Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 125-128 (6) | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Surat al-Baqarah

Al-Baqarah, Ayat 125-128 (6)

Pembangunan Ka'bah dan Do'a Agar Amal Tersebut Diterima

Adapun firman Allah Sub-hanahu wa Ta'ala:

"Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Isma'il seraya berdo'a: 'Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.'"

Kata "اَÙ„ْÙ‚َÙˆَاعِدُ" (al-Qawaa'idu) dalam ayat di atas adalah jamak dari kata "Ù‚َعِدَÛƒٌ" (Qa'idatun), yang berarti tiang dan pondasi. Artinya, Allah Sub-hanahu wa Ta'ala berfirman, "Hai Muhammad, katakanlah kepada kaummu mengenai pembangunan Baitullah yang dilakukan oleh Ibrahim dan Isma'il dan keduanya meninggikan pondasinya seraya berdo'a:

"Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Al-Qurthubi dan yang selainnya menghikayatkan dari Ubay (bin Ka'ab) dan Ibnu Mas'ud bahwa keduanya membaca ayat ini dengan cara:

"Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Isma'il, dan keduanya berdoa: 'Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,'" (509) (dengan menambahkan kata "ÙˆَÙŠَÙ‚ُÙˆْلاَÙ†ِ" (wa yaquulaani)).

Aku (Ibnu Katsir) katakan: "Yang menunjukkan atas hal ini adalah perkataan mereka berdua setelah itu:

"Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang-orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu."

Keduanya sedang mengerjakan amal shalih. Keduanya memohon kepada Allah agar amal mereka diterima. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Wuhaib bin al-Wurd bahwa ia membaca ayat:

"Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Isma'il seraya berdo'a: 'Ya Rabb kami, terimalah dari kami (amalan kami),'" lalu beliau (Wuhaib) menangis seraya berkata, "Ya Khaliilurrahmaan, engkau membangun pilar-pilar Baiturrahman, sedangkan engkau takut amalmu tidak diterima." (510)

Demikianlah seperti yang Allah ceritakan tentang keadaan orang-orang mukmin yang ikhlas. "Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan." (QS. Al-Mu'minuun: 60) Yaitu, mempersembahkan apa yang telah mereka persembahkan berupa shadaqah, infak dan ketaatan. "Dan hati mereka takut." (QS. Al-Mu'minuun: 60) Yaitu, hati mereka senantiasa takut seandainya amal mereka tidak diterima. Seperti disebutkan dalam hadits shahih dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuma, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana yang akan disebutkan pada tempatnya.

=====

Catatan Kaki:

509. Al-Qurthubi (II/126).

510. Ibnu Abi Hatim (I/384).

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh – Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta – Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.