Skip to main content

Pendahuluan (6) | Tafsir Al-Qur-an Al-'Azhim Juz 1

Tafsiirul Qur-aanil 'Azhiim.

Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 Al-Faatihah - Al-Baqarah.

Al-Imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi rahimahullah.

Bahrun Abu Bakar Lc.
H. Anwar Abu Bakar Lc.

Pendahuluan (6).

Imam Abu Ja'far ibnu Jarir mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, Jabir ibnu Nuh, dan Al-A'masy, dari Abudh Dhuha, dari Masruq yang menceritakan bahwa Abdullah -yakni Ibnu Mas'ud- pernah mengatakan, "Demi Tuhan yang tidak ada Tuhan selain Dia, tidak sekali-kali ada suatu ayat dari Kitabullah diturunkan kecuali aku mengetahui berkenaan dengan siapa ayat tersebut diturunkan dan di mana diturunkan. Seandainya aku mengetahui ada seseorang yang lebih alim tentang Kitabullah daripada diriku yang tempatnya dapat terjangkau oleh unta kendaraan, niscaya aku akan mendatanginya."

Al-A'masy meriwayatkan pula dari Abu Wail, dari Ibnu Mas'ud yang pernah mengatakan, "Apabila seseorang di antara kami (para sahabat) belajar menghafal sepuluh ayat, dia tidak berani melewatkannya sebelum mengetahui maknanya dan mengamalkannya."

Abu Abdur Rahman As-Sulami mengatakan, telah menceritakan kepada kami orang-orang yang mengajarkan Al-Qur'an kepada kami, bahwa mereka belajar Al-Qur'an langsung dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam apabila mereka belajar sepuluh ayat, mereka tidak berani melewatkannya sebelum mengamalkan pengamalan yang terkandung di dalamnya. Karena itu, mereka belajar Al-Qur'an dan sekaligus mengamalkannya.

Di antara mereka ialah Abdullah ibnu Abbas, saudara sepupu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, yang dijuluki sebagai juru terjemah Al-Qur'an berkat doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuknya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah mendoakannya:

اَللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيْلَ.

Allaahumma faqqih-hu fid diini wa 'allim-hut ta`wiila.

Ya Allah, berilah dia pengertian dalam agama dan ajarkanlah kepadanya takwil (Al-Qur'an).

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, Waki', dan Sufyan, dari Al-A'masy, dari Muslim -demikian menurutnya- bahwa Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan, "Sebaik-baik juru terjemah Al-Qur'an ialah Ibnu Abbas."

Kemudian Jarir meriwayatkannya pula dari Yahya ibnu Daud, dari Ishaq Al-Azraq, dari Sufyan, dari Al-A'masy, dari Muslim ibnu Shabih, dari Abudh Dhuha, dari Masruq, dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang mengatakan, "Sebaik-baik juru terjemah Al-Qur'an adalah Ibnu Abbas."

Selanjutnya Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Bandar, dari Ja'far ibnu Aun, dari Al-A'masy dengan teks yang sama. Sanad riwayat ini sampai kepada Ibnu Mas'ud berpredikat sahih, mengingat Ibnu Mas'ud sendiri yang mengatakan ungkapan ini dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu. Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu wafat pada tahun 32 Hijriah, menurut pendapat yang sahih; sedangkan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu masih hidup sesudahnya selama 36 tahun. Dengan demikian, dapat dibayangkan ilmu-ilmu yang diperolehnya sesudah Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu meninggal dunia.

Al-A'masy meriwayatkan dari Abu Wail, bahwa Khalifah Ali radhiyallahu 'anhu mengangkat Abdullah ibnu Abbas sebagai pejabat di musim haji, lalu Ibnu Abbas berkhotbah kepada para jamaah haji. Dalam khotbahnya ia membaca surat Al-Baqarah, tetapi menurut riwayat lain adalah surat An-Nur; lalu dia menafsirkanya dengan penafsiran yang seandainya terdengar oleh orang-orang Romawi, Turki, dan Dailam, niscaya mereka semuanya masuk Islam.

Karena itu, kebanyakan riwayat yang dikemukakan oleh Ismail ibnu Abdur Rahman As-Saddiyyul Kabir di dalam kitab Tafsir-nya bersumber dari kedua orang tersebut, yakni Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhum. Tetapi adakalanya As-Saddiyyul Kabir menukil dari para sahabat hal yang mereka ceritakan dari kisah-kisah ahli kitab yang diperbolehkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, seperti yang diungkapkan melalui salah satu sabdanya:

Sampaikanlah dariku, sekalipun hanya satu ayat. Dan berceritalah kalian dari kaum Bani Israil, tidak ada dosa (bagi kalian). Barang siapa berdusta terhadapku dengan sengaja, hendaklah ia bersiap-siap mengambil tempat duduknya di Neraka. (Riwayat Bukhari melalui Abdullah ibnu Amr)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Tafsiirul Qur-aanil 'Azhiim, Penulis: Al-Imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan dan Tahun, Judul Terjemahan: Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 Al-Faatihah - Al-Baqarah, Penerjemah: Bahrun Abu Bakar Lc, H. Anwar Abu Bakar Lc, Penyunting: Drs. Ii Sufyana M. Bakri, Penerbit: Sinar Baru Algensindo, Bandung - Indonesia, Cetakan Ketiga, 2003 M.

===

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog