Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir
Shahih Tafsir Ibnu Katsir
Surat al-Baqarah
Al-Baqarah, Ayat 125 (2)
Maqam Ibrahim
Shufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Sa'id bin Jubair bahwa maksud firman-Nya: "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat," yakni batu yang dijadikan pijakan oleh Nabiyullah Ibrahim 'alaihis salam. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikannya sebagai rahmat. Beliau berdiri di atas batu itu, sedangkan Isma'il memberikan batu-batu kepada beliau. Seandainya beliau mencuci kepala -seperti yang mereka katakan- niscaya akan bersilangan kedua kaki beliau. (481)
As-Suddi berkata, "Maqam Ibrahim ialah batu yang diletakkan oleh isteri Nabi Isma'il di bawah tapak kaki Ibrahim, hingga ia dapat mencuci kepala beliau." (482)
Al-Qurthubi mencantumkan hikayat ini namun beliau mendha'ifkannya, akan tetapi ulama lain menguatkannya. Ar-Razi menghikayatkannya dalam tafsirnya dari al-Hasan al-Bashri, Qatadah dan ar-Rabi' bin Anas. (483)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Jabir, dia menceritakan tentang haji Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan thawaf, 'Umar berkata, 'Apakah ini maqam bapak kita?' Beliau menjawab, 'Ya.' 'Umar berkata, 'Tidakkah kita menjadikannya tempat shalat?' Maka Allah Ta'ala menurunkan ayat: "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat." (484)
Al-Bukhari mencantumkan dalam kitab Shahiihnya, "Bab firman Allah, 'Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat.' Artinya, tempat berkumpul dan kembali." (485)
Kemudian al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa 'Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu pernah berkata, "Aku mendapat persetujuan dari Rabb-ku dalam tiga perkara, atau Rabb-ku menyetujuiku dalam tiga hal. (Yaitu ketika) aku berkata, 'Ya Rasulullah, seandainya engkau jadikan sebagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat,' maka turunlah ayat, "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat." Lalu aku berkata, 'Ya Rasulullah, banyak orang yang masuk menemuimu, ada yang baik dan ada pula yang jahat. Seandainya engkau memerintahkan Unmahatul Mukminin (isteri-isteri Nabi) untuk berhijab.' Maka Allah pun menurunkan ayat hijab." Lebih lanjut 'Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Dan aku pernah mendengar teguran yang diberikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada sebagian isterinya. Lalu aku masuk menemui mereka dan kukatakan, 'Kalian berhenti atau Allah akan memberikan ganti kepada Rasul-Nya wanita-wanita yang lebih baik dari kalian.' Hingga akhirnya aku mendatangi salah satu isterinya, maka ia pun berkata, 'Hai 'Umar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menegur isteri-isterinya sehingga engkau menegur mereka.' Maka Allah pun menurunkan ayat: "Jika Nabi menceraikan kalian, boleh jadi Rabb-nya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang baik dari kalian, yang patuh." (QS. At-Tahriim: 5)
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengusap ar-Rukn (Hajar Aswad) dengan tangannya, lalu beliau berlari kecil (ketika thawaf) tiga putaran dan berjalan kaki empat putaran. Setelah itu beliau menuju ke maqam Ibrahim seraya membaca, "Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat." Kemudian beliau memposisikan maqam Ibrahim di antara dirinya dengan Baitullah, lalu beliau mengerjakan shalat dua raka'at. (486) Ini adalah potongan dari hadits panjang yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahiihnya. (487)
Al-Bukhari meriwayatkan dengan sanadnya dari 'Amr bin Dinar, ia berkata bahwa dia pernah mendengar Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata: "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba, beliau mengerjakan thawaf di Ka'bah tujuh putaran dan mengerjakan shalat dua raka'at di belakang maqam Ibrahim." (488)
===
Catatan Kaki:
481. Ibnu Abi Hatim (I/371).
482. Ath-Thabari (III/35).
483. Ar-Razi (IV/45).
484. Ibnu Abi Hatim (I/370).
485. [Shahiih al-Bukhari, kitab Tafsiirul Qur-aan, bab: Wattakhidzuu Mim Maqaami Ibraahiima ... (hal 807)].
486. Ath-Thabari (III/36).
487. Muslim (II/920). [Muslim (no. 1218)].
488. Fat-hul Baari (III/586). [Al-Bukhari (no. 396)].
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.