Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi.
Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
Muhammad Iqbal Kadir.
Albani menambahkan:
"Menurut hemat saya bahwa dalam ungkapan tersebut mengandung peringatan halus bahwa tidak ada ketidak-relevansian antara ayat di atas dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala lainnya, "Tidak ada satu umat pun kecuali diutus kepada seorang pemberi peringatan." Sebab yang dimaksud pada ayat pertama adalah zamannya Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sedangkan yang kedua adalah masa sebelumnya Shallallahu 'alaihi wa Sallam."
j. Dialog antara Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
16. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berbicara kepada Nabi Musa 'alaihis salam di bukit Sinai dan lembah suci. Sedangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam diajak bicara di Sidratul muntahaa.
Albani menambahkan:
"Paragraf ini disadur penulis dari As-Suyuthi dalam kitab "Al Khashaish" (3/151). Dan dia merujuk pada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surah An-Najm, "Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan."
Seperti juga dengan firman-Nya, "(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya."
Dalam sebuah hadits tentang Isra' yang diriwayat oleh Anas radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Kemudian Jibril pergi bersamaku menuju Sidratul Muntaha dan ternyata daun-daunnya seperti daun gajah, buah-buahannya seperti anjang-anjang (tiang penopong)." Beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan sabdanya, "Sidratul Muntaha selalu diliputi oleh segala sesuatu (yang tunduk akan) perintah Allah, kapanpun turun perintah-Nya untuk berubah, maka dia pun berubah. Tak ada seorangpun yang sanggup menggambarkan akan keindahannya. Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang telah diwahyukan. Selanjutnya diwajibkanlah kepadaku shalat 50 waktu sehari semalam... [hingga akhir hadits yang berbunyi,] Allah berfirman, "Wahai Muhammad, sesungguhnya (shalat 50 waktu) menjadi 5 waktu setiap pagi dan malam. Dan pada setiap satu shalat wajib bernilai sepuluh waktu. Dengan demikian menjadi 50 shalat." (HR. Muslim (1/101), dan Bukhari no. 193-194 dalam "Mukhtashar"-nya)
Baca selanjutnya:
Daftar Isi Buku Ini.
Daftar Buku Perpustakaan Ini.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul, Penulis: Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi, Pentahqiq: Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Penerjemah: Muhammad Iqbal Kadir, Editor: Ahmad Taufiq Abdurrahman, Sri Yulyastuti, Penerbit: Najla Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, September 2004 M.
===
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!