Skip to main content

Doa | Macam-macam Ibadah | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ma'rifatur Rabb.
Mengenal Rabb (Allah).

Dalam hadits disebutkan, "Doa adalah intisari ibadah." Dalil yang menguatkannya adalah firman Allah, "Dan Rabb kalian berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan bagi kalian. Sesungguhnya orang-orang yang enggan beribadah kepada-Ku pasti akan masuk Jahannam dalam keadaan hina dina.' 1)." (Al-Mu'min [40]: 60)

Syarah:

1) Ini awal dari dalil-dalil yang disebutkan oleh penulis rahimahullah, yang telah diisyaratkannya dalam perkataannya, "Macam-macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah contohnya Islam, iman, dan ihsan. Contoh lain adalah doa... dan seterusnya. Beliau rahimahullah mengawali dengan menyebutkan dalil-dalil tentang doa. Insya Allah, nanti juga dikemukakan dalil-dalil mengenai Islam, iman, dan ihsan secara terperinci. Penulis rahimahullah berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda, "Doa adalah intisari ibadah." (14)

Juga firman Allah 'Azza wa Jalla:

"Rabbmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.' Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Al-Mu'min [40]: 60)

Ayat ini menunjukkan bahwa doa merupakan ibadah. Jika tidak, tentu tidak benar untuk dikatakan, "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." Maka barangsiapa memohon kepada selain Allah sesuatu yang hanya mampu diberikan oleh Allah, berarti orang tersebut musyrik dan kafir, baik yang dimohonnya itu masih hidup atau mati. Namun barangsiapa meminta kepada orang yang masih hidup, sesuatu yang bisa diberikannya, misalnya mengatakan, "Wahai Fulan, berilah aku makan; wahai Fulan, berilah aku minum!", maka ia tidak berdosa. Jika ia memohon kepada orang yang telah mati atau orang yang berada di kejauhan, dengan memohon seperti ini, maka ia musyrik, karena mayit atau orang yang berada di kejauhan tidak mungkin memberikan hal semacam itu. Permohonannya itu menunjukkan bahwa ia memiliki keyakinan bahwa yang dimohonnya memiliki kekuatan untuk mengelola alam semesta sekehendaknya, karena itu ia musyrik. Ketahuilah bahwa doa itu ada dua macam, yaitu doa mas'alah dan doa ibadah.

Doa mas'alah adalah: doa untuk meminta kebutuhan. Ia termasuk ibadah, bila dilakukan oleh seorang hamba kepada Rabbnya, karena ia mengandung makna butuh dan bersandarnya seorang hamba kepada Allah 'Azza wa Jalla serta keyakinan bahwa Dia menyandang sifat Maha Kuasa, Pemurah, serta memiliki karunia dan kasih sayang yang luas. Jika permintaan itu dilakukan kepada sesam makhluk, maka diperbolehkan dengan syarat yang dituju adalah orang yang mampu memahami dan memenuhi permintaan tersebut, sebagaimana telah disinggung di muka mengenai ucapan seseorang, "Wahai Fulan, berilah aku makan!"

Adapun doa ibadah adalah: seseornag menggunakan doa tersebut untuk beribadah kepada yang dimohonnya, dalam rangka memohon pahalanya dan karena takut terhadap hukumannya. Doa ibadah ini tidak boleh diarahkan kepada selain Allah. Mengarahkannya kepada selain Allah merupakan syirik akbar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari millah. Orang yang melakukan terkena ancaman Allah 'Azza wa Jalla dalam firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadana hina dina." (Al-Mu'min [40]: 60)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

14. HR. At-Tirmidzi, Kitabud Da'awat, bab "Fadhlud Du'a". Ia berkata, "Hadits gharib dari sisi ini."

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog