Skip to main content

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (10/2)

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah).

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).

Muflih Safitra.

Syarah (Penjelasan) Al-Qawa'id Al-Arba' (10/2).

Matahari dan bulan adalah tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang hanya Dia yang mengatur keduanya. Tidak boleh sedikitpun menujukan ibadah kepada keduanya, karena ibadah itu merupakan hak Allah semata, sebagaimana yang difirmankan-Nya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sujud kepada matahari maupun bulan, tapi sujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika Dialah yang hendak kamu sembah." (QS. Fushshilat [41]: 37)

Tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang disebutkan dalam ayat ini adalah tanda-tanda yang jelas dan nyata, di mana orang-orang berakal akan mengakui itu semua sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika mereka merenungkannya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam dan siang) maknanya adalah malam dan siang merupakan dua tanda kekuasaan Allah yang agung. Begitu pula matahari dan bulan. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menyambung dengan firman-Nya (Janganlah sujud kepada matahari maupun bulan). Ini dikarenakan sujud merupakan bagian dari ibadah, sementara ibadah tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Adapun matahari dan bulan, keduanya hanyalah tanda kekuasaan Allah sehingga tidak boleh menujukan ibadah kepada keduanya ataupun salah satunya.

Ayat yang berbunyi (sujudlah kepada Allah yang menciptakannya) maksudnya, jika kamu adalah orang yang bertauhid dalam ibadah, maka janganlah kamu bersujud kepada matahari dan bulan, tetapi sujudlah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pada penggalan berikutnya (jika Dialah yang hendak kamu sembah), objek pada kalimat ini (Dialah) didahulukan sehingga maknanya adalah tidak menyembah seorang pun, melainkan Dia saja.

2. Dalil yang melarang menyembah Malaikat.

"Dan dia (Nabi) tidak memerintahkan kalian untuk menjadikan para Malaikat dan Nabi sebagai sembahan." (QS. Ali 'Imraan [3]: 80)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog