Skip to main content

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (4/2)

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah).

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).

Muflih Safitra.

Syarah (Penjelasan) Al-Qawa'id Al-Arba' (4/2).

Sebagai penjelas dari hal di atas, kita katakan bahwa ibadah itu harus memenuhi dua syarat (agar bisa diterima Allah Subhanahu wa Ta'ala):

Pertama, dikerjakan dengan ikhlas untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. Oleh karena itu, barangsiapa mengalihkan ibadahnya kepada yang selain Allah, maka ibadahnya tertolak, terhapus, dan dibatalkan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam hadits qudsi,

"Aku adalah yang paling tidak butuh kepada sekutu, maka barangsiapa yang beramal suatu amalan untuk-Ku lantas ia dalam amalnya itu menyekutukan Aku dengan yang selain-Ku, maka Aku berlepas diri darinya dan yang ia sekutukan." (13)

Kedua, mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, karena mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan suatu ibadah yang tidak dituntunkan oleh Nabi yang mulia merupakan bid'ah. Bid'ah adalah suatu cara atau aturan dalam agama yang diada-adakan atau dibuat sendiri. Atau dengan makna lain yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu ibadah yang tidak ada ajarannya dalam syariat. Inilah yang dinamakan bid'ah.

Apabila ada seseorang yang mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mengerjakan bid'ah, maka hendaknya disampaikan kepadanya, "Ini adalah bid'ah, engkau justru berdosa ketika mengerjakannya." Akan tetapi ini tidak bermakna ia telah keluar dari agama Islam.

Sebagaimana dalam masalah shalat misalnya, shalat tidak akan dinamakan shalat jika tidak bersuci. Jika ada orang shalat, kita tanya apakah ia sudah bersuci sebelum memulai shalatnya? Jika ia mengatakan belum, berarti shalatnya tidak sah. Begitu juga dalam masalah tauhid dalam ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak akan sah kecuali memenuhi dua syarat, yaitu dikerjakan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam).

Sebagaimana shalat tidak dinamakan shalat kecuali jika telah bersuci, maka ibadah tidak dinamakan ibadah dalam makna syar'i kecuali jika diikuti dengan tauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Barangsiapa menyembah selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka ia berbuat syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta'ala) dalam ibadahnya. Yang ia kerjakan kita katakan sebagai ibadah dengan makna secara bahasa saja. Adapun dalam makna syar'i maka tidak disebut ibadah yang benar dan tidak diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

* "فإذا دخل الشرك في العبادة فسدت" (Jika kesyirikan masuk dalam sebuah ibadah, maka rusaklah ibadah itu).

Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

"Jika kamu mempersekutukan Allah (berbuat syirik), niscaya akan terhapus amalmu." (QS. Az-Zumar [39]: 65)

* "كالحدث إذا دخل في الطهارة" (...sebagaimana halnya jika hadats masuk dalam proses thaharah).

Sebagaimana thaharah yang apabila masuk padanya hadats akan merusak dan membatalkannya, maka begitu pula amal jika masuk padanya kesyirikan maka akan merusak dan membatalkannya.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

13. HR. Muslim No. 2985.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog