Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2018

Makna Salaf | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Bab I. C. Makna Salaf (السلف) Menurut bahasa, Salaf artinya "nenek moyang" yang lebih tua dan lebih utama. (24) Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (سلف الرخل) salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya. (25) Menurut istilah, kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Shahabat, Tabi'in, Tabi'ut Tabi'in dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/ masa) pertama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Shahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi'in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi'ut Tabi'in)." (26) Menurut al-Qalsyani: "Salafush Shalih ialah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi sallam, menjaga Sunnahnya, Alla

Objek Kajian Ilmu 'Aqidah | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Bab I. B. Objek Kajian Ilmu 'Aqidah (3). Syaikh 'Abdurrahman al-Wakil rahimahullah berkata di dalam kitabnya, Mashra'ut Tashawwuf: "Sesungguhnya tashawwuf itu adalah tipuan (makar) paling hina dan tercela. Syaitan telah membuat hamba Allah tertipu atasnya dan memerangi Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Sesungguhnya tashawwuf adalah (sebagai) kedok majusi agar ia terlihat sebagai seorang yang ahli ibadah, bahkan juga kedok semua musuh agama Islam ini. Bila diteliti lebih mendalam, akan ditemui bahwa di dalam ajaran shufi terdapat ajaran brahmanisme, budhisme, zaratuisme, platoisme, yahudisme, nashranisme dan paganisme." (23) 4. Ilahiyyat (Teologi). Ini adalah nama yang dipakai oleh mutakallimin, para filosof, para orientalis dan para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan yang salah sehingga nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan kaum mutakallimi

Objek Kajian Ilmu 'Aqidah (2) | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Bab I. B. Objek Kajian Ilmu 'Aqidah (2). Ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh firqah/sekte selain Ahlus Sunnah sebagai nama dari ilmu 'Aqidah, dan yang paling terkenal di antaranya adalah: 1. Ilmu Kalam. Penamaan ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mutakallimin, seperti aliran mu'tazilah, asyaa'irah (20) dan kelompok yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak boleh dipakai, karena ilmu kalam itu sendiri merupakan suatu hal yang baru lagi diada-adakan dan mempunyai prinsip taqawwul (mengatakan sesuatu) atas Nama Allah dengan tidak dilandasi ilmu. Dan larangan tidak bolehnya nama tersebut dipakai juga karena bertentangan dengan metodologi ulama Salaf di dalam menetapkan masalah-masalah 'aqidah. 2. Filsafat. Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam 'aqidah, karena dasar filsafat itu adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan pandangan-pandangan khurafat tentan

Objek Kajian Ilmu 'Aqidah | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Bab I. B. Objek Kajian Ilmu 'Aqidah. (13) 'Aqidah jika dilihat dari sudut pandang sebagai ilmu -sesuai konsep Ahlus Sunnah wal Jama'ah- meliputi topik-topik: Tauhid, Iman, Islam, masalah ghaibiyat (hal-hal ghaib), kenabian, taqdir, berita-berita (tentang hal-hal yang telah lalu dan yang akan datang), dasar-dasar hukum yang qath'i (pasti), seluruh dasar-dasar agama dan keyakinan, termasuk pula sanggahan terhadap Ahlul Ahwa' wal Bida', semua aliran dan sekte yang menyempal lagi menyesatkan serta sikap terhadap mereka. Disiplin ilmu 'Aqidah ini mempunyai nama lain yang sepadan dengannya, dan nama-nama tersebut berbeda antara Ahlus Sunnah dengan firqah-firqah (golongan-golongan) lainnya. Di antara nama-namanya menurut ulama Ahlus Sunnah adalah: 1. 'Aqidah (I'tiqad dan 'Aqa-id). Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut istilah 'Aqidah Salaf, 'Aqidah Ahlul Atsar di dalam kitab-kitab mereka. (14) 2. Tauhid. Karena pembahasannya berkisar s

Definisi 'Aqidah | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Bab I. A. Definisi 'Aqidah. 'Aqidah menurut bahasa berasal dari kata al-'Aqdu (العقد) yang berarti ikatan, at-Tautsiqu (التوثيق) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-Ihkamu (الإحكام) artinya mengokohkan/menetapkan, dan ar-Rabthu biquwwah (الربط بقوۃ) yang berarti mengikat dengan kuat. (10) Sedangkan menurut istilah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, 'Aqidah Islamiyah adalah: Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid (11) dan ta'at kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, Hari Akhir, Taqdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang sudah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara

Agama Islam Adalah Agama yang Haq (Benar) yang Dibawa oleh Nabi Muhammad | Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Bab VI. Syarah 'Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Satu. Agama Islam Adalah Agama yang Haq (Benar) yang Dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi sallam. Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengakhiri serta menyempurnakan agama-agama lain untuk para hamba-Nya. Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyempurnakan kenikmatan-Nya dan meridhai Islam sebagai agama. Agama Islam adalah agama yang benar dan satu-satunya agama yang diterima Allah, kepercayaan selain Islam tidak akan diterima Allah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali 'Imran: 85) Allah 'Azza wa Jalla telah mewajibkan kepada seluruh manusia untuk memeluk agama Islam karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam diutus untuk seluruh manusia, sebagaimana firman Allah 'Azza wa Jalla: &