Skip to main content

Kitab Permulaan Turunnya Wahyu (2) | Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari

Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari.

Fathul Baari, Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari

Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullaah.

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.

Kitaabu Bad`il Wahyii.

1. Kitab Permulaan Turunnya Wahyu (2).

Seluruh penulis mushhaf di setiap negara juga mengikuti cara ini, baik mereka yang mengatakan bahwa basmalah adalah termasuk ayat surah Al Fatihah, atau mereka yang tidak berpendapat seperti itu. Di samping itu ada juga yang konsisten dengan firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya." (QS. Al Hujuraat [49]: 1), sehingga beliau tidak mendahului perkataan Allah dan Rasul-Nya kecuali dengan perkataan-Nya.

Adapun pendapat yang sangat jauh dari kebenaran adalah pendapat yang mengatakan, bahwa Imam Bukhari memulai tulisan ini dengan khutbah, yang di dalamnya ada hamdalah dan syahadah, akan tetapi telah dihapus oleh orang yang meriwayatkannya.

Seakan-akan orang yang berpendapat seperti ini belum pernah membaca kitab yang ditulis oleh guru-guru Imam Bukhari dan ahli hadits pada waktu itu, seperti Imam Malik dalam kitab Muwaththa`, Abd. Razaq dalam kitab Mushannif, Imam Ahmad dalam kitab Musnad Ahmad, Abu Daud dalam kitab Sunan Abu Daud, dan kitab-kitab lainnya yang tidak dimulai dengan khutbah dan hanya dimulai dengan basmalah. Golongan ini adalah mayoritas, sedangkan mereka yang memulai dengan khutbah hanya golongan minoritas. Apakah mungkin dikatakan setiap perawi kitab-kitab tersebut telah menghapus khutbah? Sama sekali tidak mungkin, karena menurut pendapat mereka hamdalah hanya diucapkan saja, sebagaimana diriwayatkan oleh Syaikh Khatib dalam kitab Al Jami', bahwa Imam Ahmad hanya membaca shalawat Nabi dan tidak menulisnya ketika menulis hadits, hal ini menunjukkan hamdalah dan syahadah hanya dianjurkan untuk dibaca bukan ditulis. Akan tetapi mereka yang memulainya seperti metode khutbah, yaitu dengan menyebut hamdalah dan basmalah, seperti yang dilakukan oleh Imam Muslim, hal itu kita serahkan kepada Allah, karena Dia yang Maha Mengetahui akan suatu kebenaran.

Sudah menjadi kebiasaan para pengarang kitab, untuk memulai penulisan dengan lafazh basmalah, tetapi dalam penulisan syair ada perbedaan pendapat jika dimulai dengan basmalah. Menurut Imam Sya'bi, itu tidak boleh. Imam Zuhri mengatakan, "Telah menjadi kesepakatan para ulama terdahulu untuk tidak mencantumkan basmalah dalam penulisan syair," sedangkan Sa'id bin Jubair dan Jumhur Ulama membolehkan hal itu. Adapun Al Khatib membenarkan kedua pendapat tersebut.

=====

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Fathul Baari Syarah Shahih Al Bukhari, Penulis: Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullaah, Peneliti: Syaikh Abdul Aziz Abdullah bin Baz rahimahullaah, Penerbit: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, Beirut - Lebanon, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Fathul Baari, Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari, Penerjemah: Gazirah Abdi Ummah, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan Kesebelas, Juli 2013 M.