Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi.
Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
Muhammad Iqbal Kadir.
Dan mengenai kata "turaabahaa" (tanahnya), Albani mengomentari bahwa seperti itulah teks aslinya yang ditemukannya yang tercantum dalam cetakan. Sedangkan yang ada pada Muslim menggunakan kalimat "Turbatuha" bukan "Turaabaha". Serta disebutkan oleh As-Suyuthi dalam kitab "Al Jami Ash-Shaghir" (no. 4099 -"Shahih Al Jami"). Sedangkan lafadz hadits tersebut berasal dari riwayat Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang berbunyi,
"Kami diberikan keistimewaan dari umat lainnya dalam tiga hal (yaitu): 'Barisan kami dijadikan seperti barisan Malaikat, bumi seisinya dijadikan sebagai masjid bagi kami, dan tanahnya dijadikan suci bagi kami apabila tidak ditemukan air." (HR. Muslim dan lain-lain)
r. Keagungan budi pekerti Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
25. Pujian Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap akhlak dan budi pekerti Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Seperti dalam firman-Nya, "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al Qalam (68): 4)
Dan ketika sebuah figur yang agung memuji dan mengagungkan sesuatu, hal ini mengindikasikan akan adanya keagungan orang yang dipujinya melebihi keagungan orang yang mengagungkannya tersebut. Lalu bagaimana andai yang memuji dan mengagungkannya adalah Sang Maha Agung?
s. Macam-macam wahyu.
26. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berdialog dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam lewat tiga macam wahyu, yaitu:
a. Mimpi yang benar (mimpi yang sangat mendekati kenyataan sadar).
b. Berbicara langsung tanpa perantara.
c. Melalui Jibril (lewat pesan-Nya).
Albani menambahkan, bahwa menurutnya tersisa satu macam lagi pola Allah Subhanahu wa Ta'ala berdialog dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam lewat wahyu-Nya, yaitu dengan cara meniupkan ke dalam hati. Seperti yang dikemukakan dalam sebuah hadits dari Abu Umamah dan lain-lain yang berbunyi,
"Sesungguhnya Jibril telah meniupkan wahyu ke dalam hatiku. Dan seseorang tidaklah akan menemui kematiannya hingga waktu (ajalnya) tiba dan rezeki (yang menjadi haknya) telah cukup. Oleh karena itu, bertakwalah kalian kepada Allah dan bersikap baiklah dalam segala usaha. Dan janganlah seseorang di antara kalian yang sekali-kali berbuat maksiat karena rezekinya agak terlambat. Karena Allah tidak akan menerima sesuatu dari hamba-Nya kecuali dengan jalan berbuat taat kepada-Nya." (Hadits ditakhrij dalam kitab "Fiqih As-Sirah" no. 96, bagian ini dinukil oleh As-Suyuthi (3/153) dari penulis buku ini. Untuk lebih detail lihat kembali pembahasan tentang macam-macam wahyu yang dikemukakan di dalam kitab "Zaad Al Ma'ad".
Baca selanjutnya:
Daftar Isi Buku Ini.
Daftar Buku Perpustakaan Ini.
===
Maraji'/ sumber:
Kitab: Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul, Penulis: Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi, Pentahqiq: Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Penerjemah: Muhammad Iqbal Kadir, Editor: Ahmad Taufiq Abdurrahman, Sri Yulyastuti, Penerbit: Najla Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, September 2004 M.
===
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!