Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Kemuliaan Rasulullah (25)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Hadits ini diangkat dari riwayat Buraid yang bersumber dari Abu Bardah dan hadits ini juga dibuktikan dengan sebuah hadits dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma dengan redaksi seperti hadits tersebut, namun memiliki redaksi yang lebih lengkap. Juga dimuat di dalam kitab "Mukhtashar" (no. 312), pada lafadz akhirnya berbunyi, "Para pengikut yahudi dan nasrani pun marah dan berkata, 'Kenapa kami, padahal kami banyak beramal, namun kami hanya mendapat sedikit balasan?' Allah berfirman, 'Apakah Aku menzhalimi ganjaran dari kalian sedikitpun?' Mereka menjawab, 'Tidak pernah.' Allah berfirman, 'Itu adalah merupakan fadhilah yang Aku miliki dan Aku memberikannya kepada orang yang Aku kehendaki.'" Dalam kitab "Al Bidayah",

Kemuliaan Rasulullah (24)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. t. Al Qur`an dan substansi ajaran kitab sebelumnya. 27. Al Qur`an yang diturunkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memuat semua (ajaran) yang tertera di dalam Taurat, Injil dan Zabur dan melebihkannya dengan Al Mufashal. Albani menilai, bahwa bukti yang memperkuat riwayat ini adalah hadits dari Watsilah bin Al Asqa, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Aku telah diberikan tujuh buah surat panjang (Sab'u Ath-Thiwaal) sebagai tempat (pengganti) Taurat. Dan aku juga telah diberikan beberapa surat yang ayatnya berjumlah seratus lebih (Al Miaini) sebagai tempat (pengganti) Zabur. Dan aku telah diberi beberapa surat yang jumlah ayatnya kurang dari seratus (Al Matsani) sebagai tempat (pengganti) Injil, serta dilebihkan dengan surat-surat pende

Kemuliaan Rasulullah (23)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Dan mengenai kata "turaabahaa" (tanahnya), Albani mengomentari bahwa seperti itulah teks aslinya yang ditemukannya yang tercantum dalam cetakan. Sedangkan yang ada pada Muslim menggunakan kalimat "Turbatuha" bukan "Turaabaha". Serta disebutkan oleh As-Suyuthi dalam kitab "Al Jami Ash-Shaghir" (no. 4099 -"Shahih Al Jami"). Sedangkan lafadz hadits tersebut berasal dari riwayat Hudzaifah radhiyallahu 'anhu yang berbunyi, "Kami diberikan keistimewaan dari umat lainnya dalam tiga hal (yaitu): 'Barisan kami dijadikan seperti barisan Malaikat, bumi seisinya dijadikan sebagai masjid bagi kami, dan tanahnya dijadikan suci bagi kami apabila tidak ditemukan air." (HR. Muslim dan lain-lain) r. Keagungan budi pekerti Nabi

Kemuliaan Rasulullah (22)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. p. Umat terakhir. 23. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kami adalah umat terakhir dan terdahulu." (Sumber riwayat hadits ini dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari riwayat Thawus, dan takhrij hadits ini telah dibahas pada pembahasan hadits no. 17, yang diriwayatkan dari Abu Nu'aim dengan riwayat Hammam dan bersumber dari riwayat Muslim). Penulis (Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimayqi) menilai bahwa hadits di atas menunjukkan akan keberadaan umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebagai umat yang datang dengan urutan zaman yang paling akhir, tetapi paling awal untuk memperoleh kemuliaan dan keistimewaan. q. Dihalalkannya harta rampasan bagi Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 24. Nabi Shallallahu 'alaih

Kemuliaan Rasulullah (21)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Al Haudh. Adapun tentang Al Haudh (telaga), banyak sekali hadits yang dapat ditemukan yang menceritakan tentang topik ini. Yang jumlahnya dapat mencapai derajat mutawatir dan dengan jumlah tersebut menjadikannya sebagai bagian dari sesuatu yang qath'i (absolut). Al Hafidz Ibnu Hajar menilai bahwa hal ini terjadi karena dapat ditemukan lebih dari 30 sahabat yang meriwayatkannya langsung dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Di antaranya terdapat dalam kitab "Shahih Bukhari dan Muslim", yang menunjukkan lebih dari 20 orang sahabat yang meriwayatkan hadits tentang tema ini, dan sisanya terdapat dalam kitab-kitab Shahih lainnya yang juga penukilannya dikategorikan sebagai shahih, serta dengan perawinya yang masyhur. Albani juga mengemukakan bahwa riwayat

Kemuliaan Rasulullah (20)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Adapun pendapat Ibnu Hajar dalam kitabnya "Fath Al Bari" (11/354) yang menentang pendapat Ibnu Taimiyyah tersebut, adalah kurang mendasar. Karena penambahan kebenaran sebuah hadits adalah apabila hadits tersebut diriwayatkan dari sumber yang tidak bertentangan dengan otentisitas riwayat yang sesungguhnya yang lebih otentik ataupun lebih populer (banyak) diriwayatkan oleh para ahli riwayat. Semua ini jelas, dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Sementara hadits ini adalah yang dinukil oleh As-Suyuthi (3/449) dari pengarang teks asli buku ini Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. o. Telaga Al Kautsar. 22. Di dalam Surga terdapat Al Kautsar (nikmat yang banyak) yang dikaruniakan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dan Haudh (telaga) yang diberi

Kemuliaan Rasulullah (19)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Lihat kitab "Shahih Al Jami Ash Shaghir" no. 7926-7927. Juga, lihat hadits yang dinukil dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu yang di dalamnya terdapat penegasan akan keutamaan lain daripada hadits-hadits yang dinukil darinya dengan lafadz, "Tuhanku menjanjikan kepadaku bahwa akan masuk Surga di antara umatku sebanyak 70 ribu orang tanpa harus terkena jerat hisab ataupun siksaan. Dalam setiap kelipatan seribu tersebut, terdapat 70 ribu orang. Ditambah dengan 3 kecenderungan (kebijakan khusus) dari-Nya." (HR. Tirmidzi (2439), Ibnu Majah (3286), Ahmad (5/268), dengan sanad yang shahih serta ditambah dengan sebuah jalur riwayat lainnya. (5/250)) Hadits ini juga dapat ditemukan di kitab "As-Sunnah" karya Ibnu Abu 'Ashim yang dinilai keshahihannya

Kemuliaan Rasulullah (18)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. m. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah pemilik wasilah. 20. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda, "Wasilah adalah tempat di Surga yang hanya pantas ditempati oleh hamba Allah. Aku berharap agar aku menjadi salah satunya, maka barangsiapa yang memohon wasilah tersebut (agar diberikan) bagiku, niscaya dia akan memperoleh syafa'at (dariku)." Albani menambahkan keterangan seputar hadits ini dengan menyebutkan sebuah hadits yang bersumber dari riwayat Abdullah bin 'Amru radhiyallahu 'anhu yang mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila kalian mendengar seorang muadzin mengumandangkan adzan, maka ucapkanlah (sambutan kalimatnya) seperti apa yang diucapkannya. Lalu bershalawatlah untukku

Kemuliaan Rasulullah (17)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Nampaknya, As-Suyuthi telah alfa dan kembali menisbatkan hadits tersebut dengan derajat shahih dalam kitabnya "Az-Ziyadah 'Ala Al Jami Ash-Shaghir". Lihat: kitab "Shahih Al Jami" no. 1028. 3. Kekeliruan Dr. Muhammad Khalil Harras yang telah mengomentari hadits ini ketika dia mentahqiq kitab "Al Khashaish" dengan berkata, "Hadits ini tidak ditemukan dalam kitab hadits Ibnu Majah..."?, selanjutnya beliau menyebutkan bahwa Muslim dan Nasa`i meriwayatkan hadits tersebut dari riwayat Hudzaifah dengan lafadz, "Allah Subhanahu wa Ta'ala tiada memberi hidayah bagi umat sebelum kami pada hari Jum'at...sedangkan kami umat yang terakhir..." Lalu dia menyebutkan seperti yang disebutkan sebelumnya, begitu pula menurut riwayat Ib

