Skip to main content

Rukun Keempat: Iman Kepada Rasul | Rukun Iman yang Enam | Tingkatan Kedua: Iman | Tingkatan-tingkatan Din | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Kedua.

Ma'rifatud Din.
Mengenal Dinul Islam.

4) Kata rusul merupakan bentuk jamak dari kata rasul artinya mursal, yakni mab'uts (yang diutus) untuk menyampaikan sesuatu. Namun yang dimaksudkan di sini (menurut pengertian syara') adalah manusia yang diberi wahyu (oleh Allah) berupa syara', dan diberi tugas untuk menyampaikannya.

Rasul pertama adalah Nuh ('alaihis salam), dan yang terakhir adalah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu itu kepada Nuh dan Nabi-nabi sesudahnya." (An-Nisa` [4]: 163)

Dalam Shahihul Bukhari mengenai hadits syafaat disebutkan riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah menuturkan, "Kelak manusia akan datang kepada Nabi Adam agar ia berkenan memberikan syafaat kepada mereka, namun ternyata Nabi Adam meminta maaf kepada mereka (tidak bisa memberi syafaat) seraya berkata kepada mereka, 'Datanglah kepada Nuh sebagai Rasul pertama yang diutus oleh Allah...'" (42)

Tentang Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak laki-laki di antara kami, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para Nabi." (Al-Ahzab [33]: 40)

Setiap umat tidak pernah kosong dari seorang Rasul yang diutus oleh Allah 'Azza wa Jalla dengan membawa syariat tertentu untuk kaum (umat)nya, atau tidak pernah pula kosong dari seorang Nabi yang diberi wahyu (oleh Allah) dengan syariat Nabi sebelumnya untuk melakukan pembaharuan syariat tersebut. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada setiap umat agar menyerukan, 'Ibadahilah Allah saja, dan jauhilah Thaghut!'" (An-Nahl [16]: 36)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan." (Fathir [35]: 24)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Dengan kitab itu pula, diputuskan perkara orang-orang yahudi." (Al-Ma`idah [5]: 44)

Para Rasul adalah manusia biasa yang juga merupakan makhluk Allah. Mereka sama sekali tidak memiliki karakteristik rububiyah maupun uluhiyah. Allah 'Azza wa Jalla berfirman tentang Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam yang merupakan 'penghulu'nya para utusan yang paling tinggi martabatnya di sisi Allah 'Azza wa Jalla, "Katakanlah (hai Muhammad), 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa untuk menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki oleh Allah. Sekiranya aku dapat mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya, dan aku tidak akan pernah ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (Al-A'raf [7]: 188)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak pula suatu kemanfaatan.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku sekali-kali tidak seorang pun yang dapat melindungiku dari (adzab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung daripada-Nya." (Al-Jinn [72]: 21-22)

Para Rasul justru mempunyai karakter-karakter kemanusiaan, seperti sakit, mati, butuh makan atau minum dan sebagainya. Dalam mensifati Rabbnya, Ibrahim 'alaihis salam berkata -sebagaimana dituturkan oleh Al-Quran-, "Dialah (Rabbku) yang telah memberikan makan dan minum. Apabila aku sakit, Dialah pula yang menyembuhkan aku. Dia juga yang mematikanku, dan kemudian menghidupkannya (kembali)." (Asy-Syu'ara [42]: 79-91)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

42. HR. Al-Bukhari, Kitabut Tauhid, bab "Kalamullah ma'al Anbiya` yaumal Qiyamah"; dan juga Muslim, Kitabul Iman, bab "Adna Ahlil Jannah Manzilan".

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog