Skip to main content

Muqaddimah Pensyarah (2) | Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah).

Syarah Al-Qawa'id Al-Arba'.

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama).

Muflih Safitra.

Muqaddimah Pensyarah (2).

Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan menurunkan kepadanya sebuah kitab yang agung, yaitu Al-Qur'an yang mulia, yang di dalamnya terdapat petunjuk, penjelasan dan dalil-dalil yang qath'i (pasti) dan dapat diterima oleh akal sehat, serta mengajak untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu, perintah yang pertama kali akan didapatkan oleh orang yang membaca Al-Qur'an adalah perintah dalam firman-Nya:

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah [2]: 21)

Perintah dalam ayat ini merupakan seruan dan ajakan yang ditujukan kepada segenap manusia.

Di dalam ayat ini terdapat perintah untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam peribadatan. Di dalamnya juga terdapat dalil yang menunjukkan kewajiban pengesaan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, di mana Dia adalah satu-satunya yang menciptakan manusia, baik manusia yang dijadikan objek perintah dalam ayat ini, maupun orang-orang sebelum mereka. Dengan demikian, manusia yang diciptakan hanya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sudah selayaknya menunjukan ibadahnya juga hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala semata.

Selain itu, di dalam ayat ini juga terkandung penjelasan tentang manfaat yang akan dipetik oleh hamba yang mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam ibadahnya, yaitu sebagaimana yang difirmankan-Nya, "...agar kamu bertakwa."

Setelah itu terdapat ayat-ayat berikutnya yang merupakan dalil penjelas tentang prinsip tauhid ini. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pun mendakwahkannya hingga manusia menyambut seruannya secara berkelompok maupun individu.

Prinsip tauhid ini akhirnya menyebar di kalangan manusia. Mereka pun menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala saja. Namun, seiring perkembangan zaman, manusia mulai meremehkan berbagai perkara yang sebenarnya merupakan jalan menuju kesyirikan, yang Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam dahulu telah menutup jalan-jalan tersebut. Akan tetapi, karena manusia meremehkannya, seiring berlalunya waktu manusia pun akhirnya menyembah yang selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Di paruh kedua abad ke-10 Hijriyah, penyembahan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyebar di berbagai belahan penjuru dunia, khususnya di negeri Arab. Manusia menujukan ibadah mereka kepada manusia lainnya, pepohonan, bebatuan dan sebagainya. Mereka menganggap bahwa manusia atau benda-benda tersebut mampu mendatangkan manfaat dan menimbulkan mudharat, meskipun sebenarnya hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala saja yang mampu melakukannya. Manusia menyembah benda-benda tersebut, disertai doa, rasa khauf (takut) dan raja' (pengharapan) serta shalat yang dilakukan ke arah atau di sisi benda itu.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba' (Syarah Mutun Al-Aqidah), Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, Penulis Syarah: Syaikh Saad bin Nashir Asy-Syatsriy hafizhahullah (Dewan Penasihat Kerajaan Saudi Arabia dan Mantan Anggota Haiah Kibaril Ulama), Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Al-Qawa'id Al-Arba', Penerjemah: Muflih Safitra, Penerbit: Naashirussunnah, Jakarta - Indonesia, Cetakan ke-1, Rabi'ul Akhir 1437 H/ Februari 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog