Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir
Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Surat al-Baqarah
Al-Baqarah, Ayat 125-128 (10)
Setelah Isma'il menikah, Nabi Ibrahim pun datang untuk menemui keluarga yang dahulu ia tinggalkan. Karena ia tidak menemukan Isma'il di sana, maka Ibrahim menanyakan Isma'il kepada isterinya (menantu Ibrahim). Maka isteri Isma'il itu menjawab, "Ia sedang pergi mencari nafkah untuk kami." Kemudian Ibrahim menanyakan kehidupan dan keadaan mereka, maka wanita itu pun menjawab, "Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan." Ia mengeluh kepada Ibrahim. Maka Ibrahim pun berpesan: "jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya."
Ketika Isma'il datang, seakan-akan ia merasakan sesuatu, kemudian bertanya, "Apakah seseorang telah datang mengunjungimu?" "Ya, kami didatangi seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia menerangkan sifat-sifat orang itu), lalu ia menanyakan keberadaan dirimu, dan aku memberitahukannya. Ia pun menanyakan kondisi kehidupan kita di sini, maka aku pun menjawab bahwa hidup kita dalam kesulitan dan kesusahan," jawab isterinya. "Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?" tanya Isma'il. Isterinya pun menjawab, "Ia titip salam untukmu, serta menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu."
Isma'il pun berkata: "Ia adalah ayahku. (Pesannya itu mengandung arti bahwa) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu kembalilah engkau kepada keluargamu." Isma'il pun menceraikannya, lalu menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah Nabi Ibrahim tidak mengunjungi mereka selama beberapa waktu, maka ia pun datang, namun pada saat itu pun ia tidak bertemu dengan Isma'il. Kemudian ia menemui isteri Isma'il (yang baru) dan menanyakan perihal keadaan Isma'il. Maka isterinya pun menjawab, "Ia sedang keluar untuk mencari nafkah untuk kami." "Bagaimana keadaan dan kehidupan kalian?" tanya Ibrahim. "Kami dalam keadaanbaik dan berkecukupan," jawab isteri Isma'il seraya memuji (bersyukur kepada) Allah 'Azza wa Jalla.
Lalu Ibrahim bertanya, "Apa yang biasa kalian makan?" Isteri Isma'il menjawab, "Kami makan daging." "Apa yang biasa kalian minum?" lanjut Ibrahim. Isteri Isma'il menjawab, "Air." Kemudian Nabi Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air."
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.
Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Surat al-Baqarah
Al-Baqarah, Ayat 125-128 (10)
Setelah Isma'il menikah, Nabi Ibrahim pun datang untuk menemui keluarga yang dahulu ia tinggalkan. Karena ia tidak menemukan Isma'il di sana, maka Ibrahim menanyakan Isma'il kepada isterinya (menantu Ibrahim). Maka isteri Isma'il itu menjawab, "Ia sedang pergi mencari nafkah untuk kami." Kemudian Ibrahim menanyakan kehidupan dan keadaan mereka, maka wanita itu pun menjawab, "Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan." Ia mengeluh kepada Ibrahim. Maka Ibrahim pun berpesan: "jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan agar ia mengganti palang pintu rumahnya."
Ketika Isma'il datang, seakan-akan ia merasakan sesuatu, kemudian bertanya, "Apakah seseorang telah datang mengunjungimu?" "Ya, kami didatangi seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia menerangkan sifat-sifat orang itu), lalu ia menanyakan keberadaan dirimu, dan aku memberitahukannya. Ia pun menanyakan kondisi kehidupan kita di sini, maka aku pun menjawab bahwa hidup kita dalam kesulitan dan kesusahan," jawab isterinya. "Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?" tanya Isma'il. Isterinya pun menjawab, "Ia titip salam untukmu, serta menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu."
Isma'il pun berkata: "Ia adalah ayahku. (Pesannya itu mengandung arti bahwa) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu kembalilah engkau kepada keluargamu." Isma'il pun menceraikannya, lalu menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah Nabi Ibrahim tidak mengunjungi mereka selama beberapa waktu, maka ia pun datang, namun pada saat itu pun ia tidak bertemu dengan Isma'il. Kemudian ia menemui isteri Isma'il (yang baru) dan menanyakan perihal keadaan Isma'il. Maka isterinya pun menjawab, "Ia sedang keluar untuk mencari nafkah untuk kami." "Bagaimana keadaan dan kehidupan kalian?" tanya Ibrahim. "Kami dalam keadaanbaik dan berkecukupan," jawab isteri Isma'il seraya memuji (bersyukur kepada) Allah 'Azza wa Jalla.
Lalu Ibrahim bertanya, "Apa yang biasa kalian makan?" Isteri Isma'il menjawab, "Kami makan daging." "Apa yang biasa kalian minum?" lanjut Ibrahim. Isteri Isma'il menjawab, "Air." Kemudian Nabi Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air."
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.