Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (11) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Baqarah

Al-Baqarah, Ayat 125-128 (11)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Ibrahim akanmendo'akan agar mereka diberikan berkah pada biji-bijian itu."

Ibnu 'Abbas berkata, "Bagi penduduk di luar Makkah, tidak ada seorang pun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja."

Kemudian Nabi Ibrahim berpesan: "Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan suruhlah agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya." Ketika datang, Isma'il bertanya: "Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?" Isterinya menjawab, "Ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus -ia menyanjung Ibrahim- dan ia menanyakan kepadaku tentang dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian ia pun menanyakan perihal kehidupan kita. Maka aku jawab bahwa kita dalam keadaan baik." "Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?" tanya Isma'il. Isterinya menjawab,"Ya, ia menyampaikan salam kepadamu dan menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu."

Isma'il berkata, "Ia adalah ayahku. Engkaulah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku untuk tetap menahanmu (tidak menceraikanmu)."

Setelah kejadian itu, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka selama beberapa waktu. Kemudian ia datang kembali ketika Isma'il sedang menajamkan anak panah di bawah pohon besar dekat mata air Zamzam. Ketika melihatnya, Isma'il bangkit, dan keduanya melakukan apa yang biasa dilakukan oleh anak terhadap ayahnya, atau ayah terhadap anaknya ketika bertemu.

Ibrahim berkata, "Wahai Isma'il, sesungguhnya Allah memerintahkan sesuatu kepadaku." "Laksanakanlah apa yang diperintahkan Rabb-mu itu," sahut Isma'il. Ibrahim pun bertanya, "Apakah engkau akan membantuku?" "Aku pasti akan membantumu," jawab Isma'il. "Sesungguhnya Allah telah memerintahkanku untuk membangun sebuah rumah (ibadah) di sini," ucap Ibrahim seraya menunjuk ke anak bukit kecil yang lebih tinggi dari daerah sekelilingnya.

Selanjutnya Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma menceritakan bahwa pada saat itulah keduanya meninggikan pondasi Baitullah. Isma'il mengangkat batu, sedangkan Ibrahim memasangnya. Ketika bangunan itu sudah tinggi, dia mendatangkan sebuah batu dan meletakkannya untuk dijadikan pijakan. Ibrahim pun berdiri di atasnya sambil memasang batu yang disodorkan Isma'il kepadanya. Lalu keduanya berdo'a, Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim "Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma mengatakan bahwa keduanya membangun Ka'bah hingga keduanya mengelilinginya seraya keduanya berdo'a: Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim "Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (511)

===

Catatan Kaki:

511. Fat-hul baari (VI/456). [Al-Bukhari (no. 3364)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.