Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 124 (2) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Baqarah

Al-Baqarah, Ayat 124 (2)

Apa yang Dimaksud dengan Beberapa Kalimat Ujian?

Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan kalimat-kalimat yang Allah Ta'ala tujukan kepada Ibrahim 'alaihis salam. Ada beberapa riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma yang menyebutkan tentangnya.

'Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia mengatakan, "Artinya, Allah mengujinya dengan manasik haji." (473) Demikian pula Abu Ishaq meriwayatkan. (474)

'Abdurrazzaq juga meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas tentang firman Allah Ta'ala, "Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan)," ia mengatakan, "Allah mengujinya dengan thaharah (bersuci), yaitu lima di bagian kepala, dan lima di bagian badan. Di bagian kepala adalah memotong kumis, madhmadhah (berkumur ketika berwudhu'), istinsyaaq (menghirup air ke dalam hidung ketika berwudhu'), bersiwak, dan menyisir rambut. Dan lima di bagian badan adalah memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, khitan, mencabut bulu ketiak, serta mencuci bekas buang air besar dan bekas buang air kecil dengan air." (475)

Ibnu Abu Hatim mengatakan, "Dan pendapat serupa diriwayatkan pula dari Sa'id bin al-Musayyab, Mujahid, asy-Sya'bi, an-Nakha'i, Abu Shalih dan Abul Jild." (476)

(Saya (Ibnu Katsir) katakan:) yang senada dengan pendapat ini adalah sebuah hadits yang tercantum dalam Shahiih Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,

'Sepuluh perkara yang termasuk fitrah; mencukur kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, istinsyaaqul maa' (menghirup air ke dalam lubang hidung), memotong kuku, menyela-nyela jari-jemari yang terhalang oleh semacam cincin, mencabut bulu ketiak, mencukur rambut kemaluan dan intiqaashul maa' (istinja').'

Lalu aku lupa yang kesepuluh, mungkin itu adalah madhmadhah (berkumur-kumur)."

Waki' mengatakan, "Intiqaashul maa' adalah istinja'." (477)

Dan dalam Shahiih al-Bukhari dan Shahiih Muslim diriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Fitrah itu ada lima, yaitu berkhitan, mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak." Lafazh hadits ini menurut riwayat Muslim. (478)

Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, "Kalimat yang telah Allah jadikan sebagai ujian atas Ibrahim lalu Ibrahim menunaikannya dengan sempurna ialah:

1. Perintah untuk berpisah dari kaumnya karena Allah. Allah memerintahkan beliau untuk meninggalkan mereka.

2. Perdebatan beliau dengan raja Namrudz demi membela agama Allah. Meskipun tindakan tersebut menimbulkan resiko yang sangat besar terhadap diri beliau.

3. Kesabaran beliau ketika mereka melemparkannya ke dalam api untuk membakar beliau serta kedahsyatan reaksi dari kaumnya karena beliau membela agama Allah.

4. Hijrah beliau setelah itu dari tanah air dan kampung halaman beliau karena Allah semata, yaitu ketika Allah memerintahkan beliau untuk meninggalkan mereka.

5. Perintah Allah kepada beliau untuk senantiasa menjamu tamu dan bersabar atasnya dengan jiwa, raga dan harta beliau.

6. Ujian atas beliau berupa perintah untuk menyembelih putera beliau ketika Allah memerintahkan untuk menyembelihnya.

Ketika semua ujian dari Allah itu berhasil dilalui dan menjadikan jiwanya tulus dalam menerimanya, Allah berfirman kepadanya, "'Tunduk patuhlah!' Ibrahim menjawab, 'Aku tunduk patuh kepada Rabb semesta alam.'" (QS. Al-Baqarah: 131) Yakni, atas apa yang beliau hadapi berupa penentangan manusia dan berlepas dirinya beliau dari mereka.

===

Catatan Kaki:

473. Ath-Thabari (III/13).

474. Ath-Thabari (III/13).

475. Abdurrazzaq (I/57).

476. Ibnu Abi Hatim (I/359).

477. Muslim (I/222) [Muslim (no. 261)].

478. Fat-hul Baari (X/347) dan Muslim (I/222) [Al-Bukhari (no. 5889), Muslim (no. 257)].

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

Popular posts from this blog