Bab 4
Takut Terhadap Syirik
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (28). Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. An Nisa': 48)
Al Khalil Ibrahim 'alaihis salam berkata,
"Jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala." (QS. Ibrahim: 35)
Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Perkara yang paling aku takutkan akan menimpa kalian adalah syirik kecil." Lalu beliau ditanya tentang maksud syirik kecil tersebut. Beliau menjawab, "Perkara itu adalah riya'. (29)"
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka dia akan masuk ke dalam Neraka." (HR. Bukhari 4497)
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir (30) radhiyallahu 'anhu, dia menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Barangsiapa bertemu dengan Allah (mati) dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun maka dia akan masuk Surga. Barangsiapa bertemu dengan Allah (mati) dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu pun, maka dia akan masuk Neraka." (HR. Muslim 93)
Kandungan Bab
1. Syirik adalah perbuatan dosa yang seharusnya ditakuti.
2. Riya' termasuk perbuatan syirik.
3. Riya' termasuk syirik kecil.
4. Perkara yang paling ditakutkan menimpa orang-orang shalih adalah riya'.
5. Dekatnya Surga dan Neraka.
6. Dekatnya Surga dan Neraka telah sama-sama disebutkan dalam satu hadits.
7. Barangsiapa meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah, maka dia akan masuk Surga. Barangsiapa meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah maka dia akan masuk Neraka.
8. Suatu masalah yang urgen, yaitu Nabi Ibrahim Al Khalil memohon kepada Allah untuk diri dan anak cucunya agar dijauhkan dari perbuatan menyembah berhala.
9. Nabi Ibrahim mengambil pelajaran dari kondisi sebagian besar manusia. Hal ini dipetik dari firman Allah,
"Wahai Rabbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan manusia." (QS. Ibrahim: 36)
10. Bab ini menguraikan penafsiran kalimat la ilaha illallah sebagaimana dijelaskan oleh imam Bukhari.
11. Keutamaan orang yang bersih dari perbuatan syirik.
=====
Catatan Kaki:
28. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang telah mencermati permasalahan ini memiliki pendapat yang berbeda-beda. Terkadang beliau mengatakan bahwa yang dimaksud ayat di atas adalah segala macam syirik tidak akan diampuni Allah walaupun berupa syirik ashghar. Namun terkadang beliau berpendapat bahwa yang dimaksud ayat ini adalah hanya syirik akbar. Yang terpenting di sini, kita wajib berhati-hati dari segala macam bentuk syirik karena boleh jadi keumuman ayat tersebut juga meliputi syirik ashghar. (Lihat Al Qaulul Mufid 'ala Kitab At Tauhid: I/87-88)
29. HR. Ahmad 5/428 dan Al Baihaqi. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani.
30. Beliau adalah Jabir bin 'Abdillah bin 'Amr bin Haram Al Anshari As Sulami. Beliau dan bapaknya merupakan sahabat yang terkemuka. Beliau wafat di Madinah pada tahun 74 H. Menjelang akhir hidupnya beliau mengalami kebutaan.
=====
Maraji'/ Sumber:
Kitab: Kitab At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.