Skip to main content

Syarah Kasyfu Syubuhat 74

Syarh Kasyf Asy Syubuhaat.

Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Fahd bin Nashir bin Ibrahim As-Sulaiman.

Bayu Abdurrahman.

Ayat pertama [1] adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Janganlah kalian mengemukakan alasan. Sungguh, kalian telah kafir setelah kalian beriman." (QS. At Taubah: 96)

Apabila telah jelas bagimu bahwa sebagian sahabat yang memerangi bangsa romawi bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam itu bisa menjadi kafir disebabkan kalimat kekufuran yang mereka ucapkan dengan bercanda dan main-main, maka orang yang mengucapkan kalimat kekufuran, lalu mengamalkannya karena takut kekurangan harta atau kedudukannya atau karena basa-basi kepada seseorang, lebih besar kekafirannya daripada orang yang mengatakannya dengan canda dan main-main.

Kedua, [2] firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Barangsiapa yang kafir kepada Allah setelah dia beriman (maka dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam keimanan (maka dia tidak berdosa). Akan tetapi, orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran kepada Allah, maka kemurkaan Allah menimpanya, baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat." (QS. An Nahl: 106)

Allah tidak akan memaafkan mereka, kecuali orang yang dipaksa kafir sementara hatinya tetap mantap dalam keimanan. Adapun selain orang yang dipaksa, maka ia tetap disebut kafir, baik dia melakukannya karena takut, karena berbasa-basi, karena bakhil dengan negerinya, keluarganya, karib kerabatnya atau hartanya, maupun dia melakukannya dengan main-main atau karena tujuan lain.

Penjelasan.

[1] Syaikh rahimahullah mengajak kita untuk memikirkan dua ayat dari Al Qur'an. Yang pertama firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Jangan kalian memberikan alasan. Sungguh, kalian telah kafir setelah kalian beriman."

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang munafik yang mencela Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan para sahabatnya (radhiyallahu 'anhum). Syaikh rahimahullah berkata, "Apabila orang-orang munafik yang berperang bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam perang Tabuk menjadi kafir karena kalimat yang mereka ucapkan hanya bercanda, tidak bersungguh-sungguh, maka bagaimana pendapatmu dengan orang yang mengucapkan kalimat kufur dengan sungguh-sungguh dari lubuk hatinya karena takut hilang kekuasaannya, kedudukannya, atau yang semisal dengannya? Jelas, keadaannya jauh lebih kafir. Orang yang melakukan kekafiran baik karena takut ataupun mengharapkan sesuatu, termasuk kafir setelah dia beriman, baik dengan berolok-olok atau dengan bersungguh-sungguh. Dan orang yang menampakkan Islam dan menyembunyikan kekafiran maka dia termasuk orang munafik dipandang dari sisi mana pun.

[2] Syaikh rahimahullah mengajak kita merenungkan ayat kedua ini. Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada udzur bagi seorang pun untuk dinyatakan kafir setelah beriman kecuali orang yang dipaksa. Orang yang kafir atas dasar pilihannya dengan sebab adanya berbagai kepentingan, baik dilakukan dengan main-main, bakhil terhadap atasannya, untuk membela negerinya, atau yang semisal dengannya, maka dia termasuk kafir. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan memaafkan kekafirannya kecuali kalau dia dipaksa dengan syarat hatinya tetap mantap dalam keimanan.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog