Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (8) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Baqarah

Al-Baqarah, Ayat 125-128 (8)

Lalu Hajar menyusui Isma'il dan meminum dari air (dalam tempat dari kulit) tersebut, dan ketika air yang ada di dalam kantong itu habis, ia pun merasa kehausan, demikian pula puteranya. Dilihatnya puteranya merengek-rengek kehausan. Kemudian ia pergi karena kasihan melihatnya. Kemudian ia menaiki Shafa, bukit yang paling dekat dengannya. Ia pun berdiri di atasnya, dan kemudian menghadap ke lembah sambil melihat-lihat, adakah seseorang, tetapi dia tidak melihat seorang pun. Setelah itu ia turun dari Shafa, hingga ketika sampai di lembah, ia mengangkat ujung bajunya dan berlari kecil dengan susah payah hingga berhasil melewati lembah. Lalu ia mendatangi bukit Marwah, dan kemudian berdiri di atasnya sambil melihat, apakah ada seseorang yang dapat dilihatnya? Tetapi dia tidak melihat seorang pun, hingga ia melakukan hal itu sampai tujuh kali."

Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Falidzalika sa'an naasu bainahumaa

"Karena itulah orang-orang melakukan sa'i (berlari-lari kecil) di antara keduanya (Shafa dan Marwah)."

Ketika menghampiri Marwah, ia mendengar sebuah suara. Ia pun berkata kepada dirinya sendiri: "Diam." Kemudian ia berusaha mendengar suara itu lagi hingga ia pun dapat mendengarnya. Lalu ia berkata, "Engkau telah memperdengarkan. Apakah Engkau dapat menolong?" Tiba-tiba ia mendapatkan Malaikat di tempat sumber air Zamzam. Kemudian Malaikat itu menggali tanah dengan tumitnya (dalam riwayat lain dengan sayapnya) sehingga muncullah air.

Kemudian ia membendung air dengan tangannya seperti ini. Ia menciduk dan memasukkan air itu ke tempatnya. Dan setelah menciduknya, air itu terus mengalir dengan derasnya."

Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Yarhamullahu umma ismaa'iila law tarakat zamzama -aw qaala: law lam taghrif minal maa-i- lakaanat zamzamu 'ainan ma'iinan.

"Semoga Allah mengasihi ibu Isma'il. Seandainya saja ia membiarkan Zamzam -atau beliau bersabda, 'Seandainya ia tidak menciduk airnya,- niscaya Zamzam akan menjadi mata air yang terus mengalir (menjadi sungai yang mengalir).'"

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.