar itu tegak dan tercapailah kemuliaan Islam. (135)
9. Utuh, Kokoh dan Tetap Langgeng Sepanjang Masa.
'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah utuh dan sama dalam masalah prinsipil (ushuludin) sepanjang masa dan akan tetap seperti itu hingga hari Kiamat kelak. Artinya 'aqidah Ahlus Sunnah selalu sama, utuh dan terpelihara baik secara riwayat maupun keilmuannya, kata-kata maupun maknanya. Ia diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya tanpa mengalami perubahan, pencampuradukan, kerancuan dan tidak mengalami penambahan maupun pengurangan. Hal tersebut karena 'aqidah Ahlus Sunnah bersumber dari al-Qur-an yang tidak datang kepadanya kebatilan baik dari depan maupun dari belakang dan dari Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak pernah berbicara dengan hawa nafsu. (136)
10. Allah Menjamin Kehidupan yang Mulia bagi Orang yang Menetapi 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Berada dalam naungan 'aqidah Ahlus Sunnah akan menyebabkan rasa aman dan kehidupan yang mulia. Hal ini karena 'aqidah Ahlus Sunnah senantiasa menjaga keimanan kepada Allah dan mengandung kewajiban untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya yang berhak diibadahi dengan benar. Orang yang beriman dan bertauhid akan mendapatkan rasa aman, kebaikan, kebahagiaan dunia dan akhirat. Rasa aman senantiasa menyertai keimanan, apabila keimanan itu hilang maka hilang pula rasa aman.
Firman Allah:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am: 82)
Orang yang bertaqwa dan beriman akan mendapatkan rasa aman yang sempurna dan petunjuk yang sempurna di dunia dan akhirat. Adapun orang yang berbuat syirik, bid'ah dan maksiat mereka adalah orang yang selalu diliputi dengan rasa takut, was-was, tidak tenang dan tidak ada rasa aman. Mereka selalu diancam dengan berbagai hukuman dan siksaan pada setiap waktu. (137)
=====
Catatan Kaki:
134. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1920) dan at-Tirmidzi (no. 2229), dari Shahabat Tsauban radhiyallahu 'anhu.
135. Lihat Buhuuts fii 'Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah (hal. 37-38).
136. Ibid, hal. 38-39.
137. Lihat 'Aqiidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah; Mafhumuha, Khashaa-isuha, Khasaa-isu Ahliha (hal. 37) karya Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, Cetakan I - 1416 H.
=====
Maraji'/ sumber:
Buku: Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Penulis: Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas hafizhahullaah, Penerbit: Pustaka at-Taqwa, Bogor - Indonesia, Cetakan Pertama, Jumadil Akhir 1425 H/ Agustus 2004 M.