Skip to main content

Mengimani Wujud Allah (3) | Rukun Pertama: Iman Kepada Allah | Rukun Iman yang Enam | Tingkatan Kedua: Iman | Tingkatan-tingkatan Din | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Kedua.

Ma'rifatud Din.
Mengenal Dinul Islam.

Dalam Shahihul Bukhari disebutkan hadits dari Anas bin Malik:

Bahwa seorang Arab pedalaman masuk (ke dalam masjid) pada hari Jumat, sementara Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) sedang berkhutbah. Orang itu lantas berkata, "Ya Rasulullah, harta kami musnah dan keluarga kami kelaparan. Maka berdoalah kepada Allah buat kami!" Akhirnya beliau mengangkat kedua tangan dan berdoa. Tak lama kemudian, awan sebesar gunung pun tiba; sementara beliau masih berada di atas mimbar, sehingga aku lihat air hujan bercucuran pada jenggot beliau. Pada Jumat kedua (berikutnya), si Arab pedalaman itu, atau lainnya, berdiri lantas berkata, "Ya Rasulullah, bangunan rumah kami roboh dan harta kami tenggelam. Maka berdoalah kepada Allah untuk kami!" Akhirnya beliau pun mengangkat kedua tangan seraya berdoa:

اَللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø­َÙˆَالَÙŠْÙ†َا Ùˆَلاَ عَÙ„َÙŠْÙ†َا

Allaahumma hawaalainaa wa laa 'alainaa.

"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan sebagai bencana bagi kami." (36)

Akhirnya, tidaklah beliau menunjuk suatu arah (tempat) melainkan menjadi terang (tanpa hujan).

Terkabulnya permohonan orang-orang yang berdoa hingga hari ini masih dapat disaksikan dengan nyata, tentunya bagi orang yang benar-benar bersandar kepada Allah 'Azza wa Jalla serta memenuhi syarat-syarat dikabulkannya sebuah doa.

Kedua: Ayat-ayat (tanda-tanda) para Nabi yang dinamakan mukjizat yang disaksikan oleh manusia lain, atau yang mereka dengar merupakan bukti yang qath'i akan adanya Dzat yang mengutus mereka, yaitu Allah 'Azza wa Jalla. Sebab, kemukjizatan itu di luar jangkauan manusia pada umumnya, yang memang sengaja diberlakukan oleh Allah 'Azza wa Jalla untuk mengokohkan dan memenangkan para Rasul-Nya.

Contoh pertama, mukjizat Musa ('alaihis salam) ketika Allah memerintahkannya untuk memukul laut dengan tongkatnya. Musa pun memukulnya dan akhirnya laut itu terbelah menjadi dua belas jalan yang kering, sementara air laut berada di antara jalan-jalan itu laksana gunung.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Maka Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah laut itu dengan tongkatmu! Akhirnya terbelahlah laut itu, masing-masing belahan laksana gunung yang besar." (Asy-Syu'ara [26]: 63)

Contoh kedua, mukjizat Isa ('alaihis salam) berupa dapat menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati dan mengeluarkan mereka dari kubur dengan izin Allah. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"...dan aku (Isa) dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah..." (Ali 'Imran [3]: 49)

"...dan ingatlah di waktu kamu mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup kembali) dengan izin-Ku..." (Al-Ma`idah [5]: 110)

Contoh ketiga, ketika kaum Quraisy meminta mukjizat dari Nabi Muhammad (Shallallahu 'alaihi wa Sallam), maka beliau menunjuk bulan, lalu bulan itu terbelah menjadi dua, dan orang-orang pun menyaksikannya. Mengenai hal ini, Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Telah dekat (datangnya) 'saat' (37) itu, dan bulan pun telah terbelah. Dan jika (kaum musyrikin) melihat suatu ayat (mukjizat), mereka berpaling seraya mengatakan, 'Ini adalah sihir yang terus-menerus!'" (Al-Qamar [54]: 1-2)

Berbagai mukjizat yang dapat diindra yang sengaja dibuat oleh Allah 'Azza wa Jalla untuk mengokohkan dan menolong para Rasul-Nya ini menunjukkan secara qath'i akan adanya Allah 'Azza wa Jalla.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

36. HR. Al-Bukhari, Kitabul Jumu'ah, bab "Mengangat Dua Tangan dalam Berdoa"; dan oleh Muslim, Kitabul Istisqa', bab "Doa dalam (shalat) istisqa'".

37. Saat kehancuran kaum musyrikin; atau ada juga yang mengatakan saat terjadinya Kiamat. -penerj.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!