Kemuliaan Rasulullah (16)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Dari riwayat Abu Shalih langsung dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan lafadz, "Kami adalah umat terakhir dan pertama pada hari Kiamat, dan kami umat yang pertama masuk Surga. Kendatipun mereka (umat-umat sebelum kami) telah diberikan (kepada mereka) sebuah kitab suci, dan kami pun diberikan sebuah kitab (Al Qur`an) setelah mereka. (Akan tetapi) kemudian mereka berselisih, dan Allah memberikan hidayah-Nya kepada kami..." (Al Hadits) Kemudian diriwayatkan pula oleh Muslim dan Bukhari dalam bab "Jum'at" dan bab "Bani Israil" dari riwayat Thawus dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dengan lafadz, "Kami adalah umat yang terakhir dan terdahulu pada hari Kiamat, mereka telah diberikan kitab..." (HR. Ibnu Qayyim) Ia menisbatka

Kemuliaan Rasulullah (15)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Kemudian saya mentakhrij hadits tersebut (1/109) dari riwayat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu yang mengatakan, "Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam di-Isra'-kan, Jibril berhenti di Sidhratul Muntaha bersama beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam, letaknya di langit keenam. Di sanalah berakhir segala sesuatu yang datang dari bumi. Lalu tertahan (menetap tidak bergerak) di situ, dan di sanalah berakhir segala sesuatu yang turun dari atas Sidhratul Muntaha kemudian tertahan (diam tidak bergerak). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melanjutkan ceritanya dengan berkata, "(Muhammad melihat Jibril) saat Sidhratul Muntaha diliputi dengan sesuatu yang meliputi." Maksud yang meliputi adalah kasur dari emas. Abdullah bin Mas&#

Kemuliaan Rasulullah (14)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Albani menambahkan: "Menurut hemat saya bahwa dalam ungkapan tersebut mengandung peringatan halus bahwa tidak ada ketidak-relevansian antara ayat di atas dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala lainnya, "Tidak ada satu umat pun kecuali diutus kepada seorang pemberi peringatan." Sebab yang dimaksud pada ayat pertama adalah zamannya Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sedangkan yang kedua adalah masa sebelumnya Shallallahu 'alaihi wa Sallam." j. Dialog antara Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 16. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berbicara kepada Nabi Musa 'alaihis salam di bukit Sinai dan lembah suci. Sedangkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam diajak bicara di Sidratul muntahaa. Albani menambahkan: &

Kemuliaan Rasulullah (13)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Dan firman lainnya yang berbunyi, 'Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqan kepada hamba-Nya (Muhammad) agar menjadi pemberi peringatan bagi alam semesta.' Di dalam sebuah hadits disebutkan, 'Aku telah dianugerahi lima keutamaan yang belum pernah ada seorang Nabipun diberi hal serupa sebelum aku diutus: Aku ditolong dari rasa takut dalam perjalanan satu bulan, bumi telah dijadikan sebagai tempat bersujud dan bersuciku, siapa saja dari umatku yang mendapati tibanya waktu shalat, hendaknya dia melakukan shalat, harta rampasan perang dihalalkan bagiku; Nabi terdahulu hanya diutus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada seluruh umat manusia dan aku diberikan wewenang memberikan syafa'at di hari Kiamat.' (HR. Bukhari Muslim dan lain-lain dari riwayat

Kemuliaan Rasulullah (12)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Oleh karena itu, ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam melakukan perjalanan pada malam isra'-nya, beliau mendapatkan Nabi Musa 'alaihis salam menangis karena merasa iri kepada beliau. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya umat Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam masuk Surga dibanding umat Nabi Musa. Sebenarnya yang ditangisi Nabi Musa 'alaihis salam bukanlah karena rasa irinya -seperti rumor yang diyakini oleh beberapa orang bodoh-, tetapi yang ditangisinya adalah karena prihatin terhadap peluang keutamaan yang diperolehnya (yang tidak sebanding dengan apa yang diperoleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam). Albani menegaskan: Cerita ini terdapat dalam kisah Isra' Mi'raj yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu secara

