Alam jin
Kedua:
Jin ada yang mukmin dan ada juga yang kafir. Allah berfirman dalam surah al-Jin ayat 11:
"Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda."
Dari ayat yang mulia ini diketahui bahwa jin hidup sama seperti manusia, mereka ada yang mukmin dan ada yang kafir. Kekafirannya pun bermacam-macam sebagaimana kekafiran manusia. Demikian juga ada yang mukmin, bermacam-macam pula sebagaimana keimanannya manusia. (9)
Ada yang mukmin pengikut tariqah ahlus Sunnah wal jama'ah menurut pemahaman salafush shalih, ada yang mukmin pengikut kaum mu'tazilah dan ada yang mukmin pengikut ahlul bid'ah lainnya. (10) Semua itu seperti apa yang dikatakan dan diisyaratkan oleh para imam kaum Muslimin. Sehingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaah mengatakan, "Bahwa jin itu ada yang ahlus Sunnah dan ada yang ahlul bid'ah. Yang ahlul bid'ah bermacam-macam, salah satunya ada yang sufi." (11)
Dari perkataan di atas, apabila kita bertemu dengan jin yang mengaku Muslim, maka masih harus dipertanyakan, Muslim yang mana? Ahlus Sunnah atau ahlul bid'ah? Kalau ahlul bid'ah, maka ahlul bid'ah tariqah yang mana? Sulit bagi kita untuk mengetahuinya.
Oleh karena itu, para Shahabat Nabi ridwanullah 'alaihim ajma'in, tidak ada yang dengan sengaja ingin memanggil jin atau berhubungan dengan jin atau berteman dengan jin. Saya tidak mendapatinya di dalam Sunnah ada seorang Shahabat yang melakukan hal itu dengan sengaja. Maksud saya adalah usaha mereka untuk berhubungan dengan jin dengan sengaja, kecuali kebetulan atau tiba-tiba mereka didatangi dengan izin Allah Subhaanahu wa Ta'aala, bukan dengan kemauan para Shahabat radhiyallaahu 'anhum sendiri. Karena kita tidak diperintahkan untuk mengurusi kehidupan jin. Mengurusi kehidupan manusia saja sudah sulit, apalagi kehidupan jin yang kita tidak tahu dimana rumah atau tempat tinggalnya dan lain sebagainya secara pasti, kecuali apa yang telah diterangkan dalam al-Qur-an dan as-Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.
Oleh sebab itu, para Shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak ada yang dengan sengaja untuk berhubungan dengan jin, kecuali sebagian mereka ada yang didatangi, tanpa ada rencana sedikitpun juga. Demikian juga para 'ulama kita. Kalau secara kebetulan sebagian dari mereka ada yang bertemu dengan jin, maka mereka mengajak jin itu kepada kebaikan. Dan tipu daya jin demikian banyaknya, sama dengan tipu daya manusia.
Intinya, bahwa jin ada yang mukmin dan ada yang kafir, sebagaimana yang mereka katakan sendiri dalam firman Allah di atas.
===
(9) Lihat kitab 'Alamul jin wa syayathiin karya Dr. Sulaiman al-Asyqar halaman 62.
(10) Lihat keterangannya dalam kitab Tafsir al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan lain-lain ketika menafsirkan surah al-Jin ayat 11.
(11) Perkataan Syaikhul Islam ini tertera dalam kitab Risaalatul jin halaman 27 sebagaimana yang telah dinukil oleh Syaikh Wahid 'Abdus Salam Bali dalam kitab Wiqaayatul Insaani minal jinni wasy syaithaani halaman 15-17.
===
Maroji'/ Sumber:
Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rohimahuLLOOH, Penerbit: Darul Qolam - Jakarta, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M.
===
Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum:
http://www.bajaringantangerang.com
===
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT