Skip to main content

Mengimani Uluhiyah Allah | Rukun Pertama: Iman Kepada Allah | Rukun Iman yang Enam | Tingkatan Kedua: Iman | Tingkatan-tingkatan Din | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Kedua.

Ma'rifatud Din.
Mengenal Dinul Islam.

Kedua: Iman kepada Uluhiyah-Nya.

Artinya, bahwa Dia adalah satu-satunya ilah yang haq; tiada sekutu bagi-Nya. Kata ilah di sini bermakna ma'luh, yang berarti ma'bud (yang disembah atau diibadahi) atas landasan kecintaan dan pengagungan. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Ilah kamu adalah ilah yang satu; tiada ilah selain Dia. Dia Maha Pemurah lagi Penyayang." (Al-Baqarah [2]: 163)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman, "Allah menyatakan bahwa tiada ilah selain-Nya, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian. Tiada ilah selain Dia, Yang Maha Perkasa dan Bijaksana." (Ali 'Imran [3]: 18)

Segala yang dijadikan sebagai ilah di samping Allah, yang disembah selain Allah, maka uluhiyah sembahan itu adalah batil.

Allah berfirman,

"Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah itu adalah Yang Haq; dan bahwasanya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil. Sesungguhnya Allah itu Dzat Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Al-Hajj [22]: 62)

Ilah-ilah selain Allah itu tidak mempunyai hak uluhiyah. Mengenai lata, uza dan manat. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Ilah-ilah itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya. Allah tidak menurunkan keterangan apa pun tentang ilah-ilah itu (sebagai alasan untuk menyembahnya)." (An-Najm [53]: 23)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman tentang Nabi Hud ('alaihis salam) bahwa ia pernah berkata kepada kaumnya,

"Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama ilah yang kamu dan bapak-bapak kamu menamakannya?! Allah sama sekali tidak menurunkan keterangan apa pun tentang nama-nama (ilah) itu..." (Al-A'raf [7]: 71)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman bahwa Nabi Yusuf ('alaihis salam) pernah berkata kepada penghuni penjara,

"... Manakah yang lebih baik, apakah tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?! Kamu tidaklah menyembah yang selain Allah kecuali sebenarnya hanya menyembah nama-nama saja, di mana kamu dan bapak-bapak kamu sendiri yang menamakannya. Allah sama sekali tidak menurunkan keterangan apa pun mengenai sembahan-sembahan itu..." (Yusuf [12]: 39-40)

Oleh karena itu, seluruh Rasul 'alaihimus salaam selalu berkata kepada kaum mereka, "Ibadahilah Allah; tiada ilah selain-Nya bagi kalian." Namun ternyata orang-orang musyrik itu enggan, dan mereka tetap saja mengambil ilah-ilah lain selain Allah yang mereka sembah di samping Allah serta dimintai pertolongan dan perlindungan.

Allah 'Azza wa Jalla telah membatilkan (menggugurkan) tindakan kaum musyrikin mengambil ilah-ilah ini dengan dua keterangan (hujah) 'aqli:

Pertama, ilah-ilah yang disembah oleh kaum musyrikin ini sama sekali tidak memiliki karakteristik uluhiyah sedikit pun. Ilah-ilah itu sekedar makhluk yang tidak akan dapat mencipta, tidak dapat mendatangkan kemanfaatan bagi penyembahnya, tidak dapat menolak kemudaratan, dan mereka tidak kuasa untuk menghidupkan atau mematikan mereka, serta tidak memiliki apa pun tenang apa yang ada di langit dan juga tidak mempunyai saham sedikit pun.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Mereka telah menjadikan ilah-ilah selain Allah (sebagai sembahan), padahal ilah-ilah itu tidak dapat menciptakan, bahkan ilah-ilah itu sendiri justru diciptakan. Ilah-ilah itu tidak kuasa atas kemudaratan maupun kemanfaatan atas dirinya, dan juga tidak kuasa untuk mematikan, menghidupkan maupun membangkitkan." (Al-Furqan [25]: 3)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman,

"Katakanlah, 'Serulah mereka yang kamu anggap sebagai sembahan selain Allah; mereka tidak mempunyai kekuasaan seberat dzarrah pun, baik di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai andil soal (penciptaan) langit dan bumi. Allah tidak memiliki seorang pembantu pun dari mereka itu. Tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang diizinkan-Nya..." (Saba' [34]: 22-23)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!