Skip to main content

Syarah Kasyfu Syubuhat 69

Syarh Kasyf Asy Syubuhaat.

Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Fahd bin Nashir bin Ibrahim As-Sulaiman.

Bayu Abdurrahman.

Mudah-mudahan mereka telah jelas. Jadi, istighatsah mereka kepada para Nabi pada hari Kiamat agar para Nabi itu berdo'a kepada Allah untuk segera menghisab manusia sehingga para calon penghuni Surga bisa segera beristirahat dari kesusahan di Padang Mahsyar adalah diperbolehkan, baik dilakukan di dunia dan di akhirat. Demikian pula jika engkau datang kepada seorang laki-laki yang shalih yang masih hidup dan dapat mendengarkan ucapanmu, lalu engkau katakan kepadanya, "Berdo'alah kepada Allah untukku", sebagaimana para sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam datang memohon kepada beliau di masa beliau masih hidup. Adapun setelah beliau wafat, sama sekali tidak pernah. Mereka tidak pernah meminta kepada beliau di kuburannya, bahkan para salafus shalih melarang orang yang meniatkan untuk berdo'a kepada Allah di sisi kubur beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Oleh karena itu, bagaimana dengan orang yang berdo'a kepada beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam setelah beliau wafat? [1]

Penjelasan.

[1] Ini adalah jawaban yang kedua. Perkataan ini menjelaskan bahwa istighatsah mereka kepada para Nabi dalam arti mereka berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar melepaskan manusia dari kesusahan besar di Padang Mahsyar, bukan berdo'a kepada mereka, tetapi meminta do'a mereka kepada Rabb mereka 'Azza wa Jalla adalah diperbolehkan sebagaimana para sahabat meminta kepada Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) agar berdo'a untuk mereka.

Disebutkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik (radhiyallahu 'anhu) bahwa pernah ada seorang laki-laki masuk masjid pada hari Jum'at ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam berkhutbah, lalu dia berkata, "Ya Rasulullah, harta-harta kami telah hilang (hancur), dan jalan-jalan telah terputus, berdo'alah kepada Allah agar Allah menolong kami." Orang ini tidak mengatakan, "Tolonglah kami, ya Rasulullah!" Tetapi dia berkata, "Berdo'ala kepada Allah agar Dia menolong kami." Lalu beliau mengangkat kedua tangannya dan berdo'a, "Allahumma, ya Allah, tolonglah kami," -tiga kali-, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mendatangkan awan dan turunlah hujan. Mereka tidak melihat matahari selama satu pekan penuh. Hujan terus menerus turun.

Pada Jum'at berikutnya, masuklah seorang laki-laki atau laki-laki yang menemui beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam Jum'at lalu dan berkata,

"Ya Rasulullah, harta kami telah tenggelam, dan bangunan-bangunan kami telah hancur, berdo'alah kepada Allah agar menahan hujan dari kami!" Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdo'a dan berkata, "Ya Allah, palingkanlah hujan dari kami dan jangan turunkan kepada kami, Ya Allah (turunkanlah hujan) di padang pasir, di tepian bukit-bukit dan tempat tumbuhnya tanaman." (HR. Bukhari dan Muslim)

Lalu langit pun menjadi terang dan para sahabat keluar dan berjalan di bawah terik matahari.

Dalam hadits di atas nampak bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jadi orang tersebut tidak berdo'a kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan tidak minta tolong kepada beliau. Dengan ini diketahui bahwa syubhat yang mereka lontarkan tidak ada manfaatnya bagi mereka, bahkan menjadi hujjah yang mematahkan pendapat mereka sendiri di sisi Allah 'Azza wa Jalla.

Kemudian Syaikh rahimahullah menyebutkan bahwa tidak mengapa mendatangi seorang laki-laki yang shalih yang engkau kenal pribadi dan kebaikannya, kemudian memintanya untuk berdo'a kepada Allah untukmu. Ini adalah perbuatan yang dibolehkan, akan tetapi seyogyanya dia tidak menjadikan hal tersebut sebagai suatu kebiasaan, sehingga setiap dia melihat orang shalih dia langsung berkata, "Berdo'alah kepada Allah untukku." Perbuatan seperti itu bukan kebiasaan salaf. Perbuatan tersebut adalah perbuatan menyandarkan do'a kepada orang lain. Padahal telah maklum jika seseorang berdo'a sendiri kepada Allah maka ini lebih baik, karena dia telah melakukan suatu ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla. Do'a itu termasuk ibadah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

"Berdo'alah kalian kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan." (QS. Ghafir: 60)

Seseorang apabila berdo'a sendiri kepada Allah akan mendapatkan pahala ibadah karena dia bersandar kepada Allah 'Azza wa Jalla dalam memperoleh sesuatu yang bermanfaat ataupun menolak mudharat. Berbeda apabila dia meminta kepada orang lain agar berdo'a kepada Allah untuk dirinya maka berarti dia menyandarkan do'anya kepada orang tersebut dan kadang-kadang penyandarannya kepada orang lain malah lebih besar daripada penyandarannya kepada Allah 'Azza wa Jalla. Perkara ini adalah perkara yang berbahaya. Syaikhul Islam pernah berkata, "Seseorang yang meminta kepada orang agar berdo'a untuknya adalah perkara yang tercela." Oleh karena itu, orang yang minta kepada orang lain berdo'a untuk dirinya seyogyanya menyampaikan kepada orang tersebut agar niatnya untuk mendo'akan orang lain, karena disebutkan dalam hadits bahwa apabila seseorang berdo'a bagi saudaranya tanpa sepengetahuannya maka Malaikat mendo'akannya dengan mengucapkan "Amin dan bagimu seperti apa yang engkau mintakan."

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog