Skip to main content

Syarah Ushulus Sittah (2/3)

Syarh Al Ushul As Sittah.

Syarah Ushulus Sittah.

Penjelasan Enam Landasan Utama.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Bayu Abdurrahman.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

"Sungguh, Kami telah mengutus pada setiap umat seorang Rasul (untuk menyeru), 'Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.'" (QS. An Nahl: 36)

Ayat-ayat yang membahas masalah ini banyak sekali.

Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, maka akan masuk Surga dan barangsiapa yang bertemu dengan Allah dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, maka akan masuk Neraka." (4)

Syirik terbagi dalam dua jenis:

Yang pertama, syirik besar. Syirik besar mengeluarkan seseorang dari Islam. Syirik besar adalah setiap syirik yang disebutkan oleh syariat dan meniadakan tauhid secara keseluruhan. Misalnya, melakukan ibadah shalat, menyembelih, bernadzar tidak karena Allah. Berdo'a tidak kepada Allah, tetapi kepada penghuni kubur atau kepada orang-orang yang berada di tempat lain dalam suatu urusan yang hanya bisa dilakukan jika ia bersama si peminta. Jenis-jenis syirik banyak diterangkan dalam buku-buku yang ditulis oleh para 'ulama.

Yang kedua, syirik kecil. Syirik kecil ialah setiap amalan dalam bentuk perkataan atau perbuatan yang disebutkan oleh syariat dengan syirik, tetapi tidak meniadakan tauhid secara mutlak, seperti bersumpah dengan nama selain Allah. Orang yang bersumpah dengan nama selain Allah tetapi tidka meyakini bahwa ada makhluk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala yang memiliki keagungan yang menyamai keagungan Allah, berarti dia melakukan syirik kecil. Contoh lain syirik kecil adalah riya'. Riya', meskipun syirik kecil, tetapi sangat berbahaya. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang riya' ini:

"Sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil." Beliau ditanya tentang hal tersebut, beliau menjawab, "Riya'." (5)

Akan tetapi, terkadang riya' itu bisa menjadi syirik besar. Ibnul Qayyim rahimahullah memisalkan syirik kecil dengan riya' yang ringan. Ini menunjukkan bahwa riya' bila sering dilakukan menjadi syirik besar. Sebagian ulama berpendapat bahwa firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik." (QS. An Nisa': 116)

adalah mencakup semua syirik, termasuk syirik kecil. Oleh karena itu, kita wajib berhati-hati terhadap semua bentuk syirik, karena hal itu sangat berbahaya. Allah berfirman,

"Sesungguhnya ornag yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti Allah mengharamkan Surga baginya. Tempat tinggal baginya adalah Neraka. Tidak ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun." (QS. Al Maidah: 72)

Apabila Surga telah diharamkan bagi orang yang berbuat syirik berarti dia akan kekal di Neraka selamanya. Sungguh, betapa merugi dunia dan akhirat orang yang berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak diragukan lagi, dia rugi di dunia karena hujjah dan peringatan telah sampai kepadanya akan tetapi dia tidak mau mengindahkannya. Dunianya tidak dapat memberi faedah kepadanya sedikit pun. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

"Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang merugi adalah orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat. Ketahuilah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.'" (QS. Az Zumar: 15)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

4. Diriwayatkan oleh Bukhari, kitab Al Ilmu bab "Man Khashsha bil Ilmi Qauman Duna Qaumin Karahiyah an La Yafhamu", Muslim kitab Al Iman bab "Man Mata La Yusrik billah Syaian Dakhala Al Jannah wa Man Mata Musyrikun Dakhala An Nar."

5. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad Juz 5 hlm. 428, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Iman hlm. 86 bab "Al Khuruj min Al Iman bi Al Ma'ashi", Al Haitsami dalam Al Majma' Juz 10 hlm. 222. Al Haitsami berkata, "Diriwayatkan oleh Thabrani dan periwayatnya adalah periwayat Ash Shahih selain Abdullah bin Syabib bin Khalid, tetapi dia tsiqah."

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Kasyf Asy Syubuhaat wa Yaliihi Syarh Al Ushul 'alaihis salam Sittah, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Penerbit: Dar Ats Tsarayya, Kerajaan Saudi Arabia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tahun: 1416 H/ 1996 M, Judul Terjemahan: Syarah Kasyfu Syubuhat Membongkar Akar Kesyirikan dilengkapi Syarah Ushulus Sittah, Penerjemah: Bayu Abdurrahman, Penerbit: Media Hidayah, Jogjakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Rabi'uts Tsani 1425 H/ Juni 2004 M.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog