Skip to main content

Prinsip Penyembuhan | Keajaiban Thibbun Nabawi

Bagian 3

Beberapa Pedoman Teori Pengobatan Nabawi

Prinsip Penyembuhan

Dari Ibnu 'Abbas (rodhiyallohu 'anhuma), Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Kesembuhan itu ada dalam tiga hal, yakni minum madu, sayatan alat bekam, dan sundutan api. Aku melarang umatku berobat dengan sundutan api." (86)

Dari Ibnu 'Abbas, Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dalam madu dan bekam." (87)

Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Di dalam habbatus sauda' terdapat penyembuj setiap penyakit, kecuali kematian." (88)

Ada tiga prinsip pengobatan yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim:

1. Penjagaan Kesehatan

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "... Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain..." (Al-Baqoroh [2]: 184). Dalam ayat ini, Alloh Subhanahu wa Ta'ala membolehkan orang yang musafir untuk berbuka puasa, demi menjaga kesehatan dan kekuatannya. (89)

2. Pembersihan

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "... Jika ada di antaramu yang sakit atau gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkurban..." (Al-Baqoroh [2]: 196). Dalam ayat ini, Alloh membolehkan orang sakit atau orang yang ada gangguan di kepalanya, entah berupa kutu, gatal-gatal, atau lainnya, untuk mencukur kepalanya pada saat melaksanakan ihrom.

3. Pencegahan Penyakit

Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "... Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci)..." (An-Nisa' [4]: 43)

Alloh membolehkan orang yang sakit untuk menggunakan debu sebagai pengganti air, demi mencegah terjadinya hal yang menyakiti dirinya. (90)

Ini merupakan karunia dan nikmat Alloh kepada kita bahwa Dia telah mengutus Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam kepada kita dengan membawa petunjuk yang menerangi semua jalan, tanpa satu pun terlupakan.

=====

Catatan Kaki:

86) HR. Bukhori (5680).

87) HR. Bukhori secara mu'allaq (5681).

88) Muttafaqun 'alaih: Bukhori (5688) dan Muslim (2215) dari Abu Huroiroh (rodhiyallohu 'anhu).

89) Ath-Thibbun Nabawi, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, hal. 6-7.

90) Ath-Thibbun Nabawi, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, hal. 6-9.

=====

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Asy-Syifaa' min Wahyi Khaatamil Anbiyaa', Penulis: Aiman bin 'Abdul Fattah, Penerbit: Darush Shohifah, Cetakan I, 1425 H/ 2004 M, Judul Terjemahan: Keajaiban Thibbun Nabawi Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Pengobatan Nabawi, Penerjemah: Hawin Murtadlo, Editor: Muhammad Albani, Editor Medis: dr. Wadda' A. Umar, Penerbit: al-Qowam, Solo - Indonesia, Cetakan VIII, Nopember 2012 M.