Kemuliaan Rasulullah (11)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Dan bagi setiap orang dari umat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang memiliki pengetahuan ('aarif) tentang (sirah atau biografi perjalanan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam), maka dia akan mendapatkan ganjaran atas pengetahuannya tersebut. Begitu juga bagi seorang dari umatnya yang berusaha untuk menjalani (meniru) pola hidup Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, maka dia akan mendapatkan ganjaran atas upayanya tersebut. Dan segala ucapan yang dilontarkannya untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan mendapatkan ganjaran dari esensi ucapan dan dampak baik penyebaran ucapannya tersebut. Dan segala sikap yang juga diupayakannya untuk taqarrub kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka dia akan mendapatkan ganjaran atas

Kemuliaan Rasulullah (10)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Albani mengomentari: "Penulis ingin merujuk kepada hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, "Barangsiapa yang melakukan sebuah sunnah yang baik dalam Islam. Maka dia akan menuai ganjarannya. Dan ganjaran dari orang yang ikut mengamalkannya tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun." (HR. Muslim dan lain-lain dari hadits Jarir bin Abdullah Al Bujali radhiyallahu 'anhu) Hadits ini telah ditakhrij dalam kitab "Ahkam Al Janaiz", halaman 176, cetakan Maktabah Islami. Tingkatan keutamaan seperti ini tidak dimiliki oleh seorang Nabi pun selain beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Makhluk adalah tanggungan Allah, dan yang paling dicintai oleh-Nya adalah yang paling bermanfaat bagi keluarganya." Komentar Alb

Kemuliaan Rasulullah (9)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Menurut saya, hadits tersebut tidak hanya datang darinya namun diriwayatkan pula oleh Abu Nu'aim, halaman 418 dari dua riwayat lainnya. Jadi hadits ini menjadi kuat dengan keberadaan dua riwayat tersebut. 13. Mukjizat selanjutnya adalah, keistimewaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang dapat menghidupkan orang-orang yang hatinya telah mati dengan sinar keimanan yang dibawanya. Dan efektifitas keistimewaan ini jelas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan banyaknya jumlah dari orang-orang yang dihidupkan secara fisik oleh Nabi Isa 'alaihis salam. Albani berkomentar: Naskah asli dalam manuskrip tertulis, "Dari menghidupkan mereka", semoga yang benar seperti yang telah kami kemukakan di atas. Dan saya mendapatkan dalam edisi cetaknya konteks lafadz yang se

Kemuliaan Rasulullah (8)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa mukjizat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ini adalah lebih hebat dari mukjizat yang pernah dilakukan oleh Nabi Musa 'alaihis salam. Albani melanjutkan: "Menurut hemat saya, riwayat itu juga diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam kesempatan yang berbeda-beda dari sejumlah sahabat. Hadits-hadits mereka ditakhrij oleh Abu Nu'aim, halaman 345-350, As-Suyuthi (2/214-219), sebagiannya dalam kitab "Ash-Shahihain". Seperti dalam hadits Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu dikatakan, "Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika waktu shalat Ashar telah tiba, orang-orang mencari air wudhu namun tidak ditemukan. Kemudian beliau datang membawa air wudhu, la

Kemuliaan Rasulullah (7)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Albani menambahkan bahwa penulis memberi isyarat kepada hadits Jabir bin Samurah radhiyallahu 'anhu yang berbunyi, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Sungguh aku mengenal sebongkah batu di Makkah yang pernah memberi salam kepadaku sebelum aku diutus oleh Allah. Sungguh aku mengenalnya hingga saat ini." (HR. Muslim (7/58-59), Tirmidzi (3628) yang menilai bahwa hadits ini adalah hasan, Ad-Darimi dalam kitab "Mukadimah As-Sunan", Ahmad (5/89, 95, dan 105), dan Abu Nu'aim dalam kitab "Ad-Dalail", halaman 340) Dan Albani menambahkan lagi: Inilah mukjizat yang mutakhir dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Al Hafizh Ibnu Katsir telah mengumpulkan sebagian besar penggalan fenomena mukjizat-mukjizat tersebut di dal

Kemuliaan Rasulullah (6)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Hal ini mengindikasikan akan adanya pengagungan dan penghormatan tersendiri bagi seseorang yang memiliki panggilan istimewa. Dalam sebuah prosa diungkapkan: "Janganlah memanggilku kecuali dengan panggilan 'Wahai hamba-Nya', karena panggilan itu adalah kemuliaan bagi salah satu nama panggilanku." Albani menambahkan, Ini merupakan penggalan syair yang dikutip oleh penulis dari ucapan Abu Nu'aim dalam kitab "Dalail An-Nubuwwah", halaman 9-11, kemudian As-Suyuthi meringkasnya dalam kitab "Al Khashaish Al Kubra" (3/141). Dan dia mengisyaratkan dengan ungkapan, "Ulama berpendapat di antara keistimewaan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, yaitu, 'Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak langsung memanggilnya dengan namanya..." g.

Kemuliaan Rasulullah (5)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. e. Sumpah Allah atas nama... 7. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah bersumpah atas nama hidup Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dalam firman-Nya, "Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam kemabukan (kesesatan)." (QS. Al Hijr (15): 72) Sumpah yang mengatasnamakan seseorang mengindikasikan akan adanya kemuliaan dan keagungan hidup (dan pada diri) orang tersebut terhadap subjek yang melakukan sumpah. Dan memang sangat layak untuk menjadikan hidup Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk dijadikan sumpah oleh-Nya, karena hidup beliau memang memiliki dan membawa berkah baik dalam skala spesifik (khusus) maupun general (umum). f. Kemuliaan nama panggilan. 8. Allah Subhanahu wa Ta'ala memuliakan beliau Shallallahu &#

Kemuliaan Rasulullah (4)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Dan ketika semua orang memohon syafa'at dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pada hari Kiamat, beliau menjawab, "Akulah yang berhak memberikan syafa'at." (HR. Bukhari dan Muslim dan Ibnu Abu 'Ashim dalam kitab "As-Sunnah" no. 816-817) 5. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam adalah manusia pertama yang memberikan syafa'at dan yang pertama mendapat syafa'at. Hal ini mengindikasikan akan keistimewaan dan keutamaan beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Albani menegaskan bahwa hadits ini merupakan hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan secara marfu' dengan lafazh, "Aku adalah pemuka anak cucu Adam pada hari Kiamat. Orang pertama yang dikeluarkan dari perut bumi, orang pertama yang memberi syafa'

Kemuliaan Rasulullah (3)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. 3. Dan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, "Adam dan lain-lain di bawah pimpinanku pada hari Kiamat dan tidak sombong." (HR. Ahmad (1/281 dan 295), Tirmidzi no. 3620 dan lain-lain, dan telah di-takhrij dalam kitab "Azh-Zhilal" (275). Maknanya terdapat dalam hadits Abdullah bin Salam dan Abu Sa'id terdahulu) Inilah keistimewaan yang menunjukkan ketinggian martabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Karena sebuah kemuliaan tidak akan berarti tanpa adanya keistimewaan dalam kedudukan dan martabat. c. Syafaat Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. 4. Allah Subhanahu wa Ta'ala sendiri memberitahukan bahwa Dia telah mengampuni dosa-dosa yang terdahulu dan yang akan datang bagi Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dan belum p

Kemuliaan Rasulullah (2)

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Hadits ini telah ditakhrij dalam kitab "Zhilal Al Jannah fi Takhrij As-Sunnah" no. 393. Hadits ini mempunyai saksi lain dari hadits Abu Sa'id Al Khudri dari Tirmidzi dan lain-lain dan mengklaimnya sebagai hadits hasan. Serta juga telah ditakhrij dalam kitab "Ash-Shahihah" no. 1571. Sayyid (pemuka) adalah seseorang yang memiliki sifat (dan kedudukan) yang tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Dan hal ini juga mengisyaratkan bahwa sayyid merupakan pemuka yang utama di dua pola kehidupan (dunia dan akhirat). Di dunia dia memiliki sifat moralitas yang tinggi. Sedangkan di akhirat, karena adanya aspek balasan (dan perhitungan atas segala amal perbuatan seseorang ketika di dunia) sangat tergantung kepada moralitas dan etika yang sudah dilakukannya di dunia.

Kemuliaan Rasulullah

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Bagian Kedua. Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. A. Pendahuluan. Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada pemimpin seluruh makhluk, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam sang penutup para Nabi, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "...dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepada-Mu, apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu." (QS. An-Nisaa` (4): 113) "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain." (QS. Al-Baqarah (2): 235) B. Kemuliaan Rasul. a. Nabi Shallallahu

Pendahuluan (2) | Kemuliaan Rasulullah

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Hadits ini telah ditakhrij dalam kitab "Zhilal Al Jannah fi Takhrij As-Sunnah" no. 393. Hadits ini mempunyai saksi lain dari hadits Abu Sa'id Al Khudri dari Tirmidzi dan lain-lain dan mengklaimnya sebagai hadits hasan. Serta juga telah ditakhrij dalam kitab "Ash-Shahihah" no. 1571. Sayyid (pemuka) adalah seseorang yang memiliki sifat (dan kedudukan) yang tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Dan hal ini juga mengisyaratkan bahwa sayyid merupakan pemuka yang utama di dua pola kehidupan (dunia dan akhirat). Di dunia dia memiliki sifat moralitas yang tinggi. Sedangkan di akhirat, karena adanya aspek balasan (dan perhitungan atas segala amal perbuatan seseorang ketika di dunia) sangat tergantung kepada moralitas dan etika yang sudah dilakukannya di dunia.

Pendahuluan | Kemuliaan Rasulullah

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Bagian Kedua. Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. A. Pendahuluan. Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada pemimpin seluruh makhluk, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam sang penutup para Nabi, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "...dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepada-Mu, apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu." (QS. An-Nisaa` (4): 113) "Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain." (QS. Al-Baqarah (2): 235) B. Kemuliaan Rasul. a. Nabi Shallallahu

Pendahuluan Muhaqqiq (14) | Kemuliaan Rasulullah

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Penulis menyebutkan bahwa hadits tersebut adalah dha'if. Berbeda dengan Adz-Dzahabi, yang mengatakan bahwa hadits tersebut adalah maudhu'. Polemik ini terkesan klise, namun andai saya memperluas pembahasan di sini dengan mengutip pendapat Al Hafizh Adz-Dzahabi pun tidak akan menemui justifikasi yang berimbang. Karena, hadits tersebut beredar di antara Husain dan 'Ulwan, Umar Al Wajihi dan para pembuat hadits palsu lainnya. Ibnu Hajar Al 'Asqalani telah membuktikan pendapat Adz-Dzahabi ini. Lihat kitab "Lisan Al Mizan" (4/289-290). Menurut asumsi saya, Ibnu Taimiyyah pun berpendapat yang sama dalam kitabnya "Minhaj As-Sunnah". Silahkan bagi anda yang tertarik, untuk merujuk langsung kepada referensi tersebut. Kemudian, dari hadits tersebut sa

Pendahuluan Muhaqqiq (13) | Kemuliaan Rasulullah

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul. Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi. Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Muhammad Iqbal Kadir. Ahli hadits manakah yang akan menilai nisbat riwayat ini akan menjadi baik? Karena dengan pola nisbat seperti ini akan mempersulit kemungkinan para pembaca untuk merujuk ke sanad aslinya ketika diperlukan. Terlebih lagi pada beberapa kondisi, penulis mendiamkan (tidak mencantumkan keterangan sanad dan riwayatnya). Sebenarnya sangat memungkinkan baginya untuk meriwayatkan teks hadits tersebut dari imam hadits yang lebih populer dari Ibnu Abu 'Ashim. Seperti Tirmidzi dan Ibnu Hibban, atau lainnya seperti yang akan anda lihat dalam takhrij kami. Menurut pendapat para ahli hadits, penisbatan (kepada perawi yang kurang populer) seperti ini pada hakikatnya akan lebih sah andai (dalam waktu bersamaan) disertai dengan perawi yang lebih termashur. Atau pengkaitan berbagai asas manf