Skip to main content

Syarah Kasyfu Syubuhat 68

Syarh Kasyf Asy Syubuhaat.

Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Fahd bin Nashir bin Ibrahim As-Sulaiman.

Bayu Abdurrahman.

Begitu juga dengan kisah-kisah yang telah kami sebutkan, yaitu tentang Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) memerangi orang-orang yahudi dan para sahabat (radhiyallahu 'anhum) memerangi Bani Hanifah. Begitu juga dengan hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam tentang keinginan beliau memerangi Bani Musthaliq tatkala ada seseorang mengabarkan kepada beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam bahwa mereka menolak membayar zakat, sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan ayat,

"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian seorang fasik membawa suatu berita, maka carilah dulu kejelasannya."

Kenyataannya orang tersebut berdusta. (Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ath Thabari, dan Ibnu Katsir. Ibnu Katsir berkata, "Hadits tentang masalah ini diriwayatkan dari berbagai jalan dan yang paling baik sanadnya adalah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad; para perawinya tsiqah). Semua ini menunjukkan bahwa yang dikehendaki Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dalam hadits-hadits yang mereka jadikan sebagai hujjah penjelasannya adalah seperti yang telah kita sebutkan di muka. [1]

Orang-orang musyrik itu masih memiliki syubhat yang lain. Mereka berkata, "Dalam hadits Nabi disebutkan bahwa manusia pada hari Kiamat beristighatsah (meminta pertolongan) kepada Adam, kemudian kepada Nuh, kemudian kepada Ibrahim, kemudian kepada Musa, kemudian kepada 'Isa, akan tetapi semuanya tak dapat melakukannya sehingga yang terakhir mereka meminta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Mereka mengatakan bahwa hadits ini merupakan dalil bahwa istighatsah kepada selain Allah bukan syirik."

Kita jawab, "Mahasuci Dzat yang mengunci mata hati musuh-musuh-Nya. Sesungguhnya istighatsah kepada makhluk dalam hal yang mereka mampu tidak kita ingkari. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang kisah Musa,

"Maka orang yang dari golongannya istighatsah (meminta pertolongan) kepadanya untuk mengalahkan orang yang dari pihak musuhnya." (QS. Al Qashash: 15)

Begitu juga seseorang yang meminta pertolongan kepada temannya dalam peperangan atau yang lainnya dalam perkara yang mampu memberikannya semua itu tidak kita ingkari. Yang kita ingkari adalah istighatsah dalam hal ibadah yang dilakukan di kuburan para wali atau di saat para wali itu di tempat yang jauh, bukan di hadapannya, dalam perkara-perkara yang tak seorang pun mampu memberikannya kecuali Allah semata. [2]

Penjelasan.

[1] Yakni sekadar mengucap la ilaha illallah bukan menjadi penghalang bagi seseorang untuk diperangi. Orang yang telah mengucapkan kalimat tersebut boleh diperangi apabila ada sebab yang mengharuskan dia diperangi.

[2] Mereka memiliki syubhat yang lain yakni istighatsah kepada selain Allah bukan syirik. Syubhat tersebut kita jawab dengan dua jawaban:

Pertama: Istighatsah kepada makhluk dalam hal yang mereka mampu. Ini tidak kita ingkari berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Musa ('alaihis salam),

"Maka orang yang dari golongannya istighatsah (meminta pertolongan) kepadanya (untuk mengalahkan) orang yang dari musuhnya. Musa meninjunya sampai mati." (QS. Al Qashash: 15)

Kedua: Bahwa manusia tidak meminta pertolongan kepada para Nabi yang mulia untuk menghilangkan kesulitan mereka, akan tetapi manusia meminta syafaat mereka di sisi Allah 'Azza wa Jalla agar kesulitan mereka dihilangkan. Ada perbedaan antara yang beristighatsah dengan makhluk untuk menghilangkan kesulitan dan kejelekan dengan meminta syafaat makhluk kepada Allah agar Allah menghilangkan kesulitan mereka.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog