Skip to main content

Wafat Nabi | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ketiga.

Ma'rifatun Nabi.
Mengenal Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Beliau memikul ini semua selama sepuluh tahun. Setelah itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam pun wafat 1), sedangkan agamanya tetap kekal. Inilah agama beliau; tiada suatu kebaikan pun melainkan telah beliau tunjukkan kepada umat dan tiada suatu keburukan pun melainkan beliau peringatkan kepada umat agar dijauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan adalah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Sedangkan keburukan yang beliau peringatkan adalah syirik serta segala yang dibenci dan dimurkai oleh Allah.

Syarah:

1) Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam memikul semuanya ini selama sepuluh tahun, dihitung dari sejak hijrahnya beliau ke Madinah. Manakala Allah 'Azza wa Jalla telah menyempurnakan agama melalui beliau serta telah mencukupkan nikmat atas orang-orang yang beriman, maka Allah memilih beliau untuk berada dekat di sisi-Nya beserta para Nabi, shiddiqin, syuhada' dan shalihin. Mula-mulanya beliau ditimpa sakit di akhir bulan Shafar dan awal bulan Rabi'ul Awal. Beliau pun keluar rumah menuju ke tengah-tengah manusia dengan membalut kepalanya, lalu naik ke atas mimbar dan bersyahadat. Setelah itu, ucapan beliau yang pertama-tama adalah beristighfar untuk para syuhada' yang terbunuh di Perang Uhud. Selanjutnya beliau bersabda, "Sesungguhnya, seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang ada telah diberi pilihan oleh Allah antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya, lalu ia memilih apa yang ada di sisi-Nya!" Abu Bakar dapat memahaminya sehingga ia pun menangis seraya berkata, "Demi ayah dan ibuku! Kami akan tebus engkau dengan ayah-ayah kami, ibu-ibu kami, anak-anak kami, diri-diri kami sendiri, dan dengan harta-harta kami!" Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) kemudian bersabda, "Pelanlah, wahai Abu Bakar!" Selanjutnya beliau bersabda, "Jika ada manusia yang mengasuransikan kepadaku mengenai persahabatan dan hartanya, maka dialah Abu Bakar. Seandainya aku (boleh) mengambil seorang khalil (kekasih atau teman dekat) selain Rabbku, maka tentulah aku telah menjadikan Abu Bakar; namun yang ada adalah kekhalilan dan kasih sayang Islam." (63) Beliau memerintahkan Abu Bakar untuk mengimami shalat berjamaah bersama para sahabat. Dan, pada hari Senin, tanggal dua belas atau tiga belas Rabi'ul Awwal tahun kesebelas hijrah, Allah 'Azza wa Jalla memilih beliau untuk berada di sisi-Nya. Ketika beliau ditimpa sakit tersebut, maka beliau mencelupkan tangannya di dalam air yang ada padanya dan kemudian mengusap wajahnya dengan mengatakan, "La ilaha illallah! Sesungguhnya mati itu ada sekaratnya." Kemudian beliau membuka matanya untuk menatap ke langit dengan mengatakan, "Ya Allah, aku hendak berada di sisi Teman Yang Maha Tinggi?!" (64) Pada hari itu pula beliau wafat. Orang-orang pun bingung karenanya, dan memang sudah wajar kalau mereka bingung, sehingga tibalah Abu Bakar yang kemudian langsung naik ke atas mimbar lalu bertahmid dan memuji Allah, kemudian berkata, "Amma ba'du! Siapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Namun siapa yang menyembah Allah, maka Allah hidup dan selamanya tidak akan mati!" Selanjutnya Abu Bakar membaca ayat:

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, yang juga telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika ia wafat atau terbunuh, lantas kalian berbalik ke belakang (murtad)..." (Ali 'Imran [3]: 144)

"Sesungguhnya kamu (Muhammad) pasti mati, dan mereka pun pasti mati juga." (Az-Zumar [39]: 30)

Tangis para sahabat pun semakin menjadi-jadi, dan mereka pun tahu bahwa beliau telah meninggal. Beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam dimandikan dengan tetap mengenakan pakaiannya sebagai penghormatan terhadapnya. Kemudian dikafani dengan tiga kain, yakni tiga lapis kain yang berwarna putih hasil tenunan; tidak mengenakan gamis atau sorban. Para sahabat pun menshalatkan beliau secara bebas tanpa imam. Kemudian beliau dikuburkan pada malam Rabu setelah usainya pembaiatan terhadap Khalifah sepeninggal beliau. Semoga seutama-utamanya shalawat serta sesempurna-sempurnanya salam dari Rabbnya tercurah atas beliau.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

63. HR. Bukhari, Kitabul Masajid, bab "Al-Khaukhah wal Mamar fil Masjid".

64. HR. Bukhari, Kitabul Maqhazi, bab "Maradhun Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam wa Wafatuhu".

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog