Skip to main content

Pahala Orang yang Merealisasikan Tauhid | Kitab Tauhid

Bab 3

Pahala Orang yang Merealisasikan Tauhid (17)

Barangsiapa yang mengamalkan tauhid dengan tulus, maka dia akan masuk Surga tanpa hisab.

Allaj Ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang berbuat syirik." (QS. An Nahl: 120)

"Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Rabb mereka (dengan sesuatu pun)." (QS. Al Mukminun: 59)

Husain bin Abdirrahman (18) menuturkan bahwa suatu ketika dirinya bersama Sa'id bin Jubair (19). Lalu ia bertanya, "Siapakah di antara kalian yang melihat bintang jatuh semalam?" "Saya," kataku, kemudian saya melanjutkan, "Waktu itu saya sedang tidak mengerjakan shalat. Akan tetapi saya sedang terkena sengatan kalajengking." Sa'id bertanya, "Lantas apa yang kamu lakukan?" Saya menjawab, "Minta diruqyah." Ia bertanya lagi, "Apa yang mendorongmu untuk berbuat demikian?" Saya jawab, "Sebuah hadits yang disampaikan oleh Asy Sya'bi (20) kepada kami." Ia bertanya lagi, "Apa yang disampaikan Asy Sya'bi kepadamu?" Saya menjawab, "Dia menuturkan kepada kami hadits dari Buraidah bin Al Hushaib yang berbunyi,

"Tidak ada ruqyah yang lebih manjur selain kepada (21) yang terkena 'ain (22) atau sengatan." (Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah)

Sa'id berkata, "Sungguh sangat baik seseorang yang mengamalkan apa yang didengarnya. Akan tetapi, Ibnu 'Abbas (23) radhiyallahu 'anhuma menyampaikan kepada kami sebuah hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda,

"Telah diperlihatkan kepadaku umat-umat. Aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang, seorang Nabi bersama satu atau dua orang, seorang Nabi yang tak ada seorang pun bersamanya. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekumpulan manusia dalam jumlah yang banyak. Aku mengira bahwa mereka itu adalah umatku, akan tetapi dikatakan kepadaku, 'Ini adalah Musa bersama kaumnya.' Lalu aku melihat lagi sekumpulan manusia dalam jumlah yang banyak, dan dikatakan kepadaku, 'Ini adalah umatmu. Bersama mereka ada tujuh puluh riba orang yang masuk Surga tanpa hisab dan siksa.'"

Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) lantas bangkit dan memasuki rumah. Para sahabat pun memperbincangkan siapakah mereka itu. Ada yang berkomentar, "Mungkin mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (24)." Sebagian sahabat berkata, "Mungkin mereka adalah orang yang dilahirkan di lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah sedikit pun." Mereka pun menyebutkan beberapa perkara yang lain. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau.

Rasululullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, "Mereka itu adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah (25), tidak pernah minta diobati dengan metode kai (26), tidak tathayyur dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka."

Ukasyah bin Mihshan radhiyallahu 'anhu berdiri dan mengatakan, "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka." Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) menjawab, "Engkau termasuk golongan mereka." Sahabat yang lain lantas berdiri dan mengatakan, "Berdo'alaj kepada Allah agar aku termasuk di antara mereka." Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam) berkata, "Engkau sudah kedahuluan Ukasyah." (HR. Bukhari 5705, Muslim 220)

Kandungan Bab

1. Mengetahui adanya tingkatan-tingkatan manusia dalam bertauhid.

2. Pengertian merealisasikan tauhid.

3. Pujian Allah kepada Nabi Ibrahim ('alaihis salam) bahwa beliau tidak termasuk orang yang berbuat syirik.

4. Pujian Allah kepada para tokoh wali karena mereka selamat dari perbuatan syirik.

5. Di antara bentuk realisasi tauhid adalah meninggalkan ruqyah dan pengobatan dengan menggunakan besi panas.

6. Tawakal mendasari segala sikap tersebut.

7. Dalamnya ilmu para sahabat, karena mereka mengetahui bahwa derajat yang disebutkan dalam hadits di atas tidak bisa diraih melainkan dengan beramal.

8. Semangat para sahabat dalam melakukan kebaikan.

9. Kelebihan umat Islam dalam kuantitas dan kualitas.

10. Keutamaan para pengikut Nabi Musa ('alaihis salam).

11. Umat-umat telah ditampakkan kepada Nabi 'alaihi shalatu was salam.

12. Setiap umat akan dikumpulkan sendiri-sendiri bersama Nabinya.

13. Jumlah orang yang mengikuti ajakan para Nabi sangat sedikit.

14. Nabi yang tidak memiliki pengikut akan datang sendirian (pada hari Kiamat, -pent).

15. Pelajaran dapat diambil dari hadits Ibnu 'Abbas (radhiyallahu 'anhuma) di atas adalah tidak boleh silau dengan jumlah yang banyak dan tidak merasa kecil hati dengan jumlah yang sedikit.

16. Diperbolehkannya melakukan ruqyah karena terkena 'ain (27) atau sengatan binatang.

17. Dalamnya ilmu para salaf. Hal ini bisa dipahami dari ucapan, "Telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang didengarnya, akan tetapi..." Dengan demikian hadits yang pertama (dari Buraidah radhiyallahu 'anhu) tidak bertentangan dengan hadits yang kedua (dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma).

18. Orang-orang salaf tidak suka dipuji orang lain atas perbuatan yang tidak mereka lakukan.

19. Sabda Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam), "Engkau termasuk golongan mereka" adalah termasuk tanda-tanda kenabian beliau.

20. Keutamaan Ukasyah.

21. Pemakaian kata sindiran.

22. Indahnya akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

=====

Catatan Kaki:

17. Maksudnya adalah membersihkan tauhid dari kotoran syirik, bid'ah dan perbuatan maksiat. Fathul Majid hlm. 84.

18. Nama lengkapnya adalah Abu Hudzail Hushain bin 'Abdirrahman As Sulami Al Kufi. Beliau adalah perawi hadits yang terpercaya. Wafat pada tahun 136 H.

19. Beliau adalah Al Imam Al Fakih Sa'id bin Jubair. Beliau tinggal di negeri Kuffah dan masuk Islam melalui perantaraan Bani Asad. Beliau terbunuh di tangan Al Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi pada tahun 95 H.

20. 'Amir bin Syuraahil Al Hamadani. Beliau lahir pada zaman kekhalifahan 'Umar radhiyallahu 'anhu. Beliau termasuk ulama di kalangan tabi'in sekaligus sebagai perawi yang tsiqah (terpercaya). Wafat pada tahun 103 H.

21. Penyembuhan dengan menggunakan ayat-ayat Al Qur'an dan do'a-do'a yang diajarkan Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam), -pent.

22. Pengaruh jahat yang timbul karena rasa dengki seseorang melalui pandangan matanya, -pent.

23. Beliau adalah 'Abdullah bin Al 'Abbas bin 'Abdil Muthalib anak paman Rasulullah (shallallahu 'alaihi wa sallam). Diberi gelar "Habrul Ummah" (orang alim umat ini). Beliau wafat tahun 68 H di Thaif.

24. Mungkin yang dimaksud di sini adalah seluruh sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mungkin juga para sahabat yang ikut hijrah dan mungkin juga para sahabat yang menyertai beliau sampai pada masa ditaklukkannya kota Mekah. (Lihat Al Qaulul Mufid 'ala Kitab At Tauhid: I/78)

25. Maksudnya adalah orang yang tidak meminta orang lain untuk membacakan do'a ruqyah untuknya.

26. Pengobatan dengan metode menempelkan besi panas di tempat yang sakit, -ed.

27. 'Ain adalah pengaruh jahat yang timbul melalui mata seseorang yang memiliki rasa dengki, -pent.

=====

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Kitab At Tauhid, Alladzi Huwa Haqqullah 'alal 'Abid, Penulis: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullaah, Penerbit: Darul Aqidah, Kairo - Mesir, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun 1422 H/ 2002 M, Judul Terjemahan: Kitab Tauhid, Memurnikan La Ilaha Illallah, Penerjemah: Eko Haryono, Editor, Taqdir, Hidayati, Penerbit: Media Hidayah - Indonesia, Cetakan Pertama, Sya'ban 1425 H/ Oktober 2004 M.