Pengantar Penulis
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang telah membimbing kita ke jalan yang benar. Amma ba'd.
Sejatinya, pengobatan bekam sudah dikenal ribuan tahun yang lalu, dan sudah dilakukan sejak bangsa-bangsa kuno mengenal pengobatan hingga bangsa modern sekarang ini. Saat ini pun, bekam sudah marak dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Hampir setiap orang pernah membekam, dibekam, atau setidak-tidaknya mendengar kata 'bekam'. Walaupun mungkin dengan istilah lain.
Bekam memang merupakan pengobatan yang murah, mudah dan aman. Karena begitu mudahnya melakukan bekam, sampai-sampai anak kecil pun bisa melakukan bekam. Maraknya pengobatan bekam ini patut disyukuri. Walaupun begitu, ada suatu keprihatinan sendiri terhadap pelaku bekam saat ini. Banyak orang yang membekam hanya bermodalkan keberanian dan niat melaksanakan sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam saja, tanpa dibekali dasar-dasar pengobatan dan patofisiologi penyakit, baik berdasarkan ilmu kedokteran modern maupun ilmu kedokteran tradisional.
Memang, sudah banyak buku yang membahas tentang bekam, di antaranya adalah buku Bekam: Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis (terbitan Al-Qowam: 2005 - Solo), di mana penulis menjadi editornya. Namun, sebenarnya buku tersebut lebih banyak membahas tentang fikih bekam, bukan teknis bekam. Sehingga, karena belum ada (kalaupun ada, masih terbilang sedikit, -ed) buku tentang teknis bekam, maka akhirnya banyak yang melakukan bekam hanya berdasarkan buku tersebut. Begitu ada keluhan seperti yang ada dalam buku itu, maka banyak orang langsung meniru dan melakukan bekam seperti pada gambar di buku tersebut. Begitu juga buku-buku bekam lainnya yang beredar saat uni, kebanyakan hanya memberikan teknis bekam secara instan. Sehingga, bila ada penyakit yang tidak ada pada buku tersebut, atau munculnya masalah-masalah yang ditimbulkan oleh bekam, banyak yang tidak bisa menanganinya. Perilaku seperti ini mirip dengan orang yang sakit kepala. Begitu kepalanya terasa pusing, ia langsung membeli obat sakit kepala di warung, lalu meminumnya. Ia tidak memperhatikan apa saja yang menjadi penyebab kepala pusing. Alhasil, bisa saja penyakitnya sembuh, bisa juga tidak, atau bahkan penyakitnya menjadi semakin parah. Hal ini disebabkan karena tidak mengetahui farmokologi obat dan patofisiologi penyakit.
Bersambung...
===
Maraji'/ sumber:
Buku: Sembuh dengan Satu Titik, Penulis: dr. Wadda' A. Umar, Penerbit: Al-Qowam, Solo - Indonesia, Cetakan XIV, Nopember 2012 M/ Muharram 1434 H.
===
Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum
http://www.bajaringantangerang.com
===
Ary Ambary Ahmad Abu Sahla al-Bantani
Sent from my BlackBerry® PIN 269C8299
powered by Sinyal Kuat INDOSAT