Skip to main content

Syarah Ushulus Sittah (6)

Syarh Al Ushul As Sittah.

Syarah Ushulus Sittah.

Penjelasan Enam Landasan Utama.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Bayu Abdurrahman.

Landasan Kelima.

Landasan kelima ini berisi penjelasan tentang wali-wali Allah dan perbedaan mereka dengan musuh-musuh Allah dari kalangan orang-orang munafik dan orang-orang jahat yang menyerupai mereka.

Dalam masalah ini cukuplah kita memperhatikan satu ayat dari surat Ali 'Imran yakni firman-Nya,

"Katakanlah, 'Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.'" (QS. Ali 'Imran: 31)

dan satu ayat dalam surat Al Maidah yakni firman-Nya,

"Hai orang-orang yang beriman, siapa di antara kalian yang murtad dari agama Allah, maka Allah akan mendatangkan satu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya." (QS. Al Maidah: 54)

serta satu ayat dalam surat Yunus yakni firman-Nya,

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak akan merasa ketakutan dan tidak pula merasa bersedih hati (yakni) orang-orang yang beriman dan mereka tetap bertakwa." (QS. Yunus: 62)

Kemudian makna wali-wali Allah ini dirubah oleh mereka yang mengaku memiliki ilmu dan sanggup memberi petunjuk kepada manusia serta menguasai ilmu-ilmu syari'at. Mereka menganggap bahwa wali-wali Allah adalah mereka yang meninggalkan teladan para Rasul, sedangkan yang meneladani para Rasul bukan termasuk wali. Selain itu, menurut mereka, para wali adalah mereka yang meninggalkan jihad, keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Barangsiapa yang berjihad, beriman dan bertakwa kepada Allah, maka dia bukan termasuk wali.

Ya Allah, kami mohon kepada-Mu ampunan dan keselamatan (dari anggapan sesat mereka). Sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan do'a.

Penjelasan.

Wali-wali Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, bertakwa kepada-Nya dan istiqamah menjalankan agama-Nya. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai kriteria sebagaimana disebutkan Allah dalam Al Qur'an,

"Ketahuilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, mereka adalah orang-orang yang beriman dan tetap bertakwa." (QS. Yunus: 62)

Tidak semua orang yang mengaku wali dapat dikatakan sebagai wali, karena setiap orang bisa saja mengaku-aku sebagai wali Allah. Bila ada orang mengaku sebagai wali, perlu kita lihat amalannya. Jika amalannya berdasarkan iman dan takwa, maka dia adalah seorang wali; jika tidak, maka dia bukanlah seorang wali. Sebenarnya orang yang mengaku dan menganggap diri sebagai wali saja menunjukkan bahwa dia bukan orang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena dia telah menganggap dirinya suci. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

"Janganlah kalian mengatakan bahwa diri kalian suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang bertakwa." (QS. An Najm: 32)

Seseorang yang mendakwakan dirinya sebagai wali Allah, berarti dia telah menganggap dirinya suci dan anggapan itu menyebabkan dia terjatuh ke dalam kemaksiatan dan apa yang dilarang Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini jelas menunjukkan bahwa dia bukan orang yang bertakwa. Wali-wali Allah tidak akan menganggap dirinya suci. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala secara sempurna. Mereka tidak menipu manusia dan mengelabui mereka dengan pengakuannya sebagai wali, lalu menyesatkan mereka dari jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Orang-orang yang mendakwakan dirinya sebagai wali, terkadang menyebut dirinya sebagai sayyid (tuan). Kalau kita mau memperhatikan mereka, niscaya kita akan tahu ternyata perbuatan dan tingkah laku mereka sangat jauh dari pengakuannya. Oleh karena itu, saya nasihatkan kepada saudara-saudaraku kaum Muslimin, jangan percaya kepada orang yang mengaku sebagai wali, sebelum mencocokkan kriteria wali Allah yang tercantum dalam nas Al Qur'an dan Sunnah.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog