Skip to main content

Buah Iman Kepada Takdir (2) | Rukun Kelima: Iman Kepada Takdir | Rukun Iman yang Enam | Tingkatan Kedua: Iman | Tingkatan-tingkatan Din | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Kedua.

Ma'rifatud Din.
Mengenal Dinul Islam.

Dalam masalah qadar ini, ada dua golongan yang tersesat:

Pertama: Golongan Jabariyah. Yaitu, mereka yang mengatakan bahwa manusia itu dipaksa atas perbuatannya, dan ia tidak punya kehendak (iradah) maupun kemampuan (qudrah) terhadap perbuatannya itu.

Kedua: Golongan Qadariyah. Yaitu, mereka yang mengatakan bahwa manusia itu 'merdeka' dalam melakukan perbuatan-perbuatannya, dalam hal kehendak maupun kemampuan. Kehendak dan kemampuan Allah tidak berdampak pada perbuatannya.

Golongan Jabariyah dapat dibantah dengan dasar syara' maupun keyakinan.

Tentang dalil syara', maka sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menetapkan adanya kehendak dan kemauan pada diri manusia serta menyadarkan perbuatan kepadanya juga. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Di antara kalian ada yang menghendaki dunia dan ada pula yang menghendaki akhirat." (Ali 'Imran [3]: 152)

"Katakanlah, 'Kebenaran itu dari Rabbmu. Barangsiapa yang menghendaki (iman) silakan beriman; dan barangsiapa yang menghendaki (kafir), biarlah kafir.' Sesungguhnya Kami telah mempersiapkan bagi orang-orang zalim itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka..." (Al-Kahf [18]: 29)

"Barangsiapa mengerjakan amal shalih, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri pula. Dan sekali-kali Rabbmu tidak akan menganiaya hamba-hamba-Nya." (Fushshilat [41]: 46)

Adapun bukti dari kenyataan bahwa sebenarnya manusia itu dapat mengetahui perbedaan antara perbuatan-perbuatannya yang bersifat ikhtiyari yang dilakukan berdasarkan kehendaknya, seperti makan-minum dan jual beli, dan yang terjadi pada dirinya tanpa kehendaknya, seperti gemetar karena demam dan jatuh dari teras. Pada contoh yang pertama, ia melakukannya dengan ikhtiar (usaha) sesuai dengan kehendaknya tanpa paksaan; sedangkan pada contoh yang kedua, tanpa ikhtiar dan ia tidak menghendaki hal itu terjadi pada dirinya.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog