Skip to main content

Pendahuluan Muhaqqiq (8) | Kemuliaan Rasulullah

Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul.

Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi.

Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Muhammad Iqbal Kadir.

a. Bantahan Hal Kitab.

Ada baiknya saya akan memperjelas segala sesuatunya dengan mempersembahkan kepada para pembaca sekalian beberapa contoh yang diangkat oleh As-Suyuthi dalam buku "Khashaish" tersebut, yang secara spesifik semoga dapat menjadi peringatan bagi para pembaca yang telah agak lalai dan sedikit melewatkan kekeliruan ini.

As-Suyuthi di dalam beberapa bab kitabnya menyebutkan bahwa dia telah menukil ucapannya dari makalah ini tanpa menyebutkan sumbernya. Dan saya telah menyebutkannya pada beberapa alinea. Akan saya sebutkan beberapa contoh hadits maudhu' yang ditulis oleh As-Suyuthi tersebut adalah:

1. Disebutkan pada pasal berikut no. 13 tentang kisah hidupnya ibunda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam serta keimanannya (juz 2 hal. 280), yang merupakan sebuah kisah palsu menurut beberapa ulama, seperti Ibnu Al Juaz, Ibnu Taimiyyah dan lain-lain.

Alasan yang menjustifikasi kisah tersebut palsu adalah, sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang ayahnya, beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjawabnya,

"Ayahku dan ayahmu masuk Neraka." (HR. Muslim dan lain-lain). Dan hadits ini shahih.

Kendatipun demikian, As-Suyuthi menganggap hadits pada beberapa tulisannya cacat dengan kecacatan yang tidak merusak inti hadits tersebut. Terlebih lagi ada beberapa bukti yang menyingkap bahwa hadits tersebut tidak mungkin di-dha'if-kan seandainya bukan karena hawa nafsu (kesalahan). Oleh karena itu, dia tidak mengutip hadits-hadits tersebut beserta tambahannya dalam kitab "Al Jami' Ash-Shaghir".

Dan pendapat yang paling bagus dalam mengomentari hadits ini adalah seperti yang dilontarkan oleh Syaikh Abdurrahman Al Yamani, yang juga dinukil oleh Asy-Syaukani, yang membawakan hadits-hadits itu dalam kitab "Al Ahadits Al Maudhu'ah" hal. 322. [9] "Alangkah banyaknya cinta membutakan orang, hingga dia berani melangkahi dalil dan memeranginya. Meskipun dia tahu bahwa hal itu, menafikan cinta yang hakiki yang berlandaskan syariat."

2. Disebutkan pada pasal 16, tentang sebuah riwayat Ibnu 'Asakir dari Ibnu Mas'ud (radhiyallahu 'anhu) yang diriwayatkan secara marfu',

"Allah telah berfirman kepadaku, 'Aku telah memberikan Ibrahim persahabatan-Ku, Aku berbicara dengan Musa. Sedangkan kepadamu, Muhammad, Aku berikan persahabatan dan cinta-Ku serta mengajakmu berbicara dengan berhadapan muka.'" (3/151)

Hadits ini adalah hadits maudhu'. Dr. Khalil Al Harras dalam komentarnya mengatakan, "Disebutkan dalam kitab "Al-La'ali". Hadits tersebut tidak shahih, karena hanya Maslamah sendiri yang meriwayatkannya, sedangkan periwayatannya juga tidak diterima (matruk)."

Menurut hemat saya, andaipun hadits tersebut adalah shahih, saya tetap akan menjadikannya sebagai dalil. Paling tidak, Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah melihat Tuhannya pada malam Isra' Mi'raj, dan tidak ada yang berbeda pendapat bahwa makna "kifahan" dalam hadits di atas, adalah bertatap muka tanpa ada hijab atau penghalang seperti yang termaktub dalam kitab "An-Nihayah".

Seolah-olah Dr. Khalil tidak memperhatikan maknanya, sehingga beliau mengomentari kata "Al Isra" dengan ucapan, "Pada malam tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala berbicara dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dengan bertatap muka tanpa ada perantara Malaikat." (3/111)

Adapun hadits-hadits lain yang serupa masih banyak. Kami cukup mengemukakan contoh-contoh dari ketiga jilid dari bukunya:

(Jilid I)

Hal: 17 - Ketika Adam melakukan kesalahan.

Hal: 18-19 - Penulisan nama Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam di 'Arsy.

Hal: 21 - Adzan Adam di India.

Hal: 151 - Melihat dalam kegelapan.

Hal: 173 - Makan harisah (nama sejenis makanan) dapat memberikan kekuatan selama 40 kali saat bersenggama.

Hal: 177 - Bumi menelan apa yang keluar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

9. Terbitan Maktabah Al Islami.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Bidayatu As-Suul fi Tafdili Ar-Rasul, Penulis: Imam Ibnu Abdussalam As-Sulami Asy-Syafi'i Ad-Dimasyqi, Pentahqiq: Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Kemuliaan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Penerjemah: Muhammad Iqbal Kadir, Editor: Ahmad Taufiq Abdurrahman, Sri Yulyastuti, Penerbit: Najla Press, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, September 